Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs C3I
e-Konsel, 4 November 2008, Volume 2008, No. 171
Optimis
Editorial
Pengantar Redaksi
Submitted by admin on Tue, 04/11/2008 - 00:00Edisi C3I: e-Konsel 171 - Optimis
Salam dalam kasih Kristus, Di tengah-tengah krisis global yang sedang melanda dunia saat ini, banyak orang yang ragu-ragu atau malah memandang suram masa yang akan datang. Tidak menentunya kondisi ekonomi, harga-harga kebutuhan hidup yang merangkak naik, tingginya biaya pendidikan, dan sulitnya mendapatkan pekerjaan, sering kali mematahkan semangat kita untuk memandang masa depan dengan penuh pengharapan. Wajar bila kita memiliki pandangan yang demikian karena kerap kali melihat kondisi ini dariArtikel
Mengapa Optimis?
Submitted by admin on Tue, 04/11/2008 - 00:00Edisi C3I: e-Konsel 171 - Optimis
Inginkah Saudara menjadi Presiden Amerika Serikat? Mungkin Saudara memimpikannya waktu masih kanak-kanak, tetapi jika Saudara melewati umur lima belas tahun, kemungkinan Saudara kurang terpikat lagi pada ide tersebut. Saudara mengetahui bahwa untuk memimpin negara yang membujur dengan aneka ragam keadaan ini dan menjaganya agar tidak terpecah belah, diperlukan bakat khusus. Pada tahap awal pemilihan Presiden Amerika tahun 1976, salah seorang penulis tetap sebuah surat kabar mencatat bahwa kecualiMenangkap Optimis
Submitted by admin on Tue, 04/11/2008 - 00:00Edisi C3I: e-Konsel 171 - Optimis
Mengapa beberapa orang dibanjiri dengan masalah-masalah mereka, sedangkan orang lain justru tertantang untuk menghadapi masalah? Mengapa beberapa orang mundur, menyerah, dan berhenti saat menghadapi tantangan, godaan, dan kesulitan, sedangkan orang lain dengan latar belakang yang sama dan menghadapi masalah yang sama justru berani dan mengejar keberhasilan? Itu semua kembali pada pola pikir Anda. Sikap adalah hal kecil yang membuat perbedaan besar. Optimis "Research" yang dilakukan oleh para psikologRenungan
Optimisme Kristen
Submitted by admin on Tue, 04/11/2008 - 00:00Edisi C3I: e-Konsel 171 - Optimis
Ayat: Mazmur 27
Ketakutan yang dirasakan oleh manusia bersumber dari rasa ketidakmampuan dan ketidakberdayaannya untuk mengatasi suatu konflik atau krisis yang terjadi dalam hidupnya. Ketika menghadapi tantangan dan serangan yang begitu hebat dari musuh-musuhnya (2-3), Daud tidak hancur, tidak gentar, dan tidak meragukan Allah sedikit pun. Ia pasti memunyai kunci hidup tegar dan kokoh menghadapi krisis -- sesuatu yang sangat diperlukan oleh orang Kristen di Indonesia agar mampu melewati setiap badai yang saat ini melanda negara kita dengan tetap teguh berpegang pada kebenaran iman Kristen. Apa saja kunci itu? ... baca selengkapnya »
Warnet Pena