Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs C3I

Menjadi Sahabat bagi Istri

Edisi C3I: e-Konsel 65 - Unsur-Unsur Persahabatan

Sebagai lanjutan dari edisi sebelumnya (edisi 064/2004) yang menampilkan topik Menjadi Sahabat Buat Anak, kini kami lengkapi sajian TELAGA dengan topik Menjadi Sahabat Bagi Istri. Ringkasan perbincangan dengan Pdt. Dr. Paul Gunadi, Ph.D. berikut ini kami harapkan bisa semakin melengkapi informasi yang sudah kami sajikan sebelumnya. Selamat menyimak!

T :

Apa sebenarnya yang harus diketahui seorang suami supaya dia bisa menjadi sahabat bagi istrinya?

J :

Agar bisa menjadi sahabat bagi istrinya, seorang suami perlu mengerti bahwa wanita sangat dipengaruhi oleh SUASANA HATI DAN GEJOLAK HORMONALNYA. Wanita mudah dipengaruhi secara emosional, apa yang terjadi di luar akan menggugah emosinya dan emosi itu akan berperan sangat besar dalam pertimbangannya, persepsinya, dan bagaimana dia bereaksi terhadap apa yang sedang terjadi.

Wanita juga dipengaruhi oleh gejolak hormonalnya, setiap bulan wanita mengalami menstruasi atau haid. Pada masa ini akan terjadi perubahan hormonal dan akan membawa perubahan dalam emosinya. Sedangkan pria tidak harus mengalami gejolak hormonal seperti ini, setiap bulan pria melewati hari-harinya dengan sama. Kadangkala pria salah sangka dan menganggap wanita memang tidak stabil. Sebetulnya bukan tidak stabil dalam pengertian adanya kelemahan, tapi memang wanita sangat dipengaruhi oleh suasana hati dan gejolak hormonalnya.

Jadi yang harus dilakukan pria adalah perlu memperhatikan bahasa tubuh istrinya, artinya perhatikan gerak-geriknya, wajahnya, sikapnya, apakah mulai berubah. Ketika melihat bahwa istri kita mulai berubah berarti ada yang mengganggunya, maka kita harus menyesuaikan tindakan atau sikap atau kata-kata kita. Suami yang bijaksana adalah suami yang bisa melihat gerak-gerik istrinya dan mengetahui bahwa si istri dalam perasaan atau suasana hati tertentu.

T :

Dalam kondisi emosi yang sedang terganggu, hal apa sebenarnya yang dibutuhkan oleh istri?

J :

Pada saat-saat seperti itu yang paling penting adalah si suami tidak membalasnya karena akan memperburuk keadaan atau jangan juga mendiamkannya karena ini juga salah. Jadi yang harus dilakukannya adalah tetap bicara seperti biasa tapi lebih peka. Suara jangan terlalu dinaikkan, gunakan kata-kata yang lebih lembut. Jadi kita mencoba mengontrol suasana agar kondusif, agar bisa lebih reda. Gerakan atau upaya suami untuk menolong istri akan menciptakan suasana yang teduh, yang bisa membuat istri lebih tenang.

T :

Apakah kehadiran suami secara fisik itu penting bagi istri pada saat-saat seperti itu?

J :

Inilah hal kedua yang perlu dipahami oleh seorang suami, bahwa istri atau wanita MEMBUTUHKAN SENTUHAN FISIK UNTUK MEMBUATNYA MERASA DIKASIHI. Pada umumnya wanita membutuhkan sentuhan fisik, sentuhan yang lembut, yang sangat sederhana tetapi mengkomunikasikan perasaan cinta suami kepada istri. Jadi jangan hanya menyentuh istri tatkala berhubungan seksual, karena tidak bisa tidak istri akan merasa dipakai. Kita bisa sentuh dia dalam suasana yang jauh lebih santai, saat akan pergi, sedang lewat atau sedang berpapasan, kita pegang tangannya atau sedikit memegang tubuhnya. Hal ini membuat istri merasa bahwa kita bersama dengan dia dan dia tidak sendiri. Bagi seorang wanita perasaan bersama atau kebersamaan adalah hal yang penting. Ini adalah hal-hal kecil yang bagi pria memang tidak ada artinya tetapi berarti besar bagi seorang wanita.

