Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs C3I
Memperkuat Rasa Percaya Diri
Edisi C3I: e-Konsel 164 - Masalah Tidak Percaya Diri
Tuhan berfirman kepada Yosua: "Bukankah telah Kuperintahkan kepadamu: kuatkan dan teguhkanlah hatimu? Janganlah kecut dan tawar hati, sebab TUHAN, Allahmu, menyertai engkau, ke manapun engkau pergi." (Yosua 1:9) Menurut Samuel Johnson, "Percaya diri merupakan syarat utama untuk pekerjaan yang besar." Hal ini berlaku baik untuk non-Kristen maupun orang Kristen sendiri, namun apa yang dibutuhkan orang Kristen mungkin lebih dari itu, yaitu rasa percaya kepada Tuhan. Pendapat lainTuhan berfirman kepada Yosua: "Bukankah telah Kuperintahkan kepadamu: kuatkan dan teguhkanlah hatimu? Janganlah kecut dan tawar hati, sebab TUHAN, Allahmu, menyertai engkau, ke manapun engkau pergi." (Yosua 1:9)
Menurut Samuel Johnson, "Percaya diri merupakan syarat utama untuk pekerjaan yang besar." Hal ini berlaku baik untuk non-Kristen maupun orang Kristen sendiri, namun apa yang dibutuhkan orang Kristen mungkin lebih dari itu, yaitu rasa percaya kepada Tuhan.
Pendapat lain menunjukkan, "Musa tidak percaya diri saat Tuhan memanggilnya. Apakah Yosua memiliki rasa percaya diri yang tinggi, mengapa Allah memberitahunya supaya tidak takut? Gideon sebenarnya tidak percaya diri. Bisa dimengerti bila murid-murid Yesus hanya memiliki kepercayaan diri yang kecil, sampai mereka dipenuhi Roh Kudus. Ketika Yesus ditangkap, mereka melarikan diri. Tidak diragukan lagi, saya pun akan melakukan hal yang sama jika saya ada dalam keadaan seperti itu. Apakah Paulus memiliki kepercayaan diri yang besar dalam segala situasi, mengapa Allah mengutus malaikat mendatanginya untuk mengatakan kepadanya agar jangan takut ketika dia berada di penjara? Allah berulang kali memberitahu Daud agar jangan takut.
Rasa percaya diri yang kurang bagi sebagian besar orang sama halnya dengan nilai pelajaran karena kita semua sedikit banyak berusaha untuk mencapainya. Bagaimana kita mengatasinya?
Pertama, kita tidak perlu mengupayakan kegagalan. Tapi upayakanlah keberhasilan atas apa yang dapat kita lakukan, bukan pada apa yang tidak bisa kita lakukan! Sebagai contoh, saya seorang tukang batu yang payah, tapi hal itu tidak membuat saya menjadi orang payah atau buruk.
Kedua, yang lebih penting lagi, rasa percaya diri itu harus dibentuk dari dalam, yaitu membentuk keyakinan pada diri sendiri. Hal ini bisa dilakukan dengan menjadi orang yang terbuka, jujur, dan transparan paling tidak dengan salah satu atau dua orang dari teman yang kita percaya, yang kepadanya kita bisa menceritakan semua keburukan kita. Saat mereka mengasihi dan menerima kita apa adanya, sedikit demi sedikit kita bisa belajar mengasihi dan menerima diri sendiri apa adanya juga. Ketika kita tumbuh dengan kemampuan mengasihi diri sendiri yang baik, rasa percaya diri kita semakin meningkat secara luar biasa.
Ketiga, bagaimana caranya membentuk rasa percaya kepada Tuhan? Kita membentuknya dengan cara memilih untuk percaya kepada-Nya, tidak peduli apa yang kita rasakan. Saat kita merasa tidak percaya diri, katakan kepada Tuhan, "Aku takut, tapi saat ini aku pilih tetap percaya kepada-Mu." Akhirnya kita memilih untuk percaya kepada Tuhan.
Kita juga bisa membentuk rasa percaya kepada Tuhan melalui pengalaman, dengan melangkah maju dan mempraktikkan iman kita kepada Tuhan dan melakukan apa yang Dia ingin kita lakukan. Ketika kita mengetahui bahwa Tuhan memakai kita, kepercayaan kita kepada Tuhan pun akan bertumbuh.
Doa yang disarankan: Tuhan, terima kasih karena Engkau mengasihiku dan menerimaku apa adanya. Tolong mampukan aku untuk melakukan hal yang sama dan mampukan aku untuk bisa menjadi seseorang seperti yang Kau kehendaki sehingga kepercayaanku kepada-Mu dan rasa percaya diriku semakin bertambah -- biarlah semuanya untuk kemuliaan nama-Mu saja dan bukan untuk namaku. Terima kasih telah mendengarkan dan menjawab doaku. Dalam nama Yesus, amin. (t/Setyo)
Diterjemahkan dari: