Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs C3I
Sikap Bersyukur
"Mengucap syukurlah dalam segala hal. Sebab, itulah kehendak Allah bagimu di dalam Kristus Yesus." (1 Tesalonika 5:18, AYT)
Mengapa Kita Harus Bersyukur?
Mungkin, Anda bisa saja berpikir mengapa saya harus bersyukur ketika hidup saya menyebalkan atau ketika sesuatu tidak berjalan sesuai keinginan saya? Karena, kita sudah memiliki lebih banyak di dalam Kristus daripada yang disadari oleh kebanyakan orang. Perhatikan orang-orang Yahudi dalam kamp konsentrasi di bawah Hitler yang selamat, yang tidak langsung dibunuh, menemukan alasan untuk bersyukur yang menolong mereka untuk berfokus kepada Tuhan dalam situasi mereka yang keji, yang membuat hal tersebut dapat ditanggung, dan tidak mengalami kepahitan ketika hal itu berakhir. Perayaan Thanksgiving berasal dari kaum Puritan Amerika, yang selamat dari penganiayaan yang berat di Inggris dan kemudian di Belanda, yang menjual semua yang mereka miliki, yang ditipu dalam prosesnya, menempuh risiko datang ke gurun tandus yang mereka sebut Amerika. Mereka melalui perjalanan berat tanpa henti, di tempat mereka berdesakan dalam kapal yang penuh sesak, yang bau dengan makanan buruk dan penyakit yang terus ada, dan hampir binasa dalam badai. Begitu mereka mendarat (di lokasi yang salah), mereka tidak punya makanan atau tempat tinggal; kemudian ada masalah dengan orang-orang Indian setempat karena kesalahpahaman dan sulitnya proses membangun sebuah komunitas pada saat musim dingin yang hebat. Kemudian, musim dingin yang hebat itu menewaskan hampir setengah dari mereka. Namun, dengan sedikit makanan dan kesulitan yang ekstrem, mereka datang kepada Tuhan dan menyatakan rasa syukur mereka dengan makanan terakhir dari cadangan makanan mereka. Mereka menyadari bahwa mereka memiliki masalah dengan sikap apatis, kepahitan, dan ketidakmampuan untuk bersyukur, sehingga mereka berdoa dan memperbaharui komitmen iman mereka. Setelah sikap mereka berubah, mereka menjadi lebih rajin dan Tuhan memberkati mereka dengan melimpah. Kelompok orang-orang ini bertumbuh ketika mereka menyadari kebutuhan mereka untuk bersyukur, bukan karena berapa banyak yang mereka miliki, atau tetap terjebak dalam situasi mereka, melainkan, supaya fokus kepada siapa Tuhan!
Seperti disebutkan dalam bagian pertama dalam pelajaran ini, kita bersyukur ketika kita menyadari siapa Tuhan kita dan apa yang Dia lakukan, ketika kita menyadari kebobrokan kita dan keputusasaan kita di masa lalu dan sekarang, keajaiban besar yang kita miliki. Rasa syukur kita akan timbul ketika kita memahami bahwa kita telah diselamatkan dari dosa dan kegelapan dan dari keadaan tanpa harapan serta keputusasaan. Itu harus benar-benar disadari dalam hati dan pikiran kita. Untuk perbuatan yang mengandung risiko di luar iman yang menyelamatkan kita, kita harus memerhatikan dan dikuatkan bahwa Allah adalah penyelamat kita! Oleh karena itu, kita harus menanggapi dengan rasa syukur atas pemberian dan karunia-Nya. Kita harus benar-benar dikuasai-sepenuhnya dengan sukacita tertinggi dan syukur karena apa yang telah dilakukan Allah bagi kita. Ini juga harusnya memungkinkan kita untuk merasa bahwa rasa syukur itulah yang menetapkan tema bagi kehidupan serta nada untuk kepribadian, tindakan, dan reaksi kita. Kemudian, kita bisa berbalik dan mencurahkan rasa terima kasih kepada orang lain di sekitar kita. Jika hal ini tidak nyata dalam hidup Anda, maka bacalah Roma 1:21!
