Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs C3I

Menghadapi Kepahitan Hidup

Hidup tidak selamanya berjalan lurus, kadang kita harus melalui berbagai-bagai masalah. Di antara masalah-masalah tersebut ada kalanya kita merasa tertekan, terpojok, dilukai, dikecewakan, dan sebagainya. Dan luka itu kadang membekas dalam diri kita, menjadi suatu hal yang traumatis dan menjadi kepahitan dalam hidup kita. Bagaimana kita mengatasi kepahitan hidup tergantung bagaimana kita menyikapinya. Jika kita ingin melepaskannya maka kita harus memberi pengampunan kepada orang yang telah menimbulkan kepahitan tersebut. Pada saat kita berhasil memberi pengampunan, pada saat itulah kita lepas menjadi korban kepahitan. Berikut cuplikan dari hasil diskusi tema kali ini.

T: Bagaimana kita harus mempersiapkan diri atau menyikapi kalau suatu saat kita harus mengalami kepahitan hidup?

Wajah muram

J: Pada dasarnya kita harus menentukan pilihan kita, apakah kita akan terus menjadi korban kepahitan tersebut ataukah kita melepaskan diri dari kepahitan itu. Artinya kita bisa terus menerus dikuasai oleh kepahitan itu sehingga hati kita penuh kepahitan dan kita sangat tak berdaya di bawah kendali kepahitan itu. Namun, pilihan yang saya kira lebih baik dan juga Tuhan kehendaki ialah kita melepaskan diri kita tidak mau lagi berada di bawah kepahitan itu. Nah pada akhirnya yang harus kita lakukan ialah memberi pengampunan kepada orang yang telah menimbulkan kepahitan pada diri kita itu, pada saat kita berhasil memberi pengampunan pada saat itulah kita lepas menjadi korban dari kepahitan itu.

T: Namun, bagaimana kalau orang yang menimbulkan kepahitan hidup itu justru orang yang kita cintai?

Kapan pun kamu berdiri untuk berdoa, tetapi masih menyimpan kesalahan orang lain, ampunilah dia supaya Bapamu yang ada di surga mengampuni kamu akan kesalahan-kesalahanmu. (Markus 11:25, AYT)


FacebookTwitterWhatsAppTelegram

J: Sering kali justru yang membuat kita pahit adalah orang-orang yang terdekat dengan kita, orang yang kita percaya, orang yang kita kasihi karena kalau orang itu jauh dari kita dan tidak begitu berdampak kepada kita dia pun tidak begitu mampu atau sanggup membuat kita pahit sampai sedemikian pahitnya. Justru sering kali orang terdekatlah yang membuat kita pahit, misalnya kita mengalami kekecewaan, kita mengalami penolakan, kita merasa ditipu, dan sebagainya.

T: Orang yang mengalami kepahitan berkali-kali dalam hidupnya akan berdampak apa?

J: Dia akan kehilangan kepercayaan pada orang lain karena dia melihat dunia ini tidak aman. Dia harus selalu berhati-hati karena dia tidak bisa lagi terjebak untuk sekian kalinya. Jadi biasanya orang yang terluka berkali-kali akan kesulitan membina hubungan yang intim dengan orang lain, dia memiliki rasa waswas yang sangat tinggi.

 

Unduh Audio

 

Diambil dan disunting seperlunya dari:
Nama situs : TELAGA.org
Alamat situs : http://www.telaga.org/
Judul transkrip : TELAGA - Kaset T065B
Penulis artikel : Pdt. Dr. Paul Gunadi

Komentar