Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs C3I
Implikasi Pandangan Allah Tentang Pekerjaan
Edisi C3I: edisi 349 - Suami dan Pekerjaan
Tanya:
Apakah implikasi pandangan Allah bagi saya tentang bekerja?
Jawab:
Semua pekerjaan yang halal merupakan perluasan dari pekerjaan Allah.
Pekerjaan halal adalah pekerjaan yang memberi kontribusi pada apa yang dikehendaki Allah agar dilaksanakan di dalam dunia dan yang tidak secara aktif memberi kontribusi kepada apa yang tidak disukai Allah. Pekerjaan yang merusak ciptaan Allah -- pelacuran dan pencurian -- merupakan perusak pekerjaan Allah. Walaupun kejahatan memang memengaruhi pekerjaan yang halal, tetapi pekerjaan itu sendiri baik dan merupakan kontribusi untuk dapat mencapai sasaran Allah.
Kaitan antara pekerjaan yang kita lakukan dan bagaimana pekerjaan itu memberi kontribusi kepada pekerjaan Allah tidak selalu tampak jelas.
Kebanyakan pekerja "sekuler" merasa bahwa Allah paling tertarik pada ajaran yang bersifat religius. Kepercayaan ini didasarkan atas empat anggapan yang keliru berikut ini.
-
Allah jauh lebih tertarik pada jiwa manusia daripada pada tubuh mereka.
-
Hal-hal kekal itu jauh lebih penting daripada hal-hal yang ada pada saat ini.
-
Kehidupan itu sendiri terbagi menjadi yang sakral dan yang sekuler.
-
Para pendeta dan utusan Injil itu lebih penting bagi rencana Allah daripada orang-orang yang bekerja dalam bidang "sekuler".
Akan tetapi, Alkitab menyatakan dengan jelas bahwa Allah tertarik pada manusia seutuhnya, bukan hanya jiwanya. Itu sebabnya, orang yang membuat karung yang akan digunakan untuk mengangkut bahan makanan sehingga akhirnya bisa sampai ke meja makan Anda, itu memberi kontribusi yang sama dalam pekerjaan Allah seperti seorang guru, juru rawat, atau utusan Injil.
Selanjutnya, apa yang terjadi, baik dalam kekekalan maupun dalam waktu yang fana ini, adalah sepenuhnya nyata dan penting bagi Allah. Dengan menjadi mitra atau rekan Allah dalam membuat sesuatu supaya alam semesta yang fana ini dapat berjalan dengan mulus dan memuliakan Allah, itu sama juga seperti menjadi rekan kerja Allah dalam penginjilan. Memang benar bahwa kekekalan adalah tujuan akhir kita, dan bahwa tujuan kita harus memengaruhi segala sesuatu yang kita kerjakan hari ini. Namun, hal ini juga berarti bahwa kita perlu memuliakan Allah dalam segala cara yang mungkin -- dalam pekerjaan kita sama seperti dalam doa, kebaktian, dan percakapan kita tentang Injil. Jika Allah telah merancang Anda untuk menjadi arsitek atau tukang kayu, membangun rumah untuk memuliakan Allah sekarang adalah salah satu cara terbaik yang diberikan Allah kepada Anda untuk menceritakan kepada setiap orang bahwa kehidupan Anda -- dan seharusnya kehidupan mereka -- juga diarahkan pada kehidupan yang kekal bersama-sama dengan Allah.
Pekerjaan yang baik merupakan segi yang penting dari penyebarluasan Injil dalam kehidupan Anda sehari-hari.
Allah telah memberi amanat kepada semua orang Kristen untuk menjadi saksi kebenaran Injil. Akan tetapi, berbicara mengenai Kristus bukanlah satu-satunya segi dari kesaksian Kristen. Perkataan kita tidak akan berarti apa-apa jika perkataan itu tidak didukung dengan kehidupan yang mencerminkan komitmen kita terhadap kedua hukum utama yang diberikan Tuhan Yesus: mengasihi Allah dan mengasihi orang lain (Matius 22:34-40). Salah satu cara utama untuk menunjukkan kasih kepada Allah adalah dengan bekerja bersama dengan Dia dalam memelihara alam fisik yang diciptakan-Nya -- dengan mencerminkan gambar Allah dalam pekerjaan yang berguna. Dan, salah satu cara utama kita dapat menunjukkan kasih kepada orang lain adalah dengan melakukan pekerjaan yang memberi kontribusi pada kesejahteraan mereka. Apabila orang melihat kita melakukan pekerjaan dengan integritas dan segala perhatian, demi kebaikan orang dan produk yang ditangani, kita memperoleh rasa hormat dan perhatian dari mereka tentang apa yang telah memotivasi kita.