Aspek lain yang perlu kita sadari adalah bahwa kita diselamatkan dari kurungan; kita ini seperti hewan yang tersesat menuju "pemotongan" dan kemudian tungku. Sekarang, tempat kita dijamin dalam kekekalan; jika kita memiliki Juru Selamat yang di dalam Dia kita dapat memiliki iman dan kepercayaan -- dan ya kita memilikinya --, rasa syukur kita akan membantu kita menjalani hidup dalam ketabahan dan perbedaan, tidak peduli apapun yang diperhadapkan kepada kita. Ini adalah hal yang tidak dapat kita capai dengan cara kita sendiri, dan dengan demikian itulah alasan mengapa kita memerlukan Yesus. Dia harus diutamakan! Karena rasa syukur dapat berfungsi sebagaimana yang ditunjukkan Paulus, ketika kita mengutamakan Kristus, dan kemudian menuju kedewasaan rohani. Dari perspektif ini, kita tahu kebenaran-Nya sehingga kita masih bisa menang dalam Dia selama kita masih di bumi (Kolose 2:7; 3:17; 4: 2).
Lihatlah siapa Anda di dalam Kristus. Bagi orang Kristen, karena Kristus telah menebus Anda, Anda akan disambut ke dalam hadirat dan kerajaan-Nya! Allah bahkan disenangkan karena Anda. Ini memberi kita harapan dan alasan untuk hidup dan bertumbuh. Yesus Kristus sekarang menjadi tujuan utama kita, dan misi kita dalam hidup adalah untuk memuliakan Tuhan. Dengan demikian, kita sekarang adalah sahabat Allah dan ketika kita melakukannya, kita menyenangkan Dia dan rasa syukur kita mengindikasikan hal ini. Demikian juga, kita memberi Dia penghormatan, kasih, dan pelayanan kita, yang kita lakukan untuk memuliakan Dia. Rasa terima kasih kita, yang berasal dari kesadaran akan tempat kita dalam kehidupan dan kekekalan, dapat membantu kita untuk benar-benar beribadah dan memuji-Nya melalui kasih, perilaku kita, dan menempatkan Dia sebagai yang pertama seperti yang ditunjukkan Yesus melalui ketaatan-Nya. Sebaliknya, jika tidak tahu berterima kasih, kita hanya akan menampilkan pola pikir kita yang berfokus pada diri sendiri; rasa tidak bersyukur kita hanya akan meniadakan dampak kita dan melakukan hal-hal yang tidak menyenangkan Tuhan. Kuncinya adalah untuk menerima apa yang telah diberikan Kristus, memercayai dan menaati-Nya, dan untuk menjadikan Dia sebagai harapan utama dan terpenting dalam hidup kita seperti halnya Diri-Nya di dalam alam semesta. Itu akan menyenangkan-Nya. Kemudian, hati kita akan dipenuhi dengan rasa syukur dan kita akan memiliki kehidupan yang melimpah dengan buah-Nya saat kita menjadi persembahan murni yang berkenan (Ulangan 10:17-19; 2 Tawarikh 20:7; Mazmur 69:30-31; Matius 5:16; Lukas 12:4; Yohanes 8:29; 15:14; Roma 15:1-3; 1 Korintus 10:31; Efesus 3:10; Filipi 2:12-13; 4:18; Kolose 1:10, 19-23; 3:17-20; 1 Tesalonika 2:4; 2 Timotius 2:4; Ibrani 11:5-6; 13:16, 21).
Rasa syukur menunjukkan kepada kita bahwa Allah adalah satu-satunya yang harus kita hormati. Hal ini membantu kita untuk memiliki "sikap syukur" yang begitu penting bagi iman dan perbuatan kita, tidak peduli apa yang telah kita lalui atau yang terhilang dari kita. Bersyukur juga membantu kita untuk memiliki harapan, untuk memaafkan, serta hidup dan memiliki sukacita, yang melaluinya kita menunjukkan kebaikan Tuhan. Tanpa rasa syukur, kita adalah orang-orang yang tidak tahu berterima kasih; ini merupakan penghinaan terhadap Allah dan sebagai akibatnya, kita akan menjalani hidup merugikan diri sendiri, sengsara, hidup tanpa harapan, tidak peduli apa yang kita miliki atau bisa miliki. Dengan demikian, kebaikan Tuhan yang harus ditunjukkan melalui kita terselubung oleh aib kita (Roma 1:8; 1 Korintus 1:14; Efesus 1:6; Filipi 1:3-4; Kolose 1:12; 2:7, 3, 15-17; 4:2).
