Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs C3I
Relasi Orang Tua Dan Anak Di Hari Tua
Submitted by admin on Mon, 15/01/2007 - 00:00
Edisi C3I: e-Konsel 128 - Mendampingi Para Lanjut Usia
Ringkasan tanya jawab dengan Pdt. Dr. Paul Gunadi berikut mengutarakan bagaimana anak dan orang tua hendaknya menjalin relasi supaya ketika orang tua mulai berusia senja relasi mereka tetap terbina dengan baik.
T | : | Kalau kita perhatikan, hubungan orang tua yang sudah lanjut |
usia dengan anaknya itu ada yang baik, harmonis, dan kelihatan | ||
akrab. Tapi ada juga yang hubungannya tidak baik, bahkan | ||
kadang-kadang bermusuhan. Bagaimana hal ini bisa terjadi? | ||
T | : | Hubungan orang tua-anak sudah tentu berawal sejak anak masih |
kecil. Hubungan itu dapat dilukiskan seperti tumpukan batu bata | ||
yang nantinya membentuk sebuah dinding. Jadi, kita mesti menaruh | ||
satu batu di atas batu yang lain. Kalau sejak awal relasi orang | ||
tua-anak itu baik, besar kemungkinan di masa selanjutnya relasi | ||
mereka pun baik. Namun, tidak selalu demikian. Adakalanya relasi | ||
mereka hanya baik di masa kecil anak-anaknya. Memasuki masa | ||
remaja, mulai terjadi pergolakan sehingga relasi merenggang. | ||
Jika dalam masa pergolakan itu orang tua melakukan hal-hal yang | ||
menyakiti hati si anak sehingga terluka, anak akan membawa luka | ||
itu sampai agak tua. Atau misalnya, ketika anak memasuki usia | ||
dewasa, orang tua kecewa berat karena anak memilih pasangan yang | ||
berkebalikan dari yang diharapkan orang tua sehingga relasi | ||
orang tua dan anak merenggang kembali. Jadi, jika pada masa | ||
sebelumnya relasi orang tua dengan anak itu baik, lebih besar | ||
kemungkinan di masa tua relasinya juga akan tetap baik. Tapi | ||
kalau masa sebelumnya buruk, pada masa tua dapat dipastikan | ||
relasinya juga akan tetap buruk. | ||
T | : | Kadang-kadang, yang terjadi setelah pernikahan, hubungan anak |
dengan orang tuanya menjadi buruk karena pengaruh pasangannya. | ||
Betulkah demikian? | ||
J | : | Sudah tentu kehadiran orang lain dalam keluarga, tidak bisa |
tidak, akan menimbulkan perubahan relasi sebab si anak sekarang | ||
harus membagi dirinya untuk pasangan dan orang tuanya. Sebagai | ||
orang tua pun sekarang kita tidak lagi mempunyai hak atau | ||
jangkauan yang sama terhadap anak kita. Begitu sudah | ||
berkeluarga, mereka mempunyai kehidupan yang terpisah dari | ||
kehidupan kita dan kita mesti menghormatinya. Adakalanya orang | ||
tua dan anak tidak bisa menyesuaikan diri dengan baik pada | ||
masa-masa ini, akibatnya relasi menjadi buruk. Tetapi sering | ||
kali orang tua mengambil gampangnya, yaitu dengan mudah | ||
menyalahkan menantunya. Memang sudah tentu ada kasus-kasus di | ||
mana hal ini disebabkan oleh menantunya yang terlalu menguasai | ||
dan memberi pengaruh buruk pada si anak. Tapi sebelum | ||
menyalahkan menantu, kita mesti menyadari bahwa mungkin ini | ||
adalah bagian dari penyesuaian yang kita dan anak kita harus | ||
lakukan. Kalau akhirnya kita bisa menghormati batas | ||
masing-masing, besar kemungkinan kita akan memasuki hari tua | ||
dengan baik serta mempunyai relasi yang sehat dengan anak-anak | ||
