Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs C3I

Anak Anda dapat Menjinakkan Si Monster Televisi

Menarik sekali memperhatikan angka-angka statistik. Di Amerika Serikat jika seorang anak telah menamatkan SMA, ia telah menghabiskan waktu sekitar 15.000 jam untuk menonton televisi. Jumlah waktu ini lebih banyak daripada yang dipakainya untuk kegiatan apa pun lainnya kecuali tidur. Selama 15.000 jam itu ia telah diperhadapkan dengan 350.000 iklan dan telah menyaksikan 18.000 pembunuhan. Bagaimana dengan di Indonesia? Kalau setiap anak rata-rata menonton televisi selama 3 jam sehari maka dalam setahun ia sudah menghabiskan waktu sekitar 1.095 jam. Dan kalau ia sudah mulai menonton sejak umur 4 atau 5 tahun, maka pada waktu ia lulus SMA, sama seperti di Amerika, ia juga sudah menghabiskan sekitar 15.000 jam untuk nonton televisi. Tetapi kita patut bersyukur bahwa ditinjau dari segi moral dan sadisme, televisi Indonesia masih relatif jauh lebih baik daripada siaran di Amerika atau di negeri- negeri lain yang sudah "maju". [Red.: Pengamatan sampai tahun 1993, tetapi sekarang hampir sama.]

Mungkin televisi merupakan kekuatan yang dapat dengan mudah merembes masuk ke dalam masyarakat kita. Anda dan anak Anda perlu terampil dalam menyaring hal-hal mana yang dapat Anda terima dan mana yang tidak, selama menghadapi tabung ajaib ini. Di dalam hal ini keterampilan untuk menyaring itu lebih diperlukan dibandingkan di dalam hal-hal lainnya. Tergantung dari kebiasaan-kebiasaan menonton dan waktu yang dihabiskan untuk itu, televisi dapat mempunyai pengaruh yang positif atau negatif terhadap anak Anda.

Dilihat dari segi negatifnya, terlalu banyak menonton televisi, atau menonton televisi tanpa pengarahan dan didikan tertentu dari orangtua dapat memberi pengaruh yang MERUGIKAN:

  1. Iklan di televisi itu mempengaruhi anak untuk menginginkan dan membeli barang-barang yang belum tentu baik untuk dia, atau yang tidak betul-betul diperlukannya.
  2. Televisi dapat dijadikan tempat pelarian dari kenyataan hidup yang sebenarnya.
  3. Benda ini dapat menggantikan persahabatan dan suasana bermain yang aktif, menghalang-halangi kreativitas dan perkembangan pribadinya.
  4. Televisi dapat menyebabkan beberapa anak tertentu menjadi agresif dan bahkan kejam.
  5. Televisi dapat menyebabkan seorang anak mempunyai pandangan yang tidak realistis tentang dunia ini.

Akan tetapi jika digunakan dengan benar, televisi dapat BERMANFAAT:

  1. Televisi dapat mengumpulkan dan mendekatkan keluarga.
  2. Televisi dapat merangsang percakapan di antara para anggota keluarga.
  3. Televisi itu dapat melegakan perasaan tertekan dan memberi perasaan santai kepada seorang anak.
  4. Televisi dapat merupakan hiburan yang sehat.
  5. Televisi dapat merupakan sarana bagi seorang anak untuk memperoleh informasi, gagasan, dan pandangan yang lebih luas.
  6. Televisi dapat memperluas persepsi seorang anak tentang dunia ini.

Tiga pertanyaan di bawah ini merupakan pertanyaan yang paling penting:

  1. Berapa lama sebaiknya menonton televisi itu?
  2. Acara-acara yang bagaimana yang sepatutnya dihindari?
  3. Bagaimana cara Anda meningkatkan daya saring anak Anda dalam memilih apa yang akan ditontonnya pada layar televisi?

Ada banyak pendapat yang berbeda-beda, tetapi beberapa prinsip yang berikut ini pada umumnya dapat diterima:

1. Tidak menjadi soal berapa jam sehari atau seminggu anak Anda diperkenankan menonton televisi (sebagian mengatakan satu jam sehari itu batasnya; yang lainnya mengatakan boleh sampai empat jam), tetapi demi kesehatan mentalnya tidaklah baik bagi seorang anak untuk menonton televisi lebih dari dua jam terus- menerus (atau lebih tepat, maksimal dua jam per hari). Menonton adalah suatu kegiatan yang pasif, sedangkan dalam kehidupan ini orang yang aktif melakukan sesuatu jauh lebih produktif daripada orang yang hanya sekadar menjadi pengamat.

2. Pengaturan waktu atau menonton pada saat yang tepat itu sama pentingnya dengan jumlah waktu yang dipergunakan untuk menonton. Apakah waktu yang dipergunakan untuk Anda sekeluarga menonton televisi itu mengganggu waktu Anda sekeluarga makan bersama atau menjadi pengganti saat Anda sekeluarga bercakap- cakap dengan santai? Apakah menonton televisi itu telah merampas waktu bercerita sebelum tidur atau waktu Anda sekeluarga berdoa bersama? Apakah menonton televisi itu telah menyisihkan kesempatan untuk Anda sekeluarga berjalan-jalan pada waktu sore, bermain, atau membaca bersama-sama sebagai satu keluarga?

