Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs C3I
Masa Sekolah Dasar: Umur 6 Sampai 12 Tahun
Edisi C3I: e-Konsel 212 - Mengenal dan Membimbing Anak Usia Sekolah Dasar
PERKEMBANGAN SEKSUAL
Penting bagi anak-anak laki-laki maupun anak perempuan usia SD untuk mengidentifikasi diri mereka dengan orang dewasa yang berjenis kelamin sama dengan mereka. Tanpa identifikasi semacam itu, anak-anak mungkin akan mengalami ketidakmampuan menyesuaikan diri secara seksual dalam pernikahan atau cenderung menjadi homoseks.
Anak usia SD biasanya mengembangkan sikap memandang rendah anak perempuan atau hal-hal yang berbau perempuan. Hampir semua anak laki-laki dan perempuan kadang-kadang berharap untuk menjadi lawan jenisnya, sehingga mereka mengembangkan sikap merendahkan untuk menekan keinginan itu selama tahun-tahun tersebut. Anak laki-laki dan anak perempuan perlu ditolong untuk mengembangkan sikap bersyukur menjadi diri mereka dan perlu ditolong pula untuk melihat bahwa diciptakan menjadi laki-laki dan perempuan memiliki keuntungan masing-masing.
Pendidikan seks sangat penting selama tahun-tahun usia SD. Hal itu harus dilakukan secara bertahap dengan menjawab setiap pertanyaan yang diajukan anak. Orang tua yang menjawab pertanyaan anak dengan jujur dan apa adanya berarti telah membantu anak-anak mereka mengetahui seluruh fakta kehidupan pada saat mereka berumur 10 atau 11 tahun. Menstruasi harus dijelaskan lebih awal kepada anak-anak perempuan pada usia sekolah dasar karena permulaan mens rata-rata terjadi antara umur 9 sampai 16 tahun, dengan rata-rata umur 13 tahun di Amerika Serikat (Malina, 1979). Permulaan pubertas pada anak laki-laki bisa lebih lambat, biasanya sekitar umur 13 -- 15 tahun. Itulah sebabnya anak perempuan kelas 1 SMP sering lebih besar daripada anak laki-laki.
PERKEMBANGAN SOSIAL
Anak-anak usia SD mengembangkan rasa memiliki dengan cara berpartisipasi dalam kelompok. Mereka juga mengembangkan sikap bertanggung jawab dengan berbagi tugas bersama kakak-kakaknya. Rasa memiliki dan tanggung jawab merupakan prasyarat untuk perkembangan calon pemimpin. Anak-anak harus belajar taat sebelum mereka bisa belajar untuk memimpin dengan efektif. Konsep diri mereka terus berkembang ketika mereka memandang diri mereka melalui kacamata teman sebaya, orang tua, dan tokoh penguasa. Interaksi dengan orang dewasa dan anak-anak lain menjadi semakin penting.
Permainan di antara anak-anak seumur ini -- entah itu permainan bola atau domino -- ditandai dengan organisasi yang buruk, percekcokan yang panas tentang peraturan, skor yang tidak benar, dan tuduhan curang. Anak-anak senang jika menang, tetapi mereka harus belajar untuk bekerja sama dalam tim -- kemampuan untuk bekerja dengan alasan yang sama dengan anak lain. Mereka senang bermain kelereng dan bertukar buku komik. Orang tua jangan berpandangan bahwa semua buku komik sama. Buku-buku dewasa dengan rating X beredar dalam format komik bersamaan dengan "buku-buku humor" yang relatif tidak merusak dan buku klasik kesusastraan. Pada ekstrem satunya terdapat komik Kristen. Tidak terlalu dini bagi anak-anak Kristen untuk dipisahkan melalui norma yang lebih tinggi sebagai saksi Kristus bagi orang lain.
MASALAH UMUM ANAK USIA SD
1. Kematian
Kematian dalam keluarga bisa menjadi pengalaman yang mendewasakan anak-anak jika ditangani dengan benar. Biasanya, anak-anak melalui tahap-tahap dukacita yang sama seperti orang dewasa ketika mereka mempelajari tentang kematian atau kematian yang akan datang dalam keluarga. Anak-anak yang lebih muda mungkin mengalami kepahitan atau kemarahan terhadap orang tua yang hampir mati atau sudah mati karena mereka percaya bahwa orang tua itu memilih untuk meninggalkan mereka. Mereka juga merasa bersalah dan menyalahkan diri sendiri atas kematian orang tuanya. Sangat baik mengikutkan anak-anak dalam upacara pemakaman orang yang dikasihi, jika mereka memilih untuk ikut, dan untuk mengungkapkan dukacita tanpa menekan perasaan yang sesungguhnya. Jika tidak diizinkan untuk mengungkapkan perasaannya, anak-anak mungkin akan mengalami konflik yang tidak terselesaikan pada saat mereka dewasa.
2. Kakek Nenek
Kakek nenek dan anggota keluarga lain sebaiknya tidak tinggal bersama keluarga, kecuali ada kepastian bahwa hal itu tidak banyak menimbulkan konflik. Banyak keluarga yang menyesal karena mengizinkan kakek nenek tinggal bersama mereka, dan sangat sulit membatalkan komitmen itu. Namun, beberapa orang melaporkan bahwa kakek nenek yang tinggal bersama mereka membuat hidup mereka lebih berarti. Jika kakek nenek tidak tinggal dengan keluarga, umumnya mereka diharapkan tinggal tidak terlalu jauh. Anak-anak sering kali memiliki hubungan khusus dengan kakek nenek mereka dan hubungan yang kuat anak laki-laki dengan kakek atau anak perempuan dengan nenek membantu memperkuat peranan seks mereka. Orang tua harus membantu merawat kakek nenek karena hal ini memberi kesempatan kepada anak-anak untuk mengamati dan mengajar mereka untuk melakukan hal yang sama ketika orang tua mereka lanjut usia kelak (1 Timotius 5:8).
3. Cacat
Penelitian dari Minde dan rekan-rekan (1972) menemukan bahwa anak-anak SD yang cacat menyadari bahwa cacat mereka tidak akan hilang. Biasanya, dengan menyadari hal itu mereka akan mengalami depresi. Orang tua perlu membantu anak-anak menerima kondisi mereka, dan melihat bagaimana Allah bisa memakai cacat mereka, serta menunjukkan bagaimana mereka bisa meleburkan masalah mereka ke dalam rencana hidup mereka.
Diambil dan disunting seperlunya dari: | ||
Halaman | : | 33 -- 35 |
Judul Buku | : | Pengantar Psikologi & Konseling Kristen 2 |
Pengarang | : | Paul D. Meier; Frank B. Minirth, M.D.; Frank B. Wichern, PH.D; Donald E. Ratcliff, PH.D |
Penerbit | : | PBMR ANDI |
Kota | : | Yogyakarta |
Tahun | : | 2004 |