Bagi kebanyakan dari kita, tempat kerja kita adalah daerah misi kita yang utama. Namun, pekerjaan yang kita lakukan bukan merupakan pekerjaan yang sekunder jika dibandingkan dengan pekerjaan yang "sebenarnya", yaitu bersahabat dan memberitakan Injil. Malah, melakukan pekerjaan "sekuler" kita dengan baik merupakan salah satu cara utama kita untuk dapat memperagakan Injil dan memuliakan Allah.
Tidak perlu menjadi bosan atau merasa diri tidak berguna.
Bekerja merupakan salah satu cara utama untuk menggenapi kedua perintah agung untuk mengasihi. Melalui bekerja, kita mengasihi Allah dan orang lain dengan:
-
melayani orang,
-
memenuhi kebutuhan kita sendiri,
-
memenuhi kebutuhan keluarga kita,
-
mencari uang agar dapat memberi kepada orang lain, dan
-
bekerja bersama Allah melaksanakan tugas yang ingin dilaksanakan Allah.
Apabila kita menyadari bahwa Allah telah menempatkan kita dalam suatu pekerjaan supaya kita dapat memberi kontribusi pada ciptaan-Nya, betapa sekuler pun sifatnya, hal itu akan memberikan perasaan bermartabat dan bertujuan kepada pekerjaan kita.
Karier Anda tidak merumuskan siapa Anda.
Kebudayaan kita hampir memuja soal bekerja. Sikap ini seolah-olah mempunyai kepercayaan yang berikut ini:
-
Tujuan akhir dari pekerjaan adalah untuk memenuhi diri Anda sendiri.
-
Keberhasilan dalam hidup berarti keberhasilan dalam pekerjaan.
-
Anda dapat mengukur seberapa besar kesuksesan seseorang dari kekayaan materinya, profesinya, atau statusnya dalam pekerjaan. Citra lebih dipentingkan daripada kenyataan.
-
Anda harus melakukan apa saja untuk menyelesaikan pekerjaan Anda.
Namun, dalam pandangan Allah, tujuan akhir dari pekerjaan adalah untuk memuliakan Allah dengan bekerja bersama Allah dan melayani orang lain. Sukses dalam hidup diukur lebih banyak dari bagaimana baiknya kita telah mengasihi dan bukan dari bagaimana status kita dalam pekerjaan. (Orang yang pernikahannya berantakan, yang anak-anaknya kecanduan obat bius, dan yang tidak disukai bawahannya, telah gagal dalam pemandangan Allah, sekalipun ia sangat sukses dalam usahanya.) Allah tertarik pada hati, bukan pada penampilan lahiriah. Dan, walaupun Allah memuji jika kita melakukan segala sesuatu agar pekerjaan itu dapat selesai (kerja keras, efisiensi, perencanaan), tidak ada yang dapat membuat moral yang dibengkokkan atau hal menyakiti orang lain dianggap benar.
Alasan mengapa orang terdorong untuk melakukan "apa saja yang mungkin" adalah karena mereka berpikir bahwa karier mereka yang menentukan nilai mereka. Akan tetapi, identitas orang Kristen adalah sebagai anak dari Allah yang hidup, seorang mitra kerja, dan ahli waris bersama Kristus.
"Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia membinasakan atau merugikan dirinya sendiri?" (Lukas 9:25)
Dengan menemukan identitas Anda di dalam Kristus, maka Anda akan dimerdekakan dari kesia-siaan dan keputusasaan dalam usaha Anda untuk senantiasa menaiki anak tangga keberhasilan dalam karier Anda, sekadar untuk membuktikan nilai atau harga diri Anda.
Menang bukanlah perkara satu-satunya.
Tugas kita adalah melakukan pekerjaan Allah, dengan cara Allah, dan memercayakan hasilnya kepada Allah. Di dalam kedaulatan-Nya, Ia dapat mengizinkan kita mengalami kesusahan atau keberhasilan untuk mendewasakan kita dan menunjukkan kepada dunia bagaimana kita menangani kesusahan atau keberhasilan. Namun, segala sesuatu senantiasa ada dalam tangan pengendalian-Nya.
Diambil dan disunting seperlunya dari:
Judul asli buku | : | A Compact Guide to the Christian Life |
Judul buku terjemahan | : | Kompas Kehidupan Kristen |
Judul bab | : | Bekerja dan Beristirahat |
Penulis | : | K. C. Hinckley |
Penerjemah | : | Gerrit J. Tiendas |
Penerbit | : | Yayasan Kalam Hidup, Bandung 1989 |
Halaman | : | 226 -- 229 |