Apa Gunanya Rasa Syukur bagi Saya?
Bersyukur memberi kita sukacita! Bagi kita, untuk menerima sukacita yang besar dari keselamatan kita membutuhkan harga mahal dari penderitaan yang sepenuhnya disadari dan bersedia ditanggung Yesus bagi kita. Hadiah dan upah yang dijanjikan memungkinkan kita untuk mengambil bagian dan menerima juga. Dia dapat menghindari salib, tetapi Dia tidak melakukannya, sehingga kita diselamatkan dan masalah terbesar kita terselesaikan (Yohanes 10:17-18; 12:27; Filipi 2:6).
Cara untuk meningkatkan kehidupan dan hubungan kita adalah dengan memiliki sikap bersyukur. Kita mulai dengan bagaimana kita menghormati dan menanggapi Tuhan dan Juru Selamat kita! Kita harus menanggapi ajaran-Nya dengan kekudusan pribadi kita! Karena kita menerima kasih karunia-Nya yang menguduskan hati kita dan menutupi dosa kita, harus muncul respons dari dalam diri kita. Sebagai hasil dari rasa syukur kita atas apa yang telah Dia lakukan bagi kita, kita harus bersedia untuk berusaha mencari kebenaran dalam semua yang kita lakukan. Ini adalah kebaikan yang tercurah kepada orang lain; ini adalah kehormatan dan kepercayaan yang kita peroleh dalam hati dan pikiran umat yang Allah bawa ke dalam hidup kita. Apa yang membangun kehidupan dan gereja yang baik - bahkan kepribadian yang baik? Hubungan kita dengan Kristus yang bertumbuh! Dialah yang mengubah kita dan membentuk karakter kita. Yang harus kita lakukan adalah dengan senang menanggapi dengan iman dan berkomitmen pada ajaran-Nya.
Jika kita bersyukur:
- Kita akan menyadari bahwa kasih karunia-Nya cukup!
- Kita akan memiliki rasa haus akan firman Allah dan pertumbuhan rohani kita!
- Kita akan memiliki rasa haus akan kebenaran!
- Kita akan memiliki keinginan untuk mengeluarkan buah Roh!
- Kita akan berkata-kata yang meneguhkan orang lain, dan membawa kemuliaan bagi Kristus karena kata-kata yang selaras dengan komitmen Kristen!
- Kita akan menggunakan sumber daya yang Tuhan telah berikan kepada kita untuk hidup penuh kemenangan dan secara penuh!
- Kita akan membawa cinta dan kasih sayang yang Dia telah beri kepada kita untuk membantu orang lain yang membutuhkan!
Ketika kita bersyukur, kita dapat memiliki keinginan untuk membersihkan diri dari dosa. Ketika kita melakukan apa yang kita anggap cocok, semua yang kita lakukan akan mendatangkan perselisihan dan kebingungan pada diri kita sendiri yang mengarah kepada penderitaan yang tak berujung. Ketika kita telah membersihkan dosa, dan terus melakukannya sebagai usaha yang terus-menerus, kita tidak akan memiliki keinginan untuk meniru cara dunia yang jahat. Sebaliknya, kita akan ingin lebih lanjut diubah dan diperbaharui oleh Allah. Kita akan menjadi pribadi yang baru, dipenuhi oleh Roh, sehingga semua yang kita pikirkan dan semua yang kita lakukan mengarah dalam tujuan-Nya dan panggilan-Nya. Karena pembaruan ini, kita akan tahu apa yang Dia inginkan untuk kita, apa yang terbaik, dan apa yang berkenan dan sempurna.