kita. | ||
T | : | Sebagai anak, sering kali kita mengharapkan orang tua yang |
ideal. Tapi karena tidak terpenuhi, akhirnya hal tersebut | ||
mengganggu hubungan orang tua dan anak. Bagaimana menyikapinya? | ||
J | : | Sebagai anak kita mesti menerima orang tua apa adanya. |
Adakalanya kita tidak suka, tidak bisa menerima bagian tertentu | ||
dari hidup orang tua kita, tapi kita terus mencoba mengubahnya | ||
sehingga terjadi pertengkaran. Orang tua memang peka dengan | ||
sikap-sikap anak yang dianggap kurang ajar. Ini sering kali | ||
menimbulkan masalah sebab belum tentu si anak atau pihak yang | ||
lebih muda itu kurang ajar. Bisa jadi si anak hanyalah | ||
mengutarakan pendapat atau isi hatinya, tapi orang tua langsung | ||
menilai anaknya kurang ajar. Mengapa demikian? Karena pada masa | ||
tua, orang tidak lagi merasa berguna, berharga, dibutuhkan, dan | ||
merasa sudah tersingkirkan dari kehidupan ini. Tapi mereka masih | ||
ingin diikutsertakan di dalam kancah kehidupan. Jadi, kalau | ||
orang tua kita memang mempunyai sikap-sikap yang tidak lagi kita | ||
inginkan dan kita ingin mengubahnya, berhati-hatilah sebab orang | ||
tua cenderung sensitif di masa tuanya. Daripada mencoba mengubah | ||
dan akhirnya mengobarkan api pertengkaran di antara kita, ya | ||
sudah diam saja. | ||
T | : | Sering kali orang tua merasa sudah banyak berjasa kepada anaknya |
dan sekarang mengharapkan balas jasa dari anaknya, tidak dalam | ||
bentuk permintaan, tapi tuntutan. Benarkah demikian? | ||
J | : | Di hari tuanya, orang tua seolah-olah ingin menguji seberapa |
besar cinta dan pengorbanan anak untuknya. Orang tua sering kali | ||
menuntut melebihi batas yang biasa dia minta sebelumnya. Jika | ||
anak memberikannya, dia akan senang dan menganggap anaknya masih | ||
menyayanginya. Anak harus sadar bahwa orang tua membutuhkan | ||
lebih banyak bahasa atau ungkapan-ungkapan nyata bahwa anak-anak | ||
mengasihi dan tetap memerhatikan serta menghormati mereka. Satu | ||
hal yang perlu diingat, corak relasi orang tua-anak sangat | ||
ditentukan oleh corak relasi mereka di fase-fase sebelumnya. | ||
Kalau di masa lalu orang tua terlalu otoriter, berbicara searah, | ||
tidak memberi kesempatan anak mengutarakan pendapatnya, corak | ||
ini akan dipertahankan sampai hari tua. Bisa jadi anak tidak | ||
terima, tapi karena dulu dia masih muda dan masih bergantung | ||
kepada orang tua dia diam saja. Sekarang di hari tua, orang | ||
tuanya otoriter, tidak memberikan kesempatan untuk berbicara, | ||
apa yang anak akan lakukan? Dia berhenti mengunjungi orang | ||
tuanya, mungkin hanya akan datang setahun sekali. Maka bagi | ||
orang tua penting sekali untuk mempersiapkan dan menjaga relasi | ||
di masa awal. Itu sebabnya, ada orang tua yang kesepian di hari | ||
tua, tidak ada anak-anak yang mau dekat dengannya. | ||
T | : | Adakah faktor lain yang harus diperhatikan untuk membina relasi |
yang baik antara orang tua dan anak? | ||
J | : | Baik orang tua maupun anak mesti menyadari bahwa ketika kita |
tua, kita akan cenderung menjadi seperti anak-anak. Mengapa? | ||
Karena kita dibatasi oleh keterbatasan atau kelemahan fisik, | ||
