Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs C3I

Bagaimana Kita Dapat Menolong Orang yang Sedang Berdukacita?

Beberapa kebiasaan dan upacara tradisional menolong orang yang berdukacita. Namun, ada juga kebiasaan yang tidak menolong. Para pemimpin gereja harus mendorong warganya untuk melakukan kebiasaan-kebiasaan yang dapat menolong dan sesuai dengan iman Kristen. Sebagai tambahan, di bawah ini beberapa hal dicantumkan sebagai cara yang dapat menolong orang yang berdukacita.

  • Kunjungi mereka. Berdoalah untuk mereka.

  • Kalau mereka siap, doronglah mereka untuk membicarakan perasaannya. Biarkan mereka mengeluarkan rasa marah atau kesedihan.

  • Dengarkan ungkapan rasa sakit hati mereka. Usahakan lebih banyak mendengar daripada berbicara. Pemulihan terjadi kalau mereka mengeluarkan rasa sakit di hatinya. Mereka tidak siap menerima khotbah atau pengajaran pada saat seperti ini.

  • Bantulah mereka dalam hal-hal praktis. Apabila seorang yang berdukacita harus memikirkan masalah keluarganya, sering kali mereka tidak sempat berduka dan tidak mengalami pemulihan. Mereka akan merasa terlalu lelah untuk melakukan pekerjaan yang sebelumnya biasa mereka lakukan, apalagi kalau harus melakukan pekerjaan yang tadinya selalu menjadi bagian orang yang sudah meninggal itu. Bebaskan mereka dari tugas-tugas mereka sehingga mereka dapat berdukacita. Terutama pada masa kedukaan menjelang pemakaman, ada banyak cara praktis yang dapat membantu seseorang yang sedang berduka. Para janda dan anak-anak yatim mempunyai kebutuhan yang khusus, dan kita memang diperintahkan untuk menolong mereka, "Ibadah yang murni dan yang tak bercacat di hadapan Allah, Bapa kita, ialah mengunjungi yatim piatu dan janda-janda dalam kesusahan mereka, dan menjaga supaya dirinya sendiri tidak dicemarkan oleh dunia" (Yak. 1:27).

  • Bantulah mereka untuk mengerti bahwa berdukacita adalah wajar, satu proses yang membutuhkan waktu. Tidak akan selamanya perasaan mereka seperti hari itu. Sangat penting agar mereka tidak melakukan perubahan-perubahan yang tergesa-gesa, seperti halnya menikah kembali; atas dasar perasaan selagi mereka masih berada dalam situasi yang merasakan penolakan dan kemarahan serta tanpa pengharapan. Kelak kalau mereka sudah berada dalam situasi dapat menerima awal yang baru, mereka akan dapat membuat keputusan yang lebih baik.

  • Apabila tidak ada jenazah, aturlah suatu ibadah gereja untuk mengingat kehidupan orang yang meninggal itu dan secara resmi menyatakan kematiannya. Sebuah foto atau sebilah kayu salib dapat diletakkan di tempat yang dahulu digunakan untuk meletakkan jenazah. Kalau keluarga itu tidak berada di satu tempat, mereka dapat melakukan upacara yang serupa di tempatnya masing-masing.

  • Bukanlah hal yang aneh kalau seorang yang berdukacita sulit tidur pada malam hari, pada minggu-minggu, atau bulan-bulan pertama. Untuk orang yang sulit tidur, dorong mereka untuk bekerja keras di ladang. Kalau mereka tinggal di kota, dorong mereka untuk berjalan kaki atau berolahraga lainnya. Kalau mereka lelah secara jasmani, tidur akan lebih mudah.

  • Kalau orang yang berdukacita menolak kenyataan bahwa orang yang dikasihinya telah meninggal, dengan lembut tolong dia dengan cara-cara yang sederhana. Sebagai contoh, bantulah orang itu melepas milik orang yang sudah meninggal, sedikit demi sedikit.

  • Kalau orang itu siap, bacakan untuk mereka sebuah janji dari Alkitab, dan dorong dia untuk menghafalkan ayat itu, misalnya: Mzm. 34:18; Yes. 63:9; atau Yoh. 14:1.

  • Pada waktunya, mereka harus membawa rasa sakitnya kepada Tuhan. Kalau mereka dapat mengutamakannya, lebih spesifik akan lebih baik. Misalnya, seseorang dapat kehilangan seorang yang dikasihi, tetapi juga kehilangan mata pencaharian, seorang sahabat, rasa hormat, atau rasa aman. Semua kehilangan itu perlu diungkapkan kepada Tuhan satu demi satu.

Diambil dan disunting dari:

Judul asli buku : Healing The Wounds of Trauma; How The Church Can Help
Judul buku terjemahan : Menyembuhkan Luka Batin Akibat Trauma; Bagaimana Gereja dapat Menolong
Judul bab : Apa yang Terjadi Bila Seseorang Berdukacita?
Penulis : Margaret Hill, Harriet Hill, Richard Bagge, dan Pat Miersma
Penerjemah : Melly Situmorang Wenas
Penerbit : Kartidaya, Jakarta dan Gloria Graffa, Yogyakarta 2005
Halaman : 59 -- 61

Komentar