Rasa Syukur dan Kesetiaan Saling melengkapi
Kesetiaan kita adalah hasil dari rasa syukur kita, dengan berada di dalam kesatuan spiritual khusus dengan Kristus, yang adalah Juru Selamat dan Tuhan kita. Lalu, rasa syukur akan menginspirasi kesetiaan kita. Kita semua dipanggil untuk bersyukur serta beriman, dan jika kita tidak melakukannya, ada sesuatu yang sangat salah dalam diri kita. Entah kita tidak diperbaharui, atau kita berada dalam ketidaktaatan. Anda tidak dapat menjadi seorang Kristen yang bertumbuh tanpa menghormati Tuhan dan menghargai apa yang telah Dia beri dan lakukan! Ketika kita memiliki sukacita dalam Tuhan, kita akan memiliki sukacita dalam hidup kita, apa pun yang terjadi. Ini adalah rasa syukur kita kepada Kristus yang akan menghasilkan buah, dan memungkinkan kita bersukacita untuk orang lain juga. Jika kita tidak memiliki sukacita bagi orang lain, ada sesuatu yang kacau dengan hubungan kita dan koneksi dengan Tuhan -- dan bukan Dia yang kacau --! Jika kita salah memahami ini, kita akan memiliki hati yang tak bisa mengampuni, dan kebajikan buah dan karakter tidak akan mengalir (Efesus 1:3, AYT).
Rahasia kehidupan adalah menyadari bahwa Allah yang mengontrol; Dia berdaulat. Kita dapat merasa puas dan menjalani hidup yang menunjukkan Tuhan kita dalam penerapan rasa syukur. Ini akan mengatur "saat teduh" kita juga! Bagian yang rahasia ini, seperti yang tampak, adalah bahwa sebagian besar dari kita tidak mengetahuinya, meskipun itu jelas dan sering dinyatakan dalam Kitab Suci. Entah bagaimana dalam ketiga faktor: kesibukan kehidupan, stres, dan berbagai kejadian, kita lupa untuk bersyukur. Namun, sangat penting bahwa kita harus bersyukur, karena syukur berasal dari kesukaan kita di dalam Kristus. Ketika kita menyadari siapa dan apa Dia dan utang kita kepada-Nya, kita kemudian merespons. Ini adalah kebalikan dari orang-orang yang berpusat pada diri mereka sendiri dan yang merengek, rewel, dan mengeluh ketika sesuatu tidak berjalan seperti yang mereka inginkan, yang hanya mengarah dalam penumpukan kemarahan dan kecemasan -- yang juga tidak dapat mengubah situasi mereka --. Rasa syukur mendatangkan sukacita dan menjadi seorang Kristen yang lebih baik bagi kemuliaan Tuhan kita (Filipi 2:14; 4:6; Kolose 1:12, 3).
Apa yang Dilakukan Syukur untuk Kepribadian Kita?
"Mengucap syukurlah dalam segala hal. Sebab, itulah kehendak Allah bagimu di dalam Kristus Yesus." (1 Tesalonika 5:18, AYT)
- Ketika kita berkomitmen kepada Yesus, Dia memberi kita keutuhan dan kemampuan untuk memiliki karakter!
- Ketika kita menyadari keberadaan kita sebagai orang yang berutang, kepribadian dan tradisi kita diolah lagi sehingga selaras dengan Kitab Suci dan temperamen Kristus!
- Ketika kita menyadari posisi kita dalam Kristus, kita memiliki tujuan yang baru dan lebih baik dalam hidup yang memuliakan Tuhan kita!
- Ketika kita mempraktikkan ucapan syukur, kita bisa menyingkirkan kelemahan kepribadian yang buruk dan kebiasaan-kebiasaan yang salah dan bertentangan dengan Kitab Suci!
- Kita kemudian akan lebih mampu untuk berkomitmen dan menghormati Tuhan kita dalam semua yang kita lakukan, dan itu berarti dalam tindakan serta perkataan kita!
- Ketika kita memimpin, karena rasa syukur, kita akan menunjukkan Kristus kepada orang lain, dan dengan demikian menjadi pemimpin yang lebih baik, yang lebih efektif bagi kerajaan!