jadi kita harus bergantung kepada orang lain. Misalnya, meminta | ||
anak untuk mengantarkan pergi ke suatu tempat atau menolong | ||
melakukan sesuatu bagi kita. Di sini orang tua bergantung pada | ||
kerelaan anak. Jika relasi dengan anak tidak akrab, dapat | ||
dimengerti bahwa di masa tua relasi orang tua-anak akan | ||
menjadi canggung karena tidak terbiasa meminta bantuan anak. | ||
Kalau memang ini yang terjadi, sebaiknya orang tua berani | ||
mengakui kesalahannya. Kesempatan berbuat benar itu diwajibkan, | ||
baik kepada yang muda maupun kepada yang tua. Kalau kita tahu | ||
kita salah, jangan ragu untuk meminta maaf pada anak-anak. | ||
T | : | Kalau seandainya hubungan orang tua-anak itu terbina dengan baik |
sejak awal, bisakah dijamin bahwa hubungan mereka tetap tidak | ||
bermasalah? | ||
J | : | Belum tentu. Kehidupan ini selalu dinamis dan akan ada hal-hal |
yang baru. Misalnya, relasi orang tua-anak itu sebetulnya baik. | ||
Ada kemungkinan karena orang tua itu sayang pada anaknya, baik, | ||
dan tidak mau mengganggu menantunya, dia merasa dirinya telah | ||
menjadi beban buat anaknya. Merasa bersalah bila meminta sesuatu | ||
kepada anaknya, akhirnya diam-diam tidak mau memberitahu | ||
apa-apa. Di sini diperlukan sensitivitas kedua belah pihak. Anak | ||
perlu melihat apa yang dibutuhkan orang tua, sebaliknya orang | ||
tua pun perlu sensitif untuk tidak sembarangan menambah beban | ||
anak. Orang tua tidak perlu merasa bersalah kalau harus meminta | ||
bantuan anak. Dengan demikian, anak pun nanti merasa lebih bebas | ||
untuk memberikan bantuan. Biasakanlah sebuah keterbukaan. Jangan | ||
sungkan untuk meminta kepada anak kalau mempunyai kebutuhan. | ||
T | : | Bagaimana dengan orang tua yang memang tidak mau merepotkan anak |
sehingga memilih masuk ke panti jompo, padahal anak-anaknya | ||
mampu? Akankah anak merasa tersinggung? | ||
J | : | Ternyata memang ada sebagian yang tidak mau, tapi dipaksa karena |
tidak ada yang merawat di rumah. Namun, cukup banyak yang memang | ||
memilih untuk masuk ke panti jompo. Mengapa? Karena mereka | ||
merasa bahagia, ini tempatnya, mempunyai banyak kawan-kawan yang | ||
senasib, bisa saling cerita. Sebagai anak, kita mesti memikirkan | ||
kepentingan orang tua pula. Kalau memang orang tua ingin masuk | ||
ke panti jompo, kita mesti menghormati keinginan itu, jika itu | ||
adalah hal yang baik buatnya. Tapi kalau mereka tidak mau dan | ||
kita masih bisa merawatnya, kita rawat sendiri. | T | : | Apa firman Tuhan, khususnya untuk anak-anak, yang sesuai dengan | topik ini? |
J | : | |
perintah yang penting seperti yang nyata dari janji ini, supaya | ||
kamu berbahagia dan panjang umurmu di bumi ini." Tidak terlalu | ||
sering firman Tuhan itu memberikan janji, berkat, setelah Tuhan | ||
memberikan perintahnya. Tapi di sini kita bisa melihat Tuhan | ||
memberikan perintah diikuti dengan sebuah janji berkat. Ini | ||
perintah Tuhan; menghormati orang tua bukan sekadar | ||
menganggukkan kepala. Menghormati orang tua artinya | ||
memperlakukan mereka dengan penuh kasih, merawat dan melindungi | ||
mereka, terutama di hari tua di mana mereka sudah lemah dan | ||
terbatas. |