T :

Bagaimana halnya dengan komunikasi suami istri, supaya suami bisa menjadi sahabat bagi istrinya?

J :

Suami perlu mengerti bahwa WANITA SENANG DIAJAK BICARA karena hal ini membuatnya merasa penting dalam hidup pria. Jadi bagi wanita tidak penting dia dilihat orang seperti apa tetapi dia ingin kepastian bahwa bagi suaminya dia adalah orang yang penting. Jadi pilihlah waktu yang santai, sekurangnya seminggu sekali untuk berbincang-bincang dengan lumayan panjang atau pergi berdua dan bisa ngobrol-ngobrol dengan bebas tanpa anak, tanpa orang lain. Atau misalkan suami tidak pandai bicara, suami bisa ajukan pertanyaan tentang kegiatan istrinya hari itu, tentang anak-anak dan hal-hal rutin lainnya. Jadi, yang dibutuhkan oleh istri adalah jalinan kontak. Waktu dia bisa berbicara dengan suaminya, dia merasa dia tidak tertinggal, tidak dikeluarkan dari kehidupan suaminya, dia tetap bersama suaminya sehingga ada kontak-kontak emosional itu.

T :

Ada hal lain yang perlu dipahami oleh suami?

J :

Seorang suami perlu mengerti bahwa wanita sangat dipengaruhi oleh emosi sesaat dan mudah kehilangan keseimbangan rasional. Kadangkala istri akan mencetuskan kata-kata, misalnya: "Aku tidak suka denganmu", suami perlu berhati-hati dan tidak menginterpretasi kata-kata ini secara kaku. Waktu wanita berkata demikian pada umumnya itu adalah emosinya yang sesaat dan cetusan emosi tidak sama dengan isi hati. Sedangkan pada umumnya pria baru mengeluarkan kata-kata yang negatif atau menyakitkan setelah dia merasakan itu untuk waktu yang lama. Sebaliknya bagi para wanita sebisanya hati-hati dengan kata-kata itu, sebab pria cenderung menafsir kata-kata itu secara permanen. Suami perlu menyadari bahwa wanita dipengaruhi oleh emosi sesaat, dan yang sesaat tidak berarti selama-lamanya.

Selain itu suami harus menoleransi ketidakkonsitenan dan subjektivitas istrinya. Memang istri mungkin akan berkata begini hari ini dan besok lain lagi, atau dia berpandangan cukup subjektif dan kurang melihat secara objektif. Bagi para suami, jangan mempermasalahkan hal itu, hadapi saja dan beritahukan saja apa yang menurut Anda seharusnya dipikirkan atau dilakukan oleh istri tetapi tanpa harus menyerang istri.

Saran yang lainnya lagi adalah jika misalnya ada konflik, berilah penjelasan setelah emosi istri reda. Namun sewaktu emosinya belum mereda tidak berarti harus ditinggalkan karena justru akan memancing kemarahan. Biarkan duduk sama-sama, dengarkan dulu sampai dia sudah tenang nanti disambung lagi. Atau suami bisa katakan untuk menunda dulu nanti dilanjutkan kembali. Setelah dia tenang, suami akan bisa bicara dengan lebih logis.

T :

Selain dalam hal emosi, suami dituntut lebih banyak lagi memahami istri dalam hal apa?

