Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs C3I
Komunikasi Suami Istri
Submitted by admin on Mon, 31/03/2003 - 00:00
KOMUNIKASI SUAMI ISTERI
Mengapa komunikasi suami istri itu penting? Bagaimana seharusnya suami istri membangun komunikasinya? Untuk mengetahui jawabannya, marilah kita menyimak uraian Dr. Paul Gunadi tentang Komunikasi Suami Isteri dalam tanya jawab berikut ini:
------- T: Kita memang menyadari bahwa salah satu bagian di dalam kehidupan suami istri atau hubungan pernikahan adalah komunikasi. Tetapi juga disadari bahwa itu bukan sesuatu hal yang mudah, seringkali terjadi benturan-benturan didalam kita berkomunikasi dengan pasangan kita. Nah pada kesempatan ini kita akan membahas bagaimana sebenarnya suami-istri itu harus membangun komunikasinya. Apa sebenarnya komunikasi itu? J: Sebetulnya satu prinsip komunikasi yang paling penting yaitu KEJELASAN. Jadi apakah saya berhasil berkomunikasi atau tidak, diukur dari apakah yang saya katakan didengar dan dipahami dengan jelas oleh lawan bicara saya. Meskipun saya ini pandai berorasi namun kalau yang ingin saya sampaikan tidak diterima persis sama dengan yang saya kehendaki maka saya telah gagal berkomunikasi. Nah ternyata hal komunikasi bukanlah hal yang mudah, apalagi kalau dikaitkan dalam konteks rumah tangga. Ternyata salah satu ciri keluarga yang bermasalah adalah rusaknya komunikasi di antara suami dan istri. Ada lagi yang malah lebih jauh yakni rusaknya komunikasi antara orangtua dan anak-anak mereka. ------- T: Apakah perlu seseorang itu mengkomunikasikan secara utuh apa yang ada di dalam hatinya? apakah perlu keterbukaan total? J: Saya kira tidak. Kita perlu bijaksana apa yang perlu kita sampaikan saat ini. Saya garis bawahi kata "saat ini" sebab tidak semua hal cocok disampaikan saat ini. Tidak semua hal, itu prinsip pertamanya. Prinsip kedua adalah kita tidak boleh berbohong untuk menutupi suatu hal yang memang telah terjadi. Jadi kita jangan menggunakan kebohongan untuk melindungi diri atau untuk menyelamatkan diri atau untuk memecahkan problem kita, jadi itu prinsip yang kedua. Nah, jadi yang saya maksud kalaupun kita tidak menceritakan, itu bukan berarti kita sedang mencoba menutupi suatu fakta dari pasangan kita atau sedang mencoba menyelamatkan diri atau kita berpikir dengan berbohong kita akan memecahkan problem ini. Itu tidak boleh, sebab memang Tuhan melarang kita untuk berbohong. Nah kita tidak menyampaikan yang kita alami atau rasakan atau pikirkan semuanya kepada pasangan kita saat ini artinya adalah kita selalu menimbang apakah memang inilah waktu yang cocok untuk membicarakan hal ini. Apakah memang dia siap mendengar yang ingin saya katakan, apakah ini hanya untuk memuaskan hasrat saya saja dan saya tidak peduli dampaknya pada pasangan saya. Jadi dalam komunikasi kita perlu mempertimbangkan semua faktor itu, sebab sekali lagi kita tidak hidup untuk diri kita. Tuhan pun meminta kita selalu menimbang orang lain pula. ------- T: Sebenarnya pokok-pokok pembicaraan apa yang bisa membangun kehidupan pernikahan kita? Apakah ada pokok-pokok pembicaraan yang memang perlu untuk dibicarakan oleh suami istri? J: Saya kira tidak ada hukumnya atau aturannya, berapa banyak atau hal-hal apa saja yang bisa dibicarakan, saya kira berapa dalam dan berapa luas percakapan itu akan dipengaruhi oleh berapa dekat hubungan kita. Kalau hubungan sangat akrab maka hal itu akan memperluas topik percakapan. Jadi apa saja bisa kita bicarakan. Pengalaman hidup bersama juga penting dalam pembicaraan kalau si istri terputus dari si suami dalam pengalaman hidupnya. Kadang suami bekerja dari pagi sampai malam sehingga jarang cerita tentang pekerjaannya dengan si istri. Nah karena si istri tidak membagi hidup dengan si suami dalam hal pekerjaan, akibatnya tidak bisa berbicara secara luas juga. Jadi berapa banyak yang bisa dibicarakan dan berapa dalamnya komunikasi tergantung pada dua hal itu, yaitu berapa dekatnya hubungan suami istri dan berapa seringnya mereka berbagi pengalaman hidup ini. ------- T: Apakah ada hal-hal lain yang bisa diupayakan oleh suami istri supaya komunikasi itu bertambah baik dari hari ke hari? J: Ada. Komunikasi juga sangat dipengaruhi oleh rasa percaya kita pada pasangan. Apakah kita percaya bahwa ketika pasangan kita berkata A memang A-lah yang ingin dia sampaikan? Kalau sudah ada kecurigaan "Engkau bicara A karena engkau ingin mendapatkan B," nah itu berarti masalahnya bukan lagi di komunikasi, namun sudah menyangkut masalah kepercayaan dan ini adalah hal yang lebih serius. Berarti kita tidak lagi bisa percaya pada kemurnian, kejujuran atau motivasi pasangan kita. Kalau ini terjadi, memang kita harus kembali kepada hal-hal yang lebih mendasar. Apa yang telah terjadi dalam hubungan kita sehingga kita tidak lagi bisa percaya pada pasangan kita ini. Apakah kita pernah merasa tertipu? Adakalanya kita akhirnya sangat berhati-hati ketika pasangan kita berkata-kata karena kita takut terjebak, kita takut menceritakan kelemahan kita sebab kelemahan ini bisa dipegangnya untuk menyerang kita kembali. Jadi komunikasi sangat dipengaruhi oleh rasa percaya. Berbahagialah pernikahan yang memiliki rasa percaya yang kuat, kalau itu tidak ada, biasanya hal berikutnya yang akan rontok adalah komunikasi antara dua orang itu. ------- T: Jadi komunikasi memang sesuatu hal yang tidak mudah, tetapi saya rasa kita perlu terus-menerus belajar dalam hal berkomunikasi. Apakah ada bagian dalam Firman Tuhan yang ingin Bapak sampaikan? J: Saya akan ambil dari Efesus 4:15, "tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala." Terjemahan bahasa Inggrisnya lebih bagus yaitu "Speak the Truth in love." Kita bertumbuh ke arah Kristus, tapi syaratnya adalah bicaralah hal yang benar di dalam Kristus dan dalam kasih.