Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs C3I

Generasi Terdidik, Generasi Alfa

Edisi C3I: e-Konsel 410 - Membimbing Generasi Alfa

Sejak tercetusnya teori generasi oleh sosiolog asal Hungaria bernama Karl Mannheim, kini orang banyak membicarakan mengenai status generasi seperti Baby Boomers, X, Y, dan Z. Teori ini kemudian dikembangkan pula oleh Strauss-Howe, sejarawan Amerika, di negaranya. Hingga kini, status generasi ini terus berkembang dan telah sampailah kepada Generasi Alfa, yaitu mereka yang terlahir pasca-2010. Banyak tenaga ahli hingga praktisi yang berkecimpung dalam dunia anak meramalkan bahwa Generasi Alfa merupakan generasi yang terdidik. Beberapa alasan seperti orang tua Generasi Alfa yang merupakan generasi milenial, kemudahan akses informasi, hingga berada dalam era digital menjadi penyebabnya. Era ketika Generasi Alfa tumbuh dan berkembang merupakan era yang serba cepat dan mudah. Oleh karena itu, generasi ini disebut sebagai generasi terdidik.

Mari memahami lebih dalam mengenai Generasi Alfa dan Generasi Z, yaitu generasi sebelum Alfa, melalui hasil wawancara singkat kami bersama para praktisi pemuridan anak dan anak muda berikut ini.

"Generasi Z (1995 -- 2010) dan Generasi Alfa adalah masa depan yang penuh kreativitas! Generasi ini membuka Google jika mencari tahu tentang sesuatu, mencari video di YouTube untuk menemukan petunjuk mengenai berbagai hal, serta memiliki akses ke jutaan atau mungkin miliaran artikel dan video yang bebas diakses di internet. Mereka sudah terbiasa untuk mencari informasi secara mandiri, berpikir kritis, dan multitasking. Belum pernah ada generasi seperti ini sebelumnya." (Hartono Sugianto, CBN Indonesia Chief Operating Officer)

"Sebagai generasi dengan intelektual yang tinggi, Generasi Alfa lebih sulit bahagia karena hidup antisosial sedari dini. Oleh sebab itu, penting untuk membangun 'natural relationship', seperti nilai respect terhadap orang lain, dimulai dari Generasi Z." (Yoseph Tandian, Superbook Church Network Supervisor)

"Anak-anak Generasi Alfa sudah dapat mengakses informasi secara bebas. Jika informasi yang didapat adalah baik, mereka akan menjadi anak yang cerdas. Namun, tidak menutup kemungkinan mereka akan mengakses informasi yang negatif, yang bisa merusak hidup anak itu sendiri. Pemberian gadget baiknya dibatasi setelah umur 14 tahun, pemakaian gadget juga dibatasi waktunya, orang tua penting mengikuti parenting agar kontekstual dengan anak mereka. Serta, hanya dengan takut akan Tuhanlah, mereka bisa menggunakan teknologi dengan benar." (Sandi Hutahaean, Church Network Superbook Indonesia)

"Tantangan Generasi Z dalam bersosialisasi sangatlah besar. Generasi ini dan setelahnya, yaitu Generasi Alfa, cenderung individualis karena segala sesuatu serba digital. Generasi Milenial yang merupakan generasi pendahulu mereka cenderung 'cuek', sedangkan sudah seharusnya mereka mempersiapkan Generasi Z dan Alfa. Terlebih, nantinya, Generasi Milenial ini beberapa di antaranya merupakan orang tua dari Generasi Alfa." (Stephen Emmanuel, Generasi Zeru Movement Coordinator)

Istimewanya Generasi Z dan Generasi Alfa merupakan salah satu perhatian CBN Indonesia terhadap mereka. Jika mereka tidak dimuridkan dengan baik dan benar, dunialah yang akan memuridkan mereka dengan kecanggihan teknologinya. Bahaya? Sudah tentu. Dapat Anda bayangkan akan menjadi seperti apa dunia ini jika para penghuninya hanya terfokus pada dunia digital.

Tahukah Anda tentang sukacita dari hubungan pribadi dengan Allah melalui Yesus Kristus? Jika Anda berbalik kepada Tuhan, Dia dapat mengambil kepahitan Anda dan memberi Anda roh rasa syukur yang sejati. (t/Davida)

Diterjemahkan dari:
Nama situs : Jawaban.Com
Alamat situs : https://www.jawaban.com/read/article/id/2018/01/01/471/171213113339/​generasi_terdidikgenerasi_alfa/
Judul asli artikel : Generasi Terdidik, Generasi Alfa
Penulis artikel : Official Writer Jawaban.Com
Tanggal akses : 25 Juni 2018

Komentar