J :

Yang berikutnya adalah TENTANG BERTANYA, hal ini yang seringkali mengganggu suami. Istri suka bertanya dan suami sering menganggapnya ingin menguasai, mengatur hidupnya atau mempertanyakan keputusannya. Pada umumnya, ketika istri bertanya, ia hanya ingin bicara atau memang sungguh-sungguh tidak mengerti dan ingin mendapatkan penjelasan dari suaminya. Jadi jarang ada istri yang sungguh-sungguh berminat atau berambisi untuk menguasai suaminya, kebanyakan mereka bertanya karena tidak tahu atau hanya untuk ngobrol. Jadi para suami jangan mudah merasa defensif, marah, atau tersinggung karena istrinya bertanya. Dan kalau kita tidak sempat menjawab kita bisa menjanjikan kesempatan yang lain tetapi penuhi janji itu.

T :

Mungkin ada hal lain yang masih perlu dipahami oleh pria?

J :

Pria perlu mengerti bahwa WANITA MELIHAT DUNIANYA SECARA PERSONAL ATAU PRIBADI DAN WANITA INGIN DINILAI BAIK. Kalau pria ingin dinilai sanggup dan mampu, wanita ingin dinilai baik. Maksudnya, jangan mengritik wanita secara langsung apalagi kasar, karena wanita memang bersifat pribadi, mudah sekali menafsirkan sesuatu sebagai serangan terhadap dirinya, menganggap ada yang tidak baik tentang dirinya, bahwa dia bukan orang yang baik, tidak layak ada yang cacat, itulah yang sangat mudah melukai hati wanita. Jadi kritiklah dengan sangat hati-hati, kalau langsung menghujamkan kritikan dampaknya kebanyakan negatif.

Berikutnya JANGAN MEMBANDINGKAN ISTRI DENGAN ORANG LAIN, hal ini biasanya memancing kemarahan, karena sekali lagi bersifat pribadi dan berorientasi secara personal. Jadi waktu dia dibanding- bandingkan, dia merasa dirinya jelek dan ada orang yang lebih bagus dan dia dipermalukan karena orang lain lebih bagus daripadanya.

Yang terakhir, UNGKAPKAN KETIDAKPUASAN DENGAN LEMAH LEMBUT DAN YAKINKAN BAHWA INI DEMI KEBAIKAN RELASI BERDUA. Kalau pria perlu diyakinkan untuk kebaikan pria itu sendiri, wanita lebih peduli kalau ini dikatakan untuk kebaikan relasi berdua sebab bagi wanita kebersamaan itu sangatlah penting, jadi ketika dia tahu untuk kebaikan suami istri, dia akan lebih peka waktu mendengarkannya.

T :

Apa firman Tuhan mengenai topik menjadi sahabat buat istri ini?

J :

Dari Efesus 5:28, "Demikian juga suami harus mengasihi istrinya sama seperti tubuhnya sendiri: Siapa yang mengasihi istrinya mengasihi dirinya sendiri." Firman Tuhan dengan jelas meminta suami untuk mengasihi istrinya dan siapa yang mengasihi istri, dia sahabat istri. Yang telah kita bahas tadi merupakan contoh-contoh konkrit bagaimana suami bisa mengasihi istrinya, misalkan dengan sentuhan, kata-kata yang lembut, mengerti bahwa dia memang cenderung subjektif, dan sebagainya. Itu adalah wujud cinta kasih. Saat suami memberikan semua itu, istri melihat bahwa suami mengasihinya dan dia menganggap suaminya sebagai sahabatnya yang ada di pihaknya.

Sumber :
[[Sajian di atas, kami ambil/edit dari isi kaset TELAGA No. #74B yang telah diringkas/disajikan dalam bentuk tulisan.
-- Jika Anda ingin mendapatkan transkrip lengkap kaset ini lewat e-Mail,
silakan kirim surat ke: < owner-i-kan-konsel@xc.org > atau: < TELAGA@sabda.org > ]]

Anda juga bisa menyimak ringkasan kaset TELAGA dengan topik MENJADI SAHABAT BAGI SUAMI yang telah kami tampilkan dalam e-Konsel edisi 033/2003 di: http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel/033/

Sumber
Halaman: 
--
Judul Artikel: 
TELAGA - Kaset T074B (e-Konsel Edisi 065)
Penerbit: 
--

Komentar