Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs C3I
Melawan Kekuatiran
Edisi C3I: e-Konsel 087 - Melawan Kekuatiran
Melengkapi Kolom Cakrawala dan Renungan di atas, berikut ini kami sajikan tanya jawab yang telah kami ringkaskan dari perbincangan dengan Pdt. Dr. Paul Gunadi, Ph.D.. Selamat menyimak!
T : | Apa yang dimaksud dengan kekuatiran itu? |
J : | Sebetulnya kekuatiran adalah upaya untuk melindungi diri. Kekuatiran benar-benar sebuah selimut untuk melindungi diri kita, dengan kita kuatir seolah-olah kita ini berjaga-jaga. Maka dapat dikatakan bahwa kekuatiran itu adalah alarm, sinyal, peringatan akan adanya bahaya. |
T : | Apa batasan antara kuatir dan takut? |
J : | Secara Psikologi dibedakan melalui satu faktor, yaitu objeknya. Ketakutan memiliki objek, kekuatiran tidak memiliki objek. Misalnya, seseorang didiagnosis menderita kanker dan ia takut karena kanker ini akan mengganas dan akhirnya akan merenggut nyawanya. Ia takut karena akan mati, ada objek yang jelas. Kekuatiran tidak mempunyai objek yang jelas, misalnya, kita kuatir anak kita nanti besar bagaimana, situasinya bagaimana, keuangan kita bagaimana. Jadi, hampir setiap hal dalam hidup ini berpotensi memberikan dia tambahan rasa kuatir. |
T : | Apakah yang menjadi faktor-faktor penyebab rasa kuatir itu? |
J : | Ada orang yang memang secara fisik lebih mudah kuatir, misalnya orang yang jantungnya lebih mudah berdegup sehingga kalau ada ketegangan, jantung itu berdegupnya sangat keras dan sangat cepat. Orang yang demikian tidak bisa tidak akan lebih merasakan dan lebih rentan. Kekuatiran atau ketegangan itu bisa menyebabkan gangguan- gangguan fisik yang aneh-aneh. Contohnya yang paling umum adalah sakit maag atau sakit perut, keluar keringat dingin, badan sering lemas. Gangguan-gangguan lain yang sering dialami adalah sulit tidur, sekujur tubuh gatal-gatal dan merah-merah, bentol- bentol dan sebagainya. Jadi, begitu banyak gangguan yang bisa ditimbulkan oleh kekuatiran. Kekuatiran itu sendiri bisa ditimbulkan oleh kerentanan fisik kita, ada faktor-faktor bawaan yang membuat kita lebih rentan terhadap kecemasan ini. Adakalanya dan seringkali kekuatiran itu disebabkan oleh pengalaman-pengalaman emosional pada masa yang lebih muda atau lebih kecil. Dan, rupanya kita terkondisi untuk lebih mudah kuatir atau lebih mudah tegang karena hal-hal yang pernah kita alami itu. Contohnya, kalau kita dibesarkan di rumah tangga yang penuh dengan ketegangan, orangtua yang sering bertengkar maka kita lebih terkondisi untuk rentan terhadap kekuatiran atau ketegangan. |
T : | Kalau kita sedang mengalami kekuatiran, apa yang harus kita lakukan? |
J : | Pada prinsipnya, kita harus menyadari bahwa kekuatiran itu bukan untuk dihilangkan tapi untuk dilawan. Kalau kita berupaya untuk menghilangkannya, maka kita justru akan makin terjerat di dalam roda kekuatiran itu. Waktu kita mencoba menghilangkan kekuatiran itu, kita makin terjerumus, dan makin tegang. Karena kita repot sekali mencoba menghilangkannya, kita menjadi semakin letih. Semakin letih, maka semakin kurang kuat pertahanan kita. Kekuatiran itu mesti kita lawan, ada beberapa cara, yaitu: PERTAMA, selalu kedepankan fakta. Contohnya, ada yang takut akan masa depan padahal Tuhan berjanji memelihara hidup kita, burung di udara Tuhan pelihara masakan kita tidak Tuhan pelihara. Sampai sekarang pun Tuhan masih memelihara kita, masakan dari sekarang sampai nanti Tuhan tidak pelihara. Jadi, gunakan selalu fakta itu. KEDUA, lawanlah kekuatiran dengan tidak memberikan perlawanan. Maksudnya, kita justru berserah, apa pun yang terjadi tidak apa- apa karena waktu kita berkelahi kekuatiran itu makin menggila tetapi waktu kita melepaskannya justru lama-kelamaan ketegangan itu akan berkurang. Jadi, lawanlah dengan mengedepankan fakta dan dengan tidak membiarkannya. |
T : | Ada banyak ayat di dalam Alkitab yang berbicara tentang kekuatiran ini, apakah ada satu saja yang bisa digunakan untuk merangkumkannya? |
J : | 1Petrus 5:7 berkata: "Serahkan kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu." Jadi Tuhan menginginkan kita untuk menyatakan dan menyebutkan kekuatiran kita. Jangan takut Tuhan marah sebab Dia yang memelihara kita dan Dia yang berdaya. |