Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs C3I

Menolong Anak Korban Perceraian

Edisi C3I: e-Konsel 116 - Menolong Anak Korban Perceraian

Waktu di SD aku ingat, orang tua seorang temanku bercerai. Kupikir peristiwa itu menyedihkan karena terjadi ketika ia masih amat muda, tetapi aku yakin bahwa orang tuaku tak akan pernah bercerai.

Sayangnya pada usia tiga belas tahun, pendapatku keliru. Orang tuaku bercerai dan walau sudah lebih tua dari temanku tersebut, peristiwa itu sangat memengaruhi diriku, bahkan terus memengaruhiku sebagai orang dewasa.

Kita cenderung berpikir perceraian hanya masalah orang tua. Kalau mempertimbangkan anak-anak, biasanya kita hanya mengkhawatirkan saat-saat mereka harus hidup hanya dengan satu orang tua. Kukira konflik-konflik itu akan berakhir saat aku akhirnya pindah untuk berdiri sendiri; tetapi di tiap tahap baru dalam hidupku - wisuda, perkawinan, penahbisan - aku harus berurusan dengan keluargaku yang pecah.

Perceraian adalah perubahan yang bersifat tetap dalam hubungan keluarga (kecuali bila orang tua itu kembali saling menikah). Meski penyesuaian diri yang pertama itu sudah selesai, banyak peristiwa baru yang mengharuskan kita untuk terus berurusan dengan kenyataan keluarga yang hancur.

Pengaruhnya pada Anak-Anak

Jangan lupa, anak-anak saudara kehilangan salah satu dari dua orang terpenting dalam hidup mereka. Walau ketegangan sudah reda, anak- anak akan tetap merasa kehilangan orang tua yang tidak ada lagi itu. Meski tetap masih berhubungan, pertemuan terakhir itu terasa jauh berbeda daripada interaksi spontan waktu masih tinggal bersama.

Sebelum bercerai, ayah sering menghindar dari rumah, jarang kelihatan, dan pulang larut malam. Ia menganggap kepergiannya tidak akan banyak berpengaruh karena kami akan tetap meluangkan waktu bertemu, barangkali malah lebih sering. Namun, aku sangat kehilangan saat-saat singkat yang kupakai untuk bercakap-cakap dengannya setiap pagi sebelum aku berangkat ke sekolah.

Anak-anak saudara mungkin mempunyai perasaan yang sama mengenai orang tua yang absen itu. Walau banyak kesempatan untuk bertemu, tetapi untuk tidak tinggal satu rumah memerlukan penyesuaian.

Banyak penelitian yang menunjukkan pengaruh tidak adanya salah satu orang tua, biasanya ayah. Pengaruh-pengaruh itu semakin hebat terutama saat anak-anak menginjak masa remaja, suatu masa di mana kita menganggap mereka sudah cukup tua untuk menyesuaikan diri. Anak laki-laki memerlukan ayah untuk menjadi laki-laki yang bijaksana; anak perempuan memerlukan ayah untuk belajar bagaimana berhubungan dengan laki-laki. Masing-masing memerlukan penerimaan sebagai laki- laki dan perempuan sewaktu mereka tumbuh menjadi dewasa.

Karena keperluan-keperluan ini, anak-anak seharusnya menggunakan banyak waktu bersama ayah maupun ibu, baik dengan penjagaan bersama atau dengan kunjungan yang sering. Tentu berbagai keadaan seperti perlakuan kejam atau ditinggal minggat akan meniadakan kemungkinan itu. Tetapi dalam keadaan hubungan yang normal, situasi dimana orang tua tidak tinggal bersama itu sangat penting.

Sadarilah bahwa anak-anak saudara akan menunjukkan beberapa perubahan dalam tingkah laku, sikap, dan perangainya. Saya teringat waktu mengalami saat-saat yang amat mengesalkan. Anak-anak lain mungkin menunjukkan kemarahan, kemunduran, agresivitas, atau kemalasan, lainnya kelihatan gembira secara berlebihan. Saudara mengetahui reaksi normal anak-anak saudara - perhatikan gejala- gejala perubahan, apakah perubahan itu ke arah "lebih baik" atau "lebih buruk". Apa pun yang tidak biasa dapat menjadi tanda bahwa pertolongan diperlukan.

Kalau saudara sudah bercerai, anak-anak saudara akan mengalami kekalutan. Perlakuan saudara terhadap mereka akan memengaruhi hidup mereka selanjutnya. Walau saudara sendiri susah, sebagai orang tua saudara harus membantu penyesuaian diri anak-anak saudara.

