Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs C3I
e-Konsel, 16 Oktober 2012, Volume 2012, No. 315
Pernikahan yang Dikenan Tuhan
Submitted by admin on Thu, 27/09/2012 - 17:29Edisi C3I: e-Konsel 315 - Pernikahan yang Dikenan Tuhan
Salam sejahtera,
Apa yang dipersatukan Tuhan tidak boleh diceraikan oleh apa atau siapa pun, termasuk manusia. Mengapa? Karena pernikahan adalah komitmen seorang pria dan wanita di hadapan Allah dan manusia yang berlaku seumur hidup. Ikatan pernikahan sama sucinya dengan perjanjian darah antara manusia dengan Allah. Oleh karena itu, kita harus memandang pernikahan sebagaimana Allah memandangnya. Pernikahan yang kita bangun hendaknya dibangun sesuai kaidah yang Tuhan berikan sehingga pernikahan kita berkenan bagi Dia. Dalam edisi 315 ini, e-Konsel menyajikan artikel-artikel dan ulasan buku yang membahas tentang pernikahan yang dikenan Tuhan. Apakah Anda ingin membangun pernikahan yang penuh kasih dan menyukakan Tuhan? Semoga sajian kami memberi inspirasi bagi Anda.
Pemimpin Redaksi e-Konsel,
Sri Setyawati
< setya(at)in-christ.net >
Pernikahan dan Keluarga Kristen
Submitted by admin on Thu, 27/09/2012 - 17:31Edisi C3I: e-Konsel 315 - Pernikahan yang Dikenan Tuhan
Diringkas oleh: Sri Setyawati
Pernikahan dibentuk berdasarkan inisiatif Tuhan. Melalui pernikahan, Tuhan hendak mengajarkan bagaimana hubungan antara Tuhan dengan umat-Nya. Dengan pernikahan, maka terbentuklah sebuah keluarga yang masing-masing anggotanya memegang peranan penting untuk saling menolong, sehingga tiap-tiap anggota dapat bertumbuh, berkarya, dan mengaktualisasikan diri dengan baik. ... baca selengkapnya »
Pernikahan di Mata Tuhan
Submitted by admin on Thu, 27/09/2012 - 17:32Edisi C3I: e-Konsel 315 - Pernikahan yang Dikenan Tuhan
Dalam ceramah yang berkaitan dengan memilih pasangan hidup, kadang saya mendapat pertanyaan, "Bolehkah menikah dengan orang yang tidak seiman?" Sesungguhnya, jawaban terhadap pertanyaan ini bergantung pada bagaimanakah kita memandang pernikahan itu sendiri. Jika kita memandang pernikahan lebih dari sekadar pemenuhan kebutuhan, keharmonisan rumah tangga, menyambung keturunan, dan menjadi wadah yang sehat bagi pertumbuhan anak-anak, maka jawabannya adalah "Tidak boleh". Demikian juga sebaliknya. Jadi, bagaimanakah seharusnya kita memandang pernikahan? Pada dasarnya, kita harus memandang pernikahan dari sudut pandang kemuliaan Tuhan. Firman Tuhan dalam Efesus 1:5-6, 12 berkata, "Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anak-Nya, sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya, supaya terpujilah kasih karunia-Nya yang mulia, yang dikaruniakan-Nya kepada kita ... supaya kami yang sebelumnya telah menaruh harapan pada Kristus, boleh menjadi puji-pujian bagi kemuliaan-Nya." ... baca selengkapnya »
Surat Izin Menikah
Submitted by admin on Thu, 27/09/2012 - 17:32Edisi C3I: e-Konsel 315 - Pernikahan yang Dikenan Tuhan
Judul buku | : | Surat Izin Menikah |
Judul asli | : | -- |
Penulis/Penyusun | : | Julianto Simanjuntak & Roswitha Ndraha |
Penerjemah | : | -- |
Editor | : | -- |
Penerbit | : | Yayasan Konseling Keluarga dan Karier (LK3), Jakarta 2008 |
Ukuran buku | : | 11 x 18 cm |
Tebal | : | 174 halaman |
ISBN | : | -- |
Buku Online | : | -- |
Download | : | -- |
Keputusan untuk menikah adalah keputusan yang memengaruhi masa depan. Untuk menikah, kita tidak cukup bermodalkan cinta, uang, dan dua manusia yang berbeda jenis kelaminnya. Untuk memiliki pernikahan yang dapat bertahan hingga maut memisahkan dan penuh keharmonisan, diperlukan persiapan yang matang. Dua pribadi yang saling mencintai harus memiliki kesiapan lahir dan batin, serta visi yang jelas. Dengan demikian, setiap persoalan yang akan datang dapat diatasi dengan lebih mudah dan bijaksana. ... baca selengkapnya »