Ya, ini sulit. Perbuatan apapun yang berharga pasti memiliki kendala dan kesulitan yang menuntut waktu dan usaha --termasuk iman kita --. Kita dipanggil untuk membuka mata kita terhadap keajaiban-Nya dan menyembah-Nya semata-mata dengan penghormatan, bukan dengan cara dan pemikiran kita, dan bukan kesombongan, penderitaan, atau perasaan kita. Kehidupan, gereja; bahkan ibadah bukan tentang bagaimana atau apa yang kita rasa perlu atau inginkan. Bukan, itu adalah tentang Kristus dan apa yang Dia kehendaki. Dia berdaulat, jadi kiranya hidup Anda menunjukkannya!
Pertanyaan untuk direnungkan:
- Apa yang menyebabkan Anda tidak bersyukur atau merasa berhak atas sesuatu? Bagaimana hal ini memengaruhi iman dan pertumbuhan Anda?
- Apa artinya bagi Anda bahwa Allah adalah penyelamat? Apakah Anda pernah berpikir bahwa Anda diselamatkan dari kurungan (penampungan hewan) ke tempat Anda menuju hukuman mati?
- Perhatikan para peziarah awal dan beberapa korban Holocaust yang selamat; bagaimana kisah mereka dapat membuat Anda lebih memiliki sikap bersyukur?
- Luangkan waktu untuk berdoa dan dengan cermat memeriksa apa yang sudah Anda miliki di dalam Kristus. Hal ini lebih daripada yang Anda sadari.
- Luangkan waktu untuk berdoa, dan dengan cermat memeriksa beberapa alasan mengapa Anda harus bersyukur.
- Mengapa rasa terima kasih Anda bukan hanya atas apa yang Anda miliki di bank atau lemari?
- Bagaimana kelebihan atau kekurangan dari seseorang, atau situasinya memengaruhi harapan dan sukacita? Bagaimana Kristus bisa menjadi sukacita Anda?
- Sekarang, bagaimana Anda dapat bersyukur ketika hidup mengalami kemunduran dan perasaan frustrasi, atau ketika sesuatu tidak berjalan sesuai keinginan Anda?
- Bagaimana sikap bersyukur mengatur nada dalam hidup dan hubungan Anda? Apa yang perlu Anda lakukan untuk mengatur tema dari kehidupan ini dan nada untuk kepribadian, tindakan, dan reaksi Anda?
- Apa yang dapat Anda lakukan untuk menjadi lebih bersyukur; bukan hanya untuk hal-hal dan benda-benda, tetapi atas siapa Tuhan kita dan apa yang Dia lakukan?
- Bagaimana bersyukur memberi Anda sukacita? Apa yang dapat Anda lakukan untuk memiliki lebih banyak sukacita? Bagaimana rasa syukur sekarang menjadi motivasi Anda untuk beribadah, dan bukan gaya atau perasaan? Bagaimana ini memungkinkan Anda untuk dewasa dalam iman?
- Apa yang dibutuhkan bagi Anda untuk menyadari kerusakan dan keputusasaan masa lalu karena dosa? Sekarang, karena Anda memiliki keajaiban besar keselamatan dan tujuan untuk hidup, bagaimana ini akan memengaruhi kemampuan Anda untuk menghargai Allah dan orang lain?
Ayat-ayat lain yang mencerminkan tentang bagaimana rasa syukur memengaruhi semua tentang diri Anda dan yang Anda lakukan dalam hidup: Mazmur 55:22; Matius 4:18-20; 5:22, 37; 12:33-37; 15:1-20; Roma 5:3-5; 8:38-39; 2 Korintus 12:20; Efesus 4; Kolose 1:21-23; 3:15-17; 4:2-6; 1 Timotius 1:10; Yakobus 1:3; 3:6; Wahyu 21: 8. (t/Jing-Jing)
Diterjemahkan dari: | ||
Nama situs | : | Into Thy Word |
Alamat situs | : | http://www.intothyword.org/apps/articles/?articleid=62296&columnid=3803 |
Judul asli artikel | : | Attitude of Gratitude |
Penulis artikel | : | Dr. Richard J. Krejcir |