Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs C3I

Bimbingan untuk Pemulihan Komunikasi yang Rusak

Edisi C3I: e-Konsel 019 - Komunikasi

Ahli sosiologi, negarawan, penasehat pernikahan, banyak golongan yang berbeda-beda, sependapat bahwa dewasa ini kebutuhan terutama adalah komunikasi yang sungguh-sungguh. Teknologi semakin meningkat, buku-buku bertambah banyak disegala bidang. Tetapi komunikasi orang dengan lainnya mungkin tidak pernah sedangkal seperi sekarang ini.

Komunikasi manusia tidak lagi berdasarkan kebenaran. Jurang pemisah bukan hanya pada politik, pada usaha periklanan, tetapi juga di dalam gereja Yesus Kristus. Semua persoalan komunikasi berakar di Taman Eden. Allah memilih untuk mengadakan hubungan yang sangat intim dengan manusia yang Ia ciptakan menurut gambar-Nya sendiri sebagai mahluk yang dapat berkomunikasi. Adam berkomunikasi secara pribadi dengan menggunakan bahasa.

Dalam keadaan yang demikian sempurna Iblis menawarkan hambatan komunikasi yang pertama dengan mengusahakan keraguan terhadap Firman Allah. Bapa pembohong itu bertanya, "Tentulah Allah berfirman....?" Ia bertanya dan ini merupakan pertanyaan pertama dalam sejarah. Manusia mendengar dan bertanya pula. Iblis menantang dan membengkokkan Firman Allah.

Ketika Adam dan Hawa jatuh, maka komunikasi dengan Allah dan sesamanya retak. Manusia sebagai mahluk berkomunikasi yang membutuhkan orang lain, mulai mengalami penderitaan karena hubungan yang ia butuhkan itu terputus. Oleh karena hubungan sosialnya rusak, manusia mulai menderita keterasingan, dan mulai memperlihatkan hal itu dalam tingkah lakunya.

Di dalam pembimbingan, sebagian besar persoalan yang kita hadapi sebenarnya berakar dari Taman Eden. Sebenarnya keadaan seseorang tidak unik benar. Kebanyakan persoalan dikemukakan dalam bentuk komunikasi yang rusak. Misalnya rasa malu dan perasaan bersalah yang dihadapi para pembimbing dewasa ini adalah perasaan yang dialami oleh Adam. Kemampuan manusia untuk menilai diri yang diberikan Allah untuk membedakan benar dan salah, mulai menyakitkan. Biasanya jalan keluarnya yaitu kalau ada pihak ketiga yang membantu untuk membuat mereka mulai berkomunikasi.

Dasar pemulihan komunikasi adalah perdamaian dengan Allah. Pemulihan itu mulai dengan anugerah Yesus Kristus. Segala komunikasi yang berarti beralaskan Yesus. Seperti rasul Yohanes mengemukakan dalam suratnya kepada Gayus, komunikasi harus beralasan "kasih dalam kebenaran". Kebenaran ini dimiliki bersama dan dipercayai oleh setiap pihak dan dengan demikian menjadi dasar dari segala koumikasi yang berarti.

Komunikasi yang sempurna antara satu orang dengan yang lain telah terputus di Taman Eden ketika kebenaran Allah dicurigai, ditolak dan Adam mulai berbohong. Kecuali bagi Yesus setiap orang lahir sebagai pemberontak terhadap kebenaran Firman Allah.

Karena itu yang ia ucapkan bukanlah kebenaran melainkan dusta. karena tabiatnya yang berdosa manusia tidak mengasihi kebenaran. Setiap kali manusia menghadapi kesulitan, usahanya yang pertama dalam mengatasi kesulitan itu dengan berbohong, sama seperti Adam mengambil jalan dusta sebagai jalan keluar dari kesulitannya, demikian pula manusia dewasa ini menjalani hidupnya dalam dusta.

Orang-orang yang berbicara dalam kebenaran berbicara sesuai dengan patokan Alkitab. Mereka bicara benar kepada tetangganya demi kebaikannya. Orang Kristen harus bersedia membuka rahasia hatinya sendiri dan membagikan hal yang penting kepada orang lain karena mengetahui bahwa orang lainpun membutuhkan keterangan, dorongan, teguran, dsb. Kita membutuhkan orang lain sama seperti anggota- anggota tubuh saling membutuhkan satu dengan yang lain.

Sumber
Halaman: 
122 - 123
Judul Artikel: 
Anda pun Boleh Membimbing
Penerbit: 
Yayasan Penerbit Gandum Mas, Malang

Komentar