Berikut ini, ada langkah/tips praktis yang dapat Anda terapkan:

  1. Buatlah suatu survai tentang waktu yang Anda sekeluarga pergunakan untuk menonton televisi. Sediakan suatu tabel di dekat televisi, dan buatlah kolom-kolom untuk mencatat jam, hari, dan judul acara yang ditonton oleh setiap anggota keluarga. Anda akan heran melihat betapa banyaknya waktu yang dipergunakan keluarga Anda untuk menonton televisi, dan acara apa yang paling banyak Anda tonton.
  2. Cobalah membuat eksperimen dengan keluarga Anda. Sepakatilah untuk menyimpan pesawat televisi Anda di gudang selama satu minggu (atau bahkan satu bulan). Lalu rencanakan banyak kegiatan keluarga untuk setiap sore dan malam. Pilihlah buku-buku dari perpustakaan dan bacalah bersama. Belikan beberapa papan permainan. Buatlah acara jalan-jalan bersama untuk "menjelajahi" daerah di sekeliling tempat tinggal Anda. Tanamilah kebun; catlah bersama salah satu ruangan dalam rumah Anda; lakukan apa saja yang produktif dan menyenangkan sebagai satu keluarga. Hari-hari pertama memang akan terasa sangat berat, tetapi segera Anda sekalian akan merasa heran berapa banyak waktu yang Anda miliki! Pada akhir jangka waktu percobaan itu Anda akan sanggup membuat taksiran yang lebih objektif, yang tidak terlalu emosional, tentang berapa banyak waktu yang pantas disediakan oleh keluarga Anda untuk menonton televisi.
  3. Penderitaan mental yang dialami seorang anak sebagai akibat menonton televisi pada umumnya disebabkan oleh iklan yang ditayangkan, tindak kekerasan yang disajikan, dan kehidupan yang tidak realistis yang sering diperlihatkan dalam acara-acaranya. Untuk mengimbangi hal ini dan untuk mengoreksi perkembangan cara berpikir anak Anda, Anda perlu menontonnya bersama-sama sehingga kemudian Anda dapat membahas segala yang keliru dan yang tidak konsisten yang Anda lihat. Sesudah menonton suatu acara, bicarakanlah tentang apa yang Anda lihat selagi hal itu masih segar dalam ingatan.
    1. Beberkan asumsi dan cara penilaian yang menjadi latar belakang acara iklan yang ditayangkan.
    2. Tunjukkan yang mana yang disebut kekerasan itu dan bicarakan betapa seriusnya suatu tindakan yang kejam itu di dalam kehidupan yang nyata.
    3. Lawanlah gambaran yang keliru yang merupakan gambaran yang standar gaya televisi mengenai apa yang ideal sehubungan dengan wanita, pria, keluarga, bangsa, dan kelompok-kelompok agama.
    4. Perhatikan dengan cermat bagaimana penyampaian berita di televisi yang sering berat sebelah mengenai soal politik dan sosial. Bicarakan tentang bagaimana ratusan pokok pemberitaan yang dapat dilaporkan setiap harinya, tetapi hanya sedikit saja yang dipilih; tunjukkan perbedaan yang halus antara mana yang "penting" dan mana yang tidak. Pikirkanlah tentang pemilihan kata-kata yang dipergunakan para penyiar yang sering terlalu emosional.
  4. Jadikanlah waktu untuk menonton televisi itu bermanfaat dengan menyediakan waktu untuk berunding lebih dahulu. Setiap minggu tentukanlah bersama-sama acara-acara mana yang patut ditonton. Tetapkanlah batas-batasnya bersama-sama. Pakailah pertanyaan- pertanyaan berikut ini sebagai pedoman untuk tontonan yang bermanfaat:
    1. Apakah acara itu menarik ataupun menghibur?
    2. Dapatkah anak Anda mengerti acara itu?
    3. Apakah acara itu menunjukkan perbedaan yang tegas antara yang benar dan yang salah, dan apakah acara itu mengajarkan cara penilaian yang baik?
    4. Apakah acara itu akan menakut-nakuti?
    5. Apakah acara itu memisahkan dengan jelas antara dunia khayal dan kenyataan hidup ini?
  5. Bagi anak kecil, coretlah acara-acara yang tema utamanya ialah kekerasan, yang membiarkan stres tanpa ada penyelesaian, yang fokusnya pada soal ketakutan, atau yang tidak dengan jelas membedakan antara apa yang khayalan dan apa yang merupakan kehidupan yang nyata.
  6. Ingatlah bahwa "acara-acara orang dewasa" yang standar yang ditayangkan sesudah pukul 8 malam tidak disediakan untuk anak- anak.
  7. Orangtua yang pecandu televisi tidak dapat mengharapkan bahwa anak-anak mereka akan dapat mengendalikan diri dalam soal menonton televisi. Jika Anda ingin anak Anda mempunyai sikap tertentu terhadap televisi maka Anda sendiri harus memberi teladan.

Anak Anda dapat dengan bijaksana memilih acara yang mana yang akan ditontonnya. Percayalah bahwa Allah dapat memberi hikmat dan bersiapsedialah untuk mulai terjun ke dalam pertempuran khusus ini. Televisi tidak perlu menjadi monster di dalam keluarga Anda.

Sumber
Halaman: 
--
Judul Artikel: 
e-BinaAnak (Edisi 109)
Penerbit: 
--

Komentar