Penanggulangan

Sekuat mungkin, usahakanlah agar hidup saudara tetap stabil sesudah perceraian. Mungkin saudara merasa perlu pindah tempat tinggal dan mengubah kehidupan. Meski hal itu mungkin bermanfaat bagi saudara dan kadang-kadang memang perlu, tetapi anak-anak saudara akan hancur. Yang mereka perlukan adalah sistem penyokong yang sudah lengkap. Dalam kenyataannya saudara mungkin memerlukannya juga.

Anak-anak saudara perlu dekat dengan orang tua mereka yang satunya lagi. Menyesuaikan diri dengan kehidupan tanpa ayah atau ibu itu cukup sukar tanpa mengubah keadaan. Trauma kehilangan ayah atau ibu, ditambah dengan pindah rumah, pindah gereja, ganti kawan-kawan dapat benar-benar menghancurkan seorang anak.

Anak-anak hampir selalu merasa sedikit bersalah atas perceraian orang tua mereka. Ingat, mereka sudah menderita karena kehilangan yang sama seperti kehilangan karena ditinggal mati, meski perasaan bersalah itu reaksi yang normal. Orang tua harus peka terhadap perasaan ini dan meyakinkan anak-anak bahwa mereka tidak bersalah.

Orang-orang yang terlibat dalam keluarga itu secara tidak disadari dapat juga membebankan kesalahan pada anak-anak. Ketika orang tuaku sedang dalam proses perceraian, salah seorang anggota keluarga kami menasihati, "Kalau saja engkau mau mendatangi ayahmu, memeluknya, dan mengajaknya pulang, dia pasti mau." Aku merasa seakan-akan seluruh beban diletakkan di pundakku. Setelah mempelajari cerita dari pihak ayah, aku sadar bahwa keadaannya terlalu rumit untuk dapat diselesaikan hanya dengan permintaan tersebut.

Orang tua harus menahan diri agar tidak mengatakan hal-hal seperti "kalau saja engkau tidak lahir dulu waktu itu", atau "kalau saja kami tidak begitu banyak menghabiskan waktu bersama kalian", atau "kalau saja kau tidak menimbulkan kesulitan itu". Dalam kekecewaan sekalipun, jangan pernah memberi kesan bahwa anak-anak ikut menyebabkan perceraian saudara. Walaupun kehadiran mereka mungkin menyebabkan bertambahnya ketegangan, ingatlah bahwa bukan mereka yang memutuskan untuk dilahirkan.

Di samping tidak membebankan kesalahan, perhatikanlah kalau ada tanda-tanda perasaan bersalah yang mereka bebankan pada diri mereka sendiri. Tanyakan kepada anak-anak bagaimana perasaan mereka. Perhatikanlah kalau tiba-tiba mereka berlaku sangat baik. Mereka mungkin mengira kalau mereka bertindak cukup baik saudara akan bersatu kembali dengan pasangan saudara. Pastikanlah mereka mengerti bahwa bukan perbuatan mereka yang menyebabkan saudara berpisah, dan juga bukan perbuatan mereka yang dapat kembali mempersatukan saudara.

Ada pernikahan yang berakhir dengan perceraian yang sopan sementara ada yang berakhir dengan terus bermusuhan. Bagaimanapun perasaan saudara terhadap pasangan sebagai mitra dalam pernikahan, anak-anak akan mendapat keuntungan kalau saudara tetap dapat berhubungan baik dengan mantan istri atau mantan suami saudara. Ingatlah bahwa mantan istri atau mantan suami saudara tetap merupakan orang tua anak-anak saudara dan mereka memerlukan saudara berdua.

Jangan memaksa anak-anak saudara memilih antara saudara dan mantan istri atau mantan suami saudara. Seorang teman saya mempertimbangkan untuk kawin lari karena ibunya tak mau hadir kalau ayahnya diundang, demikian pula sebaliknya. Ia merasa lebih baik tidak menyelenggarakan pesta perkawinan daripada harus memilih antara ayah dan ibunya. Doronglah anak-anak saudara untuk berhubungan dengan orang tua mereka yang satunya lagi itu.

Sopan santun ini perlu diperluas dalam tingkat keluarga yang lebih besar. Walau mantan mertua saudara telah mendukung perceraian itu, ingatlah bahwa mereka tetap kakek-nenek anak-anak saudara. Lihatlah keluarga mantan pasangan saudara dengan mata anak-anak saudara. Mungkin saudara merasa sudah tidak mempunyai hubungan lagi, tetapi anak-anak selalu mempunyai pertalian!

