Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs C3I

Mencegah Masalah-Masalah Dalam Usia Lanjut

Edisi C3I: e-Konsel 128 - Mendampingi Para Lanjut Usia

Dengarkan audio artikel:

Mungkin kita tidak selalu bisa mencegah proses penuaan, tapi kita bisa membantu orang untuk secara efektif menanggulangi dan meghindari perilaku negatif yang sering mempercepat kemerosotan fisik dan kejiwaan. Dorongan terhadap manusia di empat bidang diperlukan dalam pencegahan masalah di usia lanjut.

  1. Mendorong Perencanaan yang Realistis.
    Menurut seorang konsultan keuangan, tidaklah terlalu cepat untuk merencanakan pensiun. Kebanyakan konsultan pasti setuju. Masalah usia lanjut kadang timbul dengan intensitas yang hebat karena masalah tersebut datang tidak terduga dan tanpa persiapan dini. Di dalam gereja, kita bisa mendorong orang untuk mengevaluasi perilaku mereka dalam menghadapi penuaan, membicarakan cara menggunakan waktu luang, mempertimbangkan hubungan dengan orang tua yang lanjut usia dan anak-anak yang bertumbuh, membicarakan kematian, dan merencanakan pensiun. Pembicaraan seperti itu bukan sesuatu yang tidak wajar. Malahan topik pembicaraan tersebut bisa menjadi latihan yang positif, menyenangkan, sehat, dan berguna. Perencanaan untuk masa depan ini bisa terjadi dalam konsultasi muka dengan muka atau mungkin lebih baik jika perencanaan itu dilakukan secara berkelompok, seperti lokakarya, retret, atau kelas Minggu. Beberapa kelompok diskusi bisa berperan sebagai vaksin pencegah trauma kejiwaan terhadap penuaan.

    Contoh perencanaan yang realistis adalah dengan memikirkan bagaimana orang bisa terbantu dalam merencanakan pensiun. Paling baik jika kita mulai dengan mereka yang berumur 40-an atau 50-an. Cobalah menghilangkan kesalahpahaman tentang pensiun dan mendorong orang untuk memikirkan masa depan, walaupun mereka masih sehat secara fisik dan tidak menyadari perubahan yang berangsur-angsur akan terjadi seiring dengan bertambahnya umur.

    Saat merencanakan untuk pensiun, beberapa pertanyaan berikut harus dipertimbangkan.

    • Kapan kita akan pensiun?
    • Apa yang Tuhan ingin kita lakukan setelah pensiun?
    • Di mana kita tinggal setelah pensiun?
    • Di mana kita akan tinggal dalam masa pensiun?
    • Bagaimana kita menghabiskan waktu setelah pensiun?
    • Bagaimana agar kita tetap sehat setelah pensiun?
    • Apa yang harus kita lakukan agar pikiran kita tetap tajam dan aktif?
    • Berapa banyak uang dan sumber keuangan yang kita punya?
    • Kebutuhan keuangan apa yang kita perlukan dalam masa pensiun?
    • Bagaimana kita membayar kebutuhan kesehatan di masa pensiun?
    • Apakah kita punya asuransi yang cukup?
    • Apakah keinginan kita lengkap dan tak ketinggalan zaman?
    • Secara spesifik, apa yang bisa kita lakukan sekarang dalam menyiapkan diri untuk pensiun?

    Diskusi atas pertanyaan-pertanyaan di atas dapat mencegah masalah masa mendatang dan membantu untuk lebih memerhatikan kehidupan di masa tua. Kadang orang akan mencari bantuan dari buku-buku yang ditulis untuk menyiapkan diri menghadapi masa tua mereka.

  2. Medorong Perilaku yang Realistis.
    Dari mimbar sampai kelompok kecil dan dalam pertemuan gereja lain, prasangka dan mitos mengenai penuaan harus dilawan. Alkitab secara gamblang menghormati yang lebih tua dan pengikut Kristus diharapkan melakukan hal yang sama. Jika seluruh gereja bisa merawat orang tua dengan kasih sayang dan mengembangkan perilaku positif terhadap para tetua, orang yang lebih tua akan membalas dengan cara yang sama.

    Satu cara mengembangkan perilaku yang baik terhadap orang tua adalah membuat jemaat dan para orang tua berkomunikasi dan saling membantu. Gray dan Moberg sudah mendaftarkan beberapa hal yang dapat dilakukan gereja bagi para orang tua. Mereka berkata, gereja bisa melakukan hal-hal di bawah ini.

    • Merencanakan program yang spesifik untuk jemaat senior. (Coba buat rencana yang menarik, bukan rencana seperti "Menjaga dan menghibur anak-anak yang dalam hal ini adalah orang-orang tua".)
    • Membicarakan kebutuhan rohani para tetua, termasuk rasa tidak aman, disepelekan, menjauh dari Tuhan, penyesalan terhadap kegagalan masa lalu, dan ketakutan akan kematian.
    • Mendidik orang agar mereka bisa menanggulangi masalah hidup dengan lebih baik.
    • Mendorong komunikasi sosial, spiritual, dan rekreasional dengan teman sebaya dan yang lebih muda.
    • Membantu memecahkan masalah pribadi sebelum makin buruk.
    • Membantu memenuhi kebutuhan fisik dam material.
    • Bertemu orang-orang di panti jompo.
    • Memengaruhi masalah rakyat dan program pemerintah untuk para tetua.
    • Menyediakan fasilitas fisik sehingga orang tua dapat datang ke gereja tanpa mengalami kesulitan.
    • Menciptakan kesempatan bagi orang tua untuk terlibat dalam pelayanan -- mengajar, mengunjungi, berdoa atau mengetik, pemeliharaan gedung gereja, atau kegiatan pelayanan yang bermanfaat lainnya.

    Program tersebut menunjukkan kepada semua orang bahwa orang tua itu berguna. Hal ini bisa mengurangi ketakutan dan memberi penyesuaian terhadap masa tua yang lebih mudah untuk dilakukan.

  3. Mendorong Pendidikan dan Kegiatan.
    Orang bisa menghindari masalah penuaan jika mereka bisa didorong untuk menggunakan pikiran mereka, melatih tubuh mereka, merencanakan menu makan, membuat waktu senggang mereka bermanfaat, dan untuk mencari cara kreatif dalam melayani sesama. Kesimpulan ini berdasar asumsi bahwa kegiatan mental dan fisik berpengaruh besar dalam menjaga seseorang untuk tidak lesu, malas-malasan, dan pikun.
  4. Mendorong Pertumbuhan Rohani.
    Tidak ada orang yang terlalu tua untuk datang kepada Kristus dan dewasa secara rohani. Hubungan yang bertumbuh dengan Kristus tidak mencegah masalah hidup, tapi orang yang benar-benar percaya harus dapat menghadapi stres dengan lebih efektif karena mereka memercayai Tuhan yang Mahabesar dan Mahakuasa. Selama hidup, bahkan orang yang telah lama menjadi Kristen bisa belajar lebih banyak tentang seseorang yang dengan-Nya kita akan hidup abadi. Orang-orang dengan segala umur butuh dorongan untuk berdoa, membaca Alkitab, menyembah secara rutin, persahabatan dengan saudara seiman, dan terlibat sejauh mungkin dalam pelayanan. Orang percaya yang bisa bersukacita di masa muda juga akan bersukacita di masa tua mereka, tentu saja dengan bantuan Tuhan. (T/Dian)

Download audio
Sumber
Halaman: 
222 -- 224
Judul Artikel: 
Christian Counceling: A Comprehensive Guide
Penerbit: 
Word Publishing, USA 1988

Komentar