Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs C3I
Mengelola Konflik di Tempat Kerja
Konflik yang terjadi di tempat kerja sangatlah merugikan. Karena konflik ini berdampak banyak terhadap diri kita sendiri, rekan kerja, dan organisasi kita. Hubungan kita dengan rekan kerja menjadi renggang, gampang curiga, dan muncul ketidakpercayaan.
Jika ini terjadi maka komunikasi dengan rekan kerja akan menjadi sulit dan banyak hambatan dan bisa diduga kerja menjadi tidak maksimal.
Konflik juga membuat terjadinya ketidakseimbangan hidup kita, yaitu ketidakseimbangan individu dan sosial serta batin dan hati. Orang yang terlibat konflik akan menjadi pribadi yang egois, mementingkan diri sendiri, tidak bisa bekerja sama dengan orang lain, penuh tekanan, dan tidak bersemangat dalam bekerja. Dampak berantai ini jelas sangat merugikan organisasi tempat kita bekerja, karena kinerja organisasi secara keseluruhan akan menurun.
Banyak faktor yang menjadi penyebab terjadinya konflik di tempat kerja, antara lain: perbedaan karakter, persaingan kerja, perbedaan kepentingan kelompok, kepemimpinan dalam organisasi, dan sebagainya. Untuk itu, mengidentifikasi akar masalah konflik akan membantu kita mengelola konflik di tempat kerja kita, sekaligus membantu kita menjadi pribadi yang lebih dewasa, matang, dan profesional di tempat kerja.
Namun, semua konflik selalu berkaitan dengan ego. Entah ego pribadi atau ego kelompok. Konflik muncul di tempat kerja ketika terjadi perbenturan ego. Perbedaan karakter menjadi jalan yang lebar bagi eskalasi sebuah konflik, karena hambatan dalam proses berkomunikasi. Berdamai dengan ego diri sendiri, adalah langkah awal untuk mengelola konflik.
Bagaimana mengelolanya?
Di mana pun kita bekerja, potensi konflik itu selalu ada. Dibutuhkan lebih dari sebuah sikap dewasa dan profesional untuk memilah konflik dan mengelolanya sehingga tidak berdampak bagi diri kita, orang lain dan organisasi.
Kemampuan mengelola konflik akan membantu kita menjadi pribadi yang berkualitas dan menjadi berkat bagi orang lain dan organisasi. Kontribusi kita di dalam organisasi menjadi lebih efektif, karena kita menjadi pribadi yang mampu membangun relasi dengan orang lain di tempat kerja.
Berikut ini beberapa prinsip yang dapat menjadi pegangan bagi kita di tempat kerja dalam mengelola konflik:
Pertama, belajar dan berupaya memiliki mentalitas melayani. Mentalitas ini akan meredam keakuan yang menjadi sumber konflik. Jika keakuan bisa kita kelola, maka akan menjadi jalan bagi proses komunikasi yang lebih baik dengan orang lain. Kunci keberhasilan proses komunikasi adalah ketika ada kepercayaan (trust), ketulusan (sincerity), dan keterbukaan (openess).
Kedua, belajar untuk berfokus kepada akar masalah dari sebuah konflik. FOKUS adalah kata kunci dalam sebuah proses komunikasi. Ini membantu kita untuk mengetahui sumber konflik dengan jelas, dan menjauhkan diri kita dari penghakiman kepada orang lain, dan meringankan kita dalam mencari solusi bersama. Banyak konflik membesar karena kita berprinsip ”pokoknya dia salah”. Ini juga ego.
Ketiga, memiliki mentalitas pembelajar. Konflik bisa terjadi karena kesalahan pribadi kita atau kelompok kita. Berani mengakui kesalahan kita, mendiskusikan dengan rekan kerja, dan mengambil komitmen untuk memperbaikinya adalah solusi untuk mengakhiri sebuah konflik. Efek positif dari sikap ini adalah tumbuhnya rasa percaya (trust) kepada kita, tumbuhnya kerelaan (willingness) untuk bekerja sama pada masa mendatang, dan bertumbuhnya (growth) kita menjadi pribadi yang dewasa dan matang di tempat kerja.
Keempat, berupaya secara gigih untuk menyelesaikan konflik dengan baik. Banyak dari kita memilih lari dari tantangan konflik dan mundur dari pekerjaan. Tidak ada apa pun yang bisa kita pelajari jika mundur dari pekerjaan sebelum upaya gigih dilakukan. Tetapi, jika kita tulus dan gigih menyelesaikan konflik kita, maka minimal rekan kerja kita akan melihat sisi positif upaya kita. Dan, melihat kita sebagai pribadi yang tangguh dan tegar berhadapan dengan masalah kerja. Jika ini terjadi, kita menjadi pribadi yang berkembang dan bertumbuh dalam kemampuan dan karakter kita.
Menjadi berkat di lingkungan kerja tidaklah mudah. Banyak benturan konflik yang harus kita hadapi. Memiliki hati yang melayani dan hati yang mau belajar adalah kuncinya. Selamat berjuang!
Diambil dari:
Nama situs | : | Percikan |
Alamat URL | : | http://esbede.wordpress.com |
Penulis | : | Tidak dicantumkan |
Tanggal akses | : | 19 Desember 2011 |