Saudara bukan saja perlu membiarkan anak-anak meluangkan waktu bersama mantan pasangan saudara, tetapi saudara juga perlu menjaga perkataan saudara tentang mantan pasangan saudara itu kepada mereka. Walaupun anak-anak mendengar kemarahan terhadap mantan pasangan saudara itu sebagai suami atau istri, hendaknya hal itu tidak dicampuradukkan dengan tindakan sebagai orang tua.

Orang tua Kim bercerai, lalu ia dan saudara perempuannya mengikuti ibu mereka pindah ke Florida, ayahnya tinggal di Kentucky. Ibunya menegaskan bahwa ayahnya sama sekali tidak menyenangkan sebagai pribadi maupun sebagai orang tua. Namun dengan naik kapal, Kim dan saudara perempuannya dikirim ke Kentucky untuk menghabiskan musim panas bersama ayah mereka. Sesudah beberapa waktu tinggal bersama ayahnya, Kim sadar bahwa ayahnya adalah orang yang baik. Ia marah kepada ibunya yang telah menghasutnya agar membenci ayahnya dan ia senang telah menemukan sendiri hal yang sebenarnya.

Walaupun orang tuaku gagal sebagai pasangan suami istri, mereka adalah orang tua yang luar biasa. Keduanya sangat penting bagi pertumbuhanku. Kadang-kadang mereka mengungkapkan kekecewaan satu sama lain, tetapi mereka tidak saling mencerca peranan mereka sebagai orang tua. Kebanyakan kalau harus tampil di depan umum sebagai orang tua, mereka mengutamakan aku dan saudara laki-lakiku dan mereka bertahan untuk saling menemani.

Di samping jangan saudara merendahkan mantan istri atau mantan suami, jangan juga memakai anak saudara sebagai "mata-mata". Sering kali orang tua yang sudah cerai bertanya kepada anak-anak apakah ibu atau ayah mereka sedang berkencan, apakah ia bersikap sebagai orang tua yang baik, apakah ia menyelesaikan tugas-tugas tertentu. Apa pun yang saudara perlu ketahui mengenai mantan istri atau mantan suami saudara seharusnya ditanyakan secara langsung. Anak saudara akan merasa bersalah karena menjawab pertanyaan-pertanyaan itu. Anak-anak sering merasa harus berbohong bila menghadapi keadaan seperti itu. Jangan ikutkan anak-anak saudara dalam tugas mata-mata.

Kehidupan baru saudara

Kemampuan anak-anak untuk menyesuaikan diri sebagian bergantung pada keinginan saudara untuk memenuhi kebutuhan mereka. Kalau saudara tetap peka terhadap trauma mereka dan berusaha membantu, penyesuaian diri mereka akan berjalan lebih lancar. Jelas kesedihan saudara sendiri sangat mengganggu, tetapi kesediaan untuk berusaha membantu mereka berpengaruh penting.

Ingat, anak-anak saudara tahu bahwa saudara sedang menderita. Mereka tidak mengharapkan saudara harus sempurna dan tidak pernah menunjukkan pergumulan saudara. Tetapi mereka memang membutuhkan perhatian saudara.

Pastikan bahwa saudara menerima bantuan yang diperlukan untuk menyesuaikan diri. Semakin baik kemajuan yang dicapai dalam masa transisi saudara, semakin lancar masa transisi anak-anak saudara. Mintalah bantuan teman-teman saudara, pendeta, bahkan seorang penasihat ahli untuk menyembuhkan emosi saudara supaya tidak membingungkan anak-anak.

Mungkin saudara merasa seperti tukang sulap yang sedang mengembangkan keperluan saudara dan keperluan anak-anak saudara. Pastikan bahwa orang-orang lain memenuhi keperluan saudara agar tidak semua beban menjadi tanggungan saudara.

Orang lain dapat membantu anak-anak saudara juga. Anak-anak beruntung kalau dapat meluangkan waktu bersama sanak keluarga yang lain untuk mempelajari bagaimana hubungan suami-istri. Apa pun yang menyebabkan perceraian saudara, anak-anak perlu mengetahui bahwa perkawinan dapat berhasil. Mereka perlu contoh perkawinan yang berhasil untuk menunjukkan bagaimana hubungan yang baik antara suami dan istri.

Inilah kuncinya, ingat saja bahwa anak-anak saudara menderita juga dan cintailah mereka lebih dari masa-masa yang lalu!

Sumber
Halaman: 
433 - 438
Judul Artikel: 
Pola Hidup Kristen
Penerbit: 
Gandum Mas, Malang; Yayasan Kalam Hidup, Bandung; YAKIN, Surabaya 2002

Komentar