Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs C3I

Seorang Konselor yang Mengasihi Tuhan dan Mengasihi Sesama (Kesaksian)

Edisi C3I: e-Konsel 003 - Konselor Kristen

Kira-kira pada akhir abad yang lalu, seorang pendeta setengah umur dan istrinya yang masih muda merasa sangat berbahagia dan bangga akan kelahiran bayi laki-laki mereka yang sehat dan montok, yang mereka beri nama Paul Tournier.

Sayang kebahagiaan ini hanya dirasakan beberapa minggu saja, karena pendeta ini mendadak meninggal dunia dan beberapa tahun kemudian disusul oleh istrinya.

Anak yatim piatu ini kemudian diambil oleh paman dan bibinya yang baik hati. Namun mereka merasakan tidak mudah membesarkan anak ini yang secara tiba-tiba saja telah menjadi bagian dari keluarga mereka. Pamannya sibuk dengan usaha dagangnya dan bibinya adalah seorang wanita yang lemah tubuh, dan kesehatannya selalu terganggu sehingga kurang bisa mempunyai waktu untuk memperhatikan dia. Tournier mempunyai masa kecil yang sangat kesepian. Bahkan setelah ia dewasa, setelah menyelesaikan sekolah kedokterannya dan menikah, ia masih sering merasa kesepian, pemalu, dan merasa kurang bisa menempatkan diri di antara kawan-kawannya.

Suatu hari, Tournier bertemu degnan orang-orang Kristen yang sedang hangat-hangatnya melayani Tuhan. Mereka secara teratur berdoa, membaca Firman Tuhan dan bersekutu untuk saling mendoakan dan menolong. Pergaulan ini sangat mengubah banyak aspek dalam kehidupannya. Ia yang dulu menjadi orang Kristen yang suam, sekarang sangat bergairah dalam mengikut Kristus. Tournier mulai lebih memperhatikan keadaan pasien-pasiennya, dan ia mulai melihat bagaimana Tuhan sudah menolong dan memperbaharui kehidupan para pasiennya.

Dr. Paul Tournier mulai menulis mengenai pengalaman-pengalamannya di buku kecil, yang di kemudian hari menjadi dasar bagi bukunya yang pertama. Tahun-tahun setelah itu, banyak buku yang ditulisnya, dan setiap bukunya selalu bertemakan bagaimana mengerti dan menolong orang lain. Pasien-pasiennya di Geneva dan pembaca-pembacanya di seluruh dunia merasa tertarik pada kepekaannya atas penderitaan, kasih, iman, kerendahan hati dan ketulisan hatinya pada orang lain.

Tournier tidak pernah dilatih untuk menjadi seorang psikiater. Ia juga tidak pernah mendapat pendidikan khusus mengenai konseling, tetapi ia menjadi sangat terkenal oleh karena cepat menangkap apa yang tersembunyi di balik tingkah laku seseorang. Ia sangat tertarik pada manusia dengan segala persoalannya, dan selalu tergerak menolong mereka untuk mengatasinya. Bukan pendidikan di sekolah yang membuat Tournier menjadi konselor yang baik, tetapi ia menjadi sangat efektif oleh karena ia bisa memakai dan mengembangkan bakat kemampuan yang dimilikinya.

Banyak riset sudah dilakukan untuk menilai suksesnya seorang konselor yang efektif, dan ternyata bukan karena metode atau apa yang telah dikatakan atau dilakukan konselor, namun kebanyakan oleh karena kepribadian konselor itu sendiri. Seorang konselor yang baik, adalah seorang yang sangat memperhatikan, ramah, tulus, benar- benar mau menolong dan mempunyai kemampuan untuk mengerti persoalan dan perasaan orang lain. Memang perlu untuk mengetahui teknik- teknik konseling, dan mengerti bagaimana memecahkan problema, tetapi yang paling penting adalah pribadi dan bakat yang diberikan Tuhan dalam diri kita.

Tema dari ==kesaksian== ini bisa diringkas dan disimpulkan menjadi satu kalimat yang sangat penting:

"Jika anda ingin menjadi seorang konselor Kristen yang efektif, anda harus menjadi seorang yang mengasihi Tuhan dan sesama manusia."

Sumber
Halaman: 
--
Judul Artikel: 
--
Penerbit: 
--

Komentar