Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs C3I
Ketergantungan Remaja pada Obat-Obatan
Edisi C3I: e-Konsel 083 - Bebas dari Obat Terlarang
Masa remaja merupakan masa yang rentan terhadap godaan, demikian pula dengan rasa keingintahuan mereka akan segala hal. Kondisi seperti ini sering menjerumuskan mereka pada obat-obatan terlarang sehingga banyak dari mereka yang menjadi pecandu obat perusak ini. Simak Kolom TELAGA dengan narasumber Pdt. Paul Gunadi Ph.D. berikut ini yang mengungkap liku-liku remaja yang menderita ketergantungan pada obat-obatan terlarang.
T : | Akhir-akhir ini makin banyak remaja atau anak-anak muda yang tergantung pada obat-obat bius. Sebenarnya gejala ini, gejala yang bagaimana? |
J : | Sebetulnya ini merupakan buah dari mulai pecah atau rapuhnya pernikahan dalam keluarga. Seringkali kasus-kasus penggunaan alkohol atau obat-obat terlarang itu muncul dalam sistem keluarga yang bermasalah, dimana pengawasan orangtua terhadap anak tidak efektif atau berkurang, dan anak-anak itu akhirnya mulai bisa melakukan hal-hal yang melanggar hukum. ----- |
T : | Bagaimana awalnya mereka memakai obat-obatan ini? |
J : | Tahap PERTAMA, yang disebut sebagai tahap coba-coba karena melihat teman-temannya menggunakan atau ditantang oleh teman- temannya. Biasanya kalau hanya tahap coba-coba, tidak akan menjadi suatu ketergantungan yang permanen. Tahap KEDUA, tahap pemakaian sosial atau rekreasional. Orang- orang mulai menggunakan obat-obatan ini bukan sekadar untuk coba-cobai, melainkan untuk konteks atau suasana yang bersifat rekreasi, pesta dengan teman. Mulailah mereka menggunakan ekstasi pada waktu pesta bersama-sama dengan teman. Mungkin mereka hanya menggunakan seminggu sekali dan kalaupun makan paling hanya satu pil, pada tahap ini memang belum terjadi ketergantungan tapi sudah mulai ada usaha untuk mendapatkannya. Tahap KETIGA, tahap yang sebetulnya pemakaiannya belum begitu kronis dan akut sehingga pemakaiannya lebih dari sosial tapi mulai membeli untuk kepentingan sendiri. Tahap KEEMPAT, tahap yang lebih serius, dimana orang mulai kecanduan dan apabila dia tidak mendapatkan obat tersebut, hidupnya akan sangat terpengaruh, dia tidak bisa tenang, terganggu sekali. Jadi, obat bius menjadi bagian hidupnya yang sangat sentral, tidak bisa tidak, dia harus mendapatkan obat itu. ------ |
T : | Bagaimana ciri-ciri dari pemakai obat-obatan itu? |
J : | PERTAMA, pada anak-anak remaja akan terlihat perubahan perilakunya, ia tiba-tiba tidak suka bergaul dengan teman- temannya yang dulu. Misalkan dia sebelumnya aktif di gereja, tiba-tiba sekarang tidak mau lagi ke gereja dan teman-temannya pun mulai berbeda, itu harus kita waspadai. KEDUA, biasanya, tiba-tiba anak remaja itu membutuhkan uang yang banyak karena memang obat-obat itu harganya mahal sekali. Secara realistik, satu minggu kalau mereka cukup sering memakainya, bisa menghabiskan ratusan ribu, biaya yang sangat besar. KETIGA, mereka mulai berbohong. Mereka berkata mau pergi ke suatu tempat, tapi mereka tidak pergi ke sana, dan tentang uang, misalnya, kita bertanya, "Mana benda yang kaubeli, mana barang yang kaubeli?" Ia akan mengatakan, "Tidak jadi beli, tadi uangnya dicuri." Di sini kita bisa melihat bahwa ada sesuatu yang tidak beres sebab ia telah berbohong. KEEMPAT, ia mulai melawan kalau keinginannya tidak dituruti. Dulu biasa-biasa saja, tapi sekarang kalau kita tolak permintaannya, terutama yang berkaitan dengan uang, dia marah sekali, dan dia harus mendapatkan uang itu. KEEMPAT, hal ini cukup baik kita gunakan untuk menilai apakah anak kita ini mulai bermain-main dengan obat-obatan terlarang. Biasanya, orangtua baru menyadari bahwa anaknya itu kecanduan obat-obat setelah keadaannya sudah cukup parah. ------ |
T : | Kalau tanda-tanda itu sudah mulai tampak dan kita tidak menghendaki anak remaja kita terjerumus lebih dalam, sebagai orangtua langkah apa yang bisa kita lakukan? |
J : | PERTAMA, kita harus memaksa dia untuk mengaku. Kemungkinan besar dia tidak akan mengaku, jadi cara terampuh adalah tidak memberinya uang lagi. Pada saat dia tidak punya uang, dia akan mulai memberikan reaksi karena dia sangat membutuhkan uang. Dia akan mulai marah, melawan, dan menuntut kita agar memberikan uang. Di saat itulah kita memaksa dia untuk mengaku. KEDUA, kita bisa membawa dia kepada seseorang untuk dibimbing secara pribadi. Jadi, kalau dia sudah menjadi pecandu, dia harus dilepaskan dulu, istilahnya adalah ditoksifikasi. Ditoksifikasi adalah pelepasan dari ketergantungan itu, dia harus dibawa ke rumah sakit jiwa atau rumah-rumah perawatan dan di sana diturunkan kadar ketergantungannya secara bertahap sehingga setelah dirawat di rumah sakit itu, dia benar-benar bisa lepas dari ketergantungan terhadap obat-obatan, tapi itu bagian awal dari perawatan. Setelah dia lepas dari ketergantungan, barulah dibimbing secara lebih intensif tentang duduk permasalahannya. Dari jenis obat yang dia gunakan, kita bisa mengetahui apa yang sedang menjadi pergumulan hidupnya. Misalnya, orang yang menggunakan kokain kemungkinan besar mempunyai hidup yang begitu menjenuhkan, tidak ada lagi semangat hidup. Kebalikannya, orang- orang yang menggunakan mariyuana atau heroin atau opiet-opiet, opium-opium seperti morfin dan sebagainya adalah orang-orang yang memang ingin tenang, melarikan diri dari masalah-masalah hidupnya. KETIGA, setelah dia mulai lepas dari obat itu, baru kita masuk ke akar permasalahannya, kita mencoba untuk mengoreksinya. KEEMPAT, kita merehabilitasi dia untuk kembali kepada masyarakat. Untuk ini, kita memang harus melengkapinya dengan ketrampilan hidup yang lain dan ketrampilan mengatasi stress karena selama ini stress diatasi dengan obat-obatan. Kita harus melatih dia untuk bisa menggunakan cara lain yang sehat dan bagaimana akhirnya memisahkan diri dari teman-temannya karena faktor teman merupakan faktor lingkungan luar biasa kuatnya. |