Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs C3I

Tiga Kebenaran Universal untuk Konseling dalam Situasi Tertentu

Bagaimana 1 Tesalonika 5:14 Membantu Konselor untuk Menolong Pendosa

Dari saat Craig masuk ke kantor saya, postur, sikap, nada, dan kata-katanya semuanya menunjukkan bahwa dia tidak ingin berada dalam konseling; dia pikir dia tidak membutuhkannya.

Craig juga seorang pezina yang tak kunjung bertobat, kasar secara verbal dan emosional terhadap keluarganya. Dia baru saja diamankan dari rumahnya karena kemarahannya menjadi-jadi, dan istri serta anak-anaknya merasa terancam. Dalam konseling, dia telah melakukan semuanya mulai dari menangisi dosanya hingga keluar ruangan sambil marah-marah.

Naluri pertama saya ketika saya bertemu Craig adalah berpikir, "Orang ini berengsek!" Tapi sejujurnya, ketika Craig masuk ke kantor saya, bukan hanya dia yang perlu bertumbuh dalam kasih karunia. Saya (konselornya) juga perlu bertumbuh.

Dibutuhkan kebijaksanaan ilahi untuk membantu seseorang seperti Craig. Dibutuhkan banyak waktu dan ketajaman untuk menggali secara khusus situasinya, mengungkap sebab di balik tindakannya, dan menawarkan hikmat alkitabiah. Tetapi di tengah-tengah kasusnya (dan setiap situasi konseling), ada beberapa kebenaran universal yang harus kita terapkan.

Beberapa dari hal universal itu, pada kenyataannya, lebih ditujukan untuk menggembalakan hati saya sebagai konselor daripada untuk membantu orang yang datang untuk meminta nasihat.

Mengenali yang Universal dan Khusus

Dalam 1 Tesalonika 5:14 (AYT), Paulus menulis, "Kami mendorongmu, Saudara-saudara, tegurlah mereka yang hidup bermalas-malasan, kuatkanlah mereka yang berkecil hati, tolonglah mereka yang lemah, dan bersabarlah dengan semua orang." Ketika Paulus berkata, "tegurlah orang yang malas, dan kuatkan mereka yang berkecil hati" dia menunjukkan kepada kita bahwa ada cara tertentu untuk mendekati orang lain berdasarkan dosa atau kelemahan mereka. Orang yang "Idle" (ESV) atau "unruly" (NASB) perlu didekati sebagai pendosa. Mereka membutuhkan teguran dan koreksi yang penuh kasih. Akan tetapi, mereka yang berkecil hati dan lemah membutuhkan dorongan dan bantuan.

Gambar: gambar

Ini bukan untuk mengatakan tidak akan ada koreksi bagi orang yang berkecil hati atau bahwa seorang pendosa yang malas tidak membutuhkan dorongan dan bantuan. Tetapi Paulus menyadari penekanan cara menolong mereka akan condong ke arah tertentu.

Akan tetapi, Paulus tidak berhenti di situ. Dia memberikan pengajaran khusus ini dalam konteks universal: "Bersabarlah dengan semua orang." Dalam menerapkan pengajaran Paulus di sini, saya akan memberikan tiga dorongan universal untuk setiap situasi konseling alkitabiah.

1. Sabar.

Ketika seseorang datang untuk konseling, dosa mereka sering kali berakar dalam. Orang tidak mencari pertolongan karena kecanduan minuman keras satu kali. Mereka datang karena mereka telah mencoba dan gagal -- berulang kali -- untuk mengakhiri pola mabuk-mabukan. Berbalik dari pola dosa lama ke pola kebenaran yang baru membutuhkan waktu, jadi konselor harus bersabar dengan proses perubahan itu.

Pertolongan membutuhkan kesabaran jenis kedua juga. Tidak hanya butuh waktu bagi seseorang untuk berubah, tetapi juga butuh waktu untuk mengenal seseorang. Sulit untuk membedakan apakah seseorang malas, pengecut, atau lemah hanya berdasarkan satu kuesioner atau percakapan. Itulah mengapa sangat penting untuk menyadari kecenderungan kita; kita tidak boleh terlalu cepat mengambil kesimpulan tentang apakah seseorang berbuat dosa atau lemah. Terkadang hanya waktu dan proses mengenal yang intensional yang akan membuat kenyataan menjadi jelas.

2. Tunjukkan belas kasih.

Ibrani 4:14-5:3 memanggil kita untuk mengasihi dengan belas kasihan seperti Kristus. "Belas kasihan" berarti menderita bersama-sama, dan Ibrani memberi tahu bagaimana seorang imam Perjanjian Lama dapat "bersikap lembut terhadap orang-orang yang tidak memiliki pengetahuan dan mudah tersesat karena imam besar juga penuh dengan kelemahan." (Ibr. 5:2). Dia dapat menunjukkan belas kasihan karena Dia mengalami penderitaan yang sama seperti mereka yang Dia layani.

Sebagai orang-orang yang mewartakan kasih karunia Allah kepada pendosa yang lemah, kita harus melihat contoh ini mirip dengan kita sendiri. Kita harus bersikap lembut terhadap saudara saudari kita karena kita juga tahu bagaimana rasanya menderita dan berdosa. Entah kita sedang menerapkan hukum Allah atau membawa kasih karunia, pengalaman kita yang sama dalam penderitaan dan dosa seharusnya membuat kita lemah lembut, rendah hati, dan berbelas kasih.

3. Arahkan pada Yesus.

Penulis Ibrani juga memberikan teladan Yesus, Imam Besar kita yang agung. Kristus mengalami pencobaan besar dan kelemahan manusia, tetapi pengalaman-Nya tegak lurus, tidak sejajar dengan pengalaman kita, karena Yesus tidak pernah berdosa (Ibr. 4:15).

Tidak peduli siapa yang datang untuk konseling kepada Anda, tidak peduli apa situasinya, Anda bisa dan harus bersabar, menunjukkan belas kasihan, dan mengarahkan dia kepada Kristus.


Facebook Twitter WhatsApp Telegram

Syukurlah, ketidakberdosaan Yesus tidak membuat-Nya mengeraskan hati-Nya terhadap kita. Tidak, Yesus dikatakan "memahami kelemahan kita," dan Dia mengundang kita untuk "datang menghampiri takhta anugerah supaya kita menerima belas kasihan dan menemukan anugerah untuk menolong kita, ketika kita membutuhkannya" (Ibr. 4:15-16, AYT). Sebagai konselor, kita harus meniru kasih Kristus yang penuh kasih dan sabar. Entah masalah utama seseorang adalah dosa atau kelemahan, kebutuhan terbesarnya adalah Yesus. Dan janji-Nya adalah melimpahkan anugerah, belas kasih, dan pertolongan kepada orang-orang yang datang kepada-Nya.

Tidak peduli siapa yang datang untuk konseling kepada Anda, tidak peduli apa situasinya, Anda bisa dan harus bersabar, menunjukkan belas kasihan, dan mengarahkan dia kepada Kristus. Menerapkan hal-hal universal ini akan menjaga Anda dari kemungkinan menjadi berengsek dan, yang lebih penting, Anda akan mengilustrasikan karakter Kristus dalam setiap situasi tertentu. (t/Jing-Jing)

Diterjemahkan dari:
Nama situs : The Gospel Coalition
Alamat situs : https://thegospelcoalition.org/article/universal-truths-particular-circumstances
Judul asli artikel : 3 Universal Truths for Counseling in Particular Circumstances
Penulis artikel : Curtis Solomon

Komentar