Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs C3I

Konseling Keluarga

Edisi C3I: e-Konsel 175 - Konseling Keluarga

Alkitab mengajarkan bahwa Allah telah merancang kita hidup dalam relasi. Oleh sebab itu, tidak seorang pun yang memiliki masalah pribadi yang tidak akan berdampak pada keluarga; masalah pribadi pasti akan berdampak pada keluarga. Jadi, saat masalah ini menjadi jelas sehingga didiskusikan dengan serius pengaruh-pengaruhnya terhadap keluarga, kita harus mencoba melibatkan anggota keluarga dalam proses konseling. Berikut beberapa tuntunannya.

  1. Menyiapkan konseli.

    Pertama, kita harus menyiapkan orang yang kita konseling. Bila mengonseling seorang wanita, saya simpulkan bahwa saya harus bertemu dengan suaminya. Saya bisa saja berkata, "Saya siap untuk berbicara dengan suami Anda. Tetapi apakah Anda siap menghadapi masalah yang mungkin muncul? Apakah Anda siap mendapatkan kebenaran yang lebih besar lagi?" Beberapa orang takut mendapatkan kebenaran yang lebih besar lagi itu, jadi pertama-tama kita harus mendapatkan izin dari konseli dulu sebelum melibatkan orang lain.

  2. Ciptakan aliansi.

    Saat mendekati anggota lain dalam keluarga, kita bisa mencoba membuat aliansi. Misalnya, ada seorang ibu yang putus asa datang kepada saya dan menceritakan tentang anak perempuannya yang berusia 16 tahun. Gadis itu berulang kali menabrakkan mobilnya, dan ibunya sangat sedih. Saya akan memanggil anak itu dan berkata, "Ibumu bertemu dengan saya beberapa minggu yang lalu, dan saya perlu sedikit bantuan untuk memahami apa yang terjadi padanya. Bisakah kamu datang dan memberikan pendapatmu?" Dengan cara seperti ini, saya membentuk relasi dengan anak perempuan ibu itu dan bersama-sama kita memiliki penyebab umumnya: memahami ibu itu.

  3. Gunakan ketakutan dengan tepat.

    Bila masalah konseli serius dan anggota keluarga tetap datang terus, kita perlu sedikit khawatir untuk menekankan situasi yang serius. Misalnya, bila saya mengonseling seorang wanita yang depresi, saya mengatakan hal ini kepada suaminya, yang enggan terbuka, "Saya benar-benar prihatin dengan istri Anda. Dia cukup depresi dan saya perlu memberikan pengarahan yang jelas kepada seseorang tentang apa yang harus dilakukan bila istri Anda memutuskan untuk melakukan hal terburuk. Saya juga perlu tahu apakah dia minum obat tidur atau apakah ada senjata di rumah. Saya ingin Anda datang dan menolong saya."

Tiga hal yang harus diperhatikan.

Saat kita mulai bekerja sama dengan suatu keluarga, kita akan perlu berhati-hati terhadap tiga bahaya.

  1. Sabotase

    Karena setiap keluarga membangun pola-pola dalam menanggapi masalah-masalah mereka, mereka enggan mengubah sistem interaksi mereka, meskipun sistem itu menyebabkan seseorang stres berat. Bila kita terlalu menekan keluarga supaya berubah, mereka biasanya menyabotase proses pemulihan: "Sejak konselor ini terlibat dengan kita, kita tidak bisa berbuat apa-apa kecuali berdebat. Saya rasa sudah cukup." Kita bisa mencegah masalah ini dengan mengatur penyelidikan kita. Terlalu cepat menanyakan pertanyaan-pertanyaan yang mengancam jiwa seseorang atau menyarankan perubahan-perubahan yang terlalu cepat akan menggagalkan konseling.

  2. Kolusi

    Kita tidak bisa menganggap "diagnosa" terhadap suatu keluarga itu benar hanya karena semua diagnosa itu terjadi saat masalah muncul. Kadang-kadang keluarga dapat mudah tertipu dan percaya apa pun yang baru saja atau yang telah dikatakan konselor di awal tentang konseli utama. Waspadalah terhadap keluarga yang sejak awal sudah membatasi diri.

  3. Segitiga

    Hindari terjadinya "segitiga" -- saat konselor dan konseli bersama-sama mencoba memecahkan masalah orang ketiga. Sebagai contoh, seorang wanita yang depresi yang suaminya pemabuk berkata, "Tidak bisakah Anda menolong saya supaya suami saya berhenti mabuk-mabukkan?" Bila seorang konselor yang empatik melakukan hal itu, pihak ketiga akan bertindak dengan kasar. Suami itu merasa dia sedang dikeroyok, dan itu memang benar. Hal ini biasanya menyebabkan konflik yang lebih panjang. (t/Ratri)

Diterjemahkan dari:

Sumber
Halaman: 
315 -- 316
Judul Artikel: 
Family Counseling
Judul Buku: 
Leadership Handbook of Outreach and Care
Pengarang: 
Archibald D. Hart
Penerbit: 
Bakers Book
Kota: 
Michigan
Tahun: 
1994

Komentar