Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs C3I
Bagaimana Mengatasi Trauma Masa Lalu?
Edisi C3I: e-Konsel 387 - Kemerdekaan dari Trauma
Pertanyaan:
Saya memang sial, Bu. Teman-teman punya orangtua yang mengasihi anak dan memberikan apa yang mereka butuhkan, bahkan kebanyakan memikirkan masa depan anak. Ayah saya penjudi, pemabuk, dan berganti-ganti wanita piaraan. Ibu bekerja keras menghidupi kami sekeluarga, suka marah yang disertai sumpah serapah. Punggung saya pernah dilempar seterikaan, rambut adik perempuan pernah digunting, sampai sebulan lamanya ia tidak berani keluar rumah.
Setelah lulus S1 (ekonomi), saya bekerja di perusahaan paman, tetapi ia pelit sekali, dan saya tidak berani keluar. Akhir-akhir ini, saya lebih susah lagi karena pacar saya memutuskan hubungan kami. Bahkan, ia mengatakan saya seorang pria yang membosankan. Memang saya pernah 2x putus pacaran, dan yang terakhir ini saya sudah berusaha untuk hati-hati, bahkan dibantu dengan konseling oleh pendeta kami. Saat ini, ia tidak mau menemui. Saya sangat mencintainya, Bu. Mengapa saya selalu sial?? Tuhan tidak memihak pada saya dan apa yang harus saya lakukan??
Jawab:
Anda lahir dan dibesarkan dalam keluarga yang dysfunction di mana ayah dan ibu tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Akibatnya, Anda tidak mengerti bagaimana mencintai dan dicintai. Apa yang Anda lakukan terhadap pacar Anda mungkin bukanlah cinta yang dapat ia nikmati. Ada kemungkinan Anda cenderung juga posesif /takut kehilangan dan merasa tidak aman -- sehingga pacar Anda justru merasa terjebak, kehilangan kebebasan, dan tertekan. Kebutuhan Anda untuk membina dan mengikatkan diri dengan orang yang Anda cintai tidak dibekali dengan kemampuan sosial yang cukup. Anda bisa memulai, tetapi tidak bisa melanjutkan, memelihara atau mengembangkan hubungan pribadi tersebut. Kehadiran Anda juga tidak dirasakan sebagai kehadiran pribadi yang menyenangkan dan menstimulir pertumbuhan gairah hidup yang positif. Itulah sebabnya, ia ingin membebaskan diri dan meninggalkan Anda.
Di samping itu, Anda juga mempunyai pengalaman yang buruk dengan suatu sistem kehidupan yang tidak sehat. Belajar dari pengalaman itu, apakah Anda akan terus-menerus menyesali keberadaan diri sebagai seorang yang selalu sial, atau Anda memilih yang terbaik untuk kembali kepada Tuhan dan belajar untuk mengubah apa yang masih bisa diubah. Sebagai seorang yang sudah dilahirkan baru, Anda tidak sendiri, Roh Kudus yang penuh dengan kuasa sudah menyertai dan akan selalu menolong Anda:
- Jika Anda sadar akan kelemahan dan ingin diperbarui.
- Anda siap untuk belajar membina cinta kasih yang sehat dan dewasa.
- Anda tidak memaksakan kehendak Anda sendiri.
Berarti ada kemungkinan Anda memang akan kehilangan pacar Anda. Akan tetapi, jangan takut dan belajarlah mulai membina dengan yang lain dengan kedewasaan dan kesadaran yang baru. Semoga Tuhan memberkati.
Sumber asli: | ||
Judul artikel | : | Parakaleo (Edisi Apr. - juni 2002) |
Penulis | : | Esther Susabda, Ph.D. |
Penerbit | : | Departement Konseling STTRI |
Diambil dari: | ||
Nama situs | : | Christian Counseling Center Indonesia |
Alamat URL | : | http://c3i.sabda.org/01/apr/2002/konseling_bagaimana_mengatasi_trauma_masa_lalu |
Judul artikel | : | Bagaimana Mengatasi Trauma Masa Lalu? |
Penulis artikel | : | Esther Susabda, Ph.D. |
Tanggal akses | : | 25 Januari 2016 |