Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs C3I

Mereka Menamakan Dia Imanuel (Emmanuel)

Edisi C3I: e-Konsel 403 - Natal: Allah Beserta Kita

Yusuf sangat terluka hatinya. Tunangannya, Maria, hamil, tetapi bukan oleh dia. Apa yang bisa ia lakukan sekarang? Bagaimana bisa rencana pernikahan mereka berlangsung sekarang? Namun, bagaimana ia bisa melepaskan Maria?

Pada saat ia tidur nyenyak, malaikat datang kepadanya dalam mimpi untuk meyakinkan dia, "Anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus."[1] Dia percaya pada malaikat, mengambil Maria menjadi istrinya, dan seterusnya adalah sejarah. Saya yakin, warga kota yakin, Yusuf adalah ayah anak itu. Untuk mencemarkan dirinya, sebuah cerita beredar bahwa ia adalah anak haram dari seorang prajurit Romawi.

Gambar: Yusuf Bermimpi

Namun, tepat setelah catatan tentang mimpi Yusuf, narator Alkitab mengatakan hal yang sangat aneh: "Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi: 'Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel' --yang berarti: Allah menyertai kita."[2]

Satu tanda kenabian yang diberikan sekitar 700 tahun sebelumnya memiliki makna yang melampaui masa itu sendiri.

Apa arti Imanuel? Pertama, nama atau sebutan Imanuel berasal dari dua kata bahasa Ibrani - preposisi im, "dengan, di samping, oleh, antara", + el, "Allah". Ini berarti, sebagaimana yang dikatakan narator, "Allah beserta kita."[3]

Namun, apa maknanya? Apa yang disampaikan kepada kita tentang pribadi dan misi hidup Yesus? Apa artinya bagi Anda? Saya percaya, dua hal.

Allah Beserta Kita untuk Menolong Kita

Apakah Anda tahu bagaimana rasanya merasa benar-benar sendirian? Mencoba berusaha untuk menjalani hidup Anda tanpa ada orang yang menopang saat jatuh, tanpa jaring pengaman, tanpa bantuan? Jika Anda telah melalui beberapa kali putus asa dalam hidup Anda, Anda tahu persis seperti apa rasanya. Janji indah yang diberikan melalui Kristus kanak-kanak Imanuel adalah bahwa Allah berjanji untuk menyertai Anda dalam permasalahan Anda. Ia tidak akan meninggalkan Anda dengan kekuatan Anda sendiri. Semua sumber daya-Nya sekarang tersedia untuk Anda.

Perbedaannya bagi Anda bisa menjadi seperti siang dan malam. Pada masa lalu, Allah membuat janji seperti ini kepada orang-orang khusus dalam sejarah.

Abraham adalah seorang asing di negeri yang menakutkan, tetapi Tuhan berkata kepadanya, "Sesungguhnya Aku menyertai engkau dan Aku akan melindungi engkau, ke manapun engkau pergi."[4] Musa diperintahkan untuk sendirian menghadapi raja yang paling kuat di muka bumi tanpa membawa apa-apa, melainkan hanya sebuah tongkat dan janji dari Allah, "Aku akan menyertai engkau."[5] Musa percaya kepada-Nya dan pergi ke Firaun dengan risiko besar. Hasilnya, Tuhan membebaskan orang Israel dari Mesir melalui Laut Merah. Setelah Musa meninggal, muridnya didorong masuk ke dalam kepemimpinan. Tuhan berjanji kepada Yosua, "Seperti Aku menyertai Musa, demikianlah Aku akan menyertai engkau; Aku tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau."[6]

Hebat sekali! Namun, bagaimana dengan Anda dan saya? Bahwa Yesus adalah Imanuel, "Allah beserta kita", berarti bahwa janji-Nya tidak hanya untuk para pemimpin besar, tetapi untuk semua orang. Janji itu adalah untuk Anda. Tepat sebelum Yesus naik ke surga, Dia berkata kepada murid-murid-Nya: "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."[7]

Janji Imanuel bukan hanya untuk para rasul, itu adalah untuk kita juga karena kita melihat janji yang sama dalam Alkitab untuk meyakinkan kita semua -- "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau."[8]

Allah Sendiri Beserta Kita dalam Yesus

Gambar: Imanuel

Sebutan Imanuel memberi tahu kita tentang misi Yesus, hal itu juga memberi tahu kita tentang sifat-Nya. Ingat konteksnya? Kita baru saja diberi tahu tentang kehamilan Maria, kekhawatiran Yusuf, dan jaminan dari malaikat ("Anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus."). Pada saat itu, narator mengatakan bahwa hal ini menggenapi nubuat Yesaya, "'Anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel' --yang berarti: Allah menyertai kita." Catatan Matius tentang gambaran Maria menceritakan kisah dari sudut pandang Yusuf. Catatan Lukas berfokus pada pengalaman Maria. Malaikat Gabriel mengatakan kepada Maria bahwa dia akan melahirkan seorang anak laki-laki yang akan menjadi Mesias.

"Bagaimana hal itu mungkin terjadi," Maria bertanya kepada malaikat itu, "karena aku belum bersuami?" Malaikat itu menjawab, "Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah."[9]

Dengan kata lain, Imanuel, "Allah beserta kita", harus dipahami secara harfiah. Yesus adalah anak fisik Maria di alam manusia, tetapi secara rohani, Ia adalah Anak Allah, Ia telah diperanakkan oleh Allah sendiri.

Jadi, ketika para gembala dan orang majus berkumpul dan menyembah Sang Bayi, mereka menyembah Allah sendiri. Yesus Sang Putra sama ilahinya dengan Bapa yang adalah ilahi.

Yesus Adalah Allah!

Itulah arti yang sangat radikal tentang Natal. Itu bukan tentang daun mistletoe (daun khas yang biasa dipasang sebagai dekorasi Natal - Red.) dan musik, atau pesta dan hadiah, atau bahkan semangat memberi. Natal adalah perayaan fakta radikal bahwa Allah menjadi manusia ketika Yesus dilahirkan. Yesus -- Allah sendiri -- adalah Imanuel, Allah Beserta Kita! (t/Jing-Jing)

Referensi:

  1. Matius 1:20.
  2. Matius 1:22-23.
  3. Gerard Van Groningen, TWOT #1640b, d; Joseph Jensen, "Immanuel," ABD 3: 392-395.
  4. Kejadian 28:15.
  5. Keluaran 3:12.
  6. Yosua 1:5.
  7. Matius 20:18, 20.
  8. Ibrani 13:5.
  9. Lukas 1:34-35.

Audio: Mereka Menamakan Dia Imanuel (Emmanuel)

Diterjemahkan dari:
Nama situs : Joyful Heart
Alamat situs : http://www.joyfulheart.com/christmas/immanuel.htm
Judul asli artikel: : They Call Him Immanuel (Emmanuel)
Penulis artikel: : Dr. Ralph F. Wilson
Tanggal akses : 30 November 2017

Komentar