Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs C3I
7 Resolusi Tahun Baru Kristiani
Saat angin tahun ini berakhir dan penenun waktu tahun baru berada depan kita, kita bernostalgia tentang masa lalu, dan merenungkan masa depan. Banyak dari kita yang membuat resolusi Tahun Baru, yang setidaknya bagi saya, tidak selalu dihargai. Namun, pada tahun yang akan datang ini, saya ingin membuat beberapa resolusi yang akan menghormati Allah, terlebih bagi kerajaan-Nya, dan membantu menyebarkan Injil Yesus Kristus. Hal-hal tersebut merupakan resolusi tahun baru saya. Saya tidak mengatakan bahwa setiap orang harus membuat resolusi yang sama, tetapi itulah yang terjadi.
Lebih Banyak Berdoa
Sering kali, ketika saya tengah berjuang, usaha saya yang terakhir adalah berdoa. Doa harus menjadi usaha pertama saya, tetapi saya sering mencoba untuk memperbaiki hal-hal dengan kekuatan sendiri tanpa mengganggu Tuhan. Kemudian, ketika saya menyadari bahwa hal-hal tidak menjadi lebih baik, dan kadang-kadang semakin parah, barulah saya menyadari bahwa saya harus meletakkan masalah saya pertama-tama di hadapan Allah. Dalam Perjanjian Baru, Paulus mengatakan, "Janganlah khawatir tentang apa pun juga. Namun, dalam segala sesuatu nyatakan keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan serta ucapan syukur. Damai sejahtera Allah yang melampaui segala pengertian akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Yesus Kristus" (Filipi 4:6-7). Siapa yang tidak dapat menerima damai?
Saya pikir Matius 6:25-34 mulai berlaku di sini, dirangkum dalam ayat ini, "Akan tetapi, carilah dahulu kerajaan dan kebenaran-Nya, dan semuanya itu akan ditambahkan kepadamu". Tahun terakhir ini memiliki pasang surut yang telah saya tangani dengan berbagai cara yang berbeda; beberapa dengan cara yang saleh, beberapa cara tidak begitu saleh. Namun, setiap kali saya dengan sengaja membalikkan situasi kepada Allah, Dia akan mengurus situasi dengan cara yang jauh melebihi apapun yang pernah saya pikirkan ... setiap saat. Saya ingin memiliki prioritas yang selaras dengan kehendak Allah, sehingga setiap usaha yang dilakukan akan sejalan dengan apa yang Dia inginkan untuk saya.
Membaca Melalui Alkitab
Saya ingin membuat beberapa resolusi yang akan menghormati Allah, terlebih bagi kerajaan-Nya ... .
Alkitab memiliki satu pengarang. Buku itu memiliki banyak penulis, tetapi satu pengarang. Dari halaman pertama sampai terakhir, firman itu berbicara kepada hati kita. "Sebab, firman Allah itu hidup dan berkuasa, dan lebih tajam daripada pedang bermata dua mana pun. Firman itu menusuk jauh sampai memisahkan jiwa dan roh, antara sendi dan tulang sumsum, serta sanggup menilai pikiran dan kehendak hati kita" (Ibrani 4:12). Alkitab adalah kisah dari segala sesuatu; dimulai dengan penciptaan dan berakhir dengan keabadian. Saya ingat bagaimana saya merasa begitu diberkati ketika saya membaca Alkitab untuk pertama kalinya. Memang, ada beberapa bagian yang sulit untuk dilewati, dan ada banyak kali ketika saya tidak sepenuhnya memahami apa yang saya baca. Namun, dengan membacanya dari depan ke belakang, saya melihat bagaimana semuanya cocok secara bersama-sama ... dan itu membuatnya menjadi lebih masuk akal bagi saya. Hal tersebut membantu saya mengenal Allah dengan lebih baik, dan hal itu sendiri membuat pekerjaan membaca yang kadang-kadang sulit untuk dilakukan, menjadi layak pada setiap detiknya.
Lebih Mempelajari Alkitab
Yohanes 6:68 mengatakan bahwa firman dari Yesus adalah firman yang mengandung kehidupan kekal. Tidak ada buku lain yang sama pentingnya dengan Alkitab. Tidak ada buku filsafat, sains, matematika, kedokteran, atau disiplin manusia lainnya yang menjadi dasar untuk segala sesuatu seperti halnya Alkitab. Pentingnya mempelajari firman ini tidak dapat dilebih-lebihkan. Alkitab mengatakan bahwa, "Semua Kitab Suci dinapasi oleh Allah dan bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan, dan untuk mendidik dalam kebenaran" (2 Timotius 3:16). Jika kita ingin mengenal Allah, dan menyenangkan-Nya, kita harus mempelajari firman-Nya.
Lebih Mengasihi Keluarga Saya
Terlalu sering, keramaian dan hiruk pikuk kehidupan membuat kita memiliki waktu berharga yang sedikit untuk dihabiskan dengan orang-orang yang kita kasihi. Kita menjadi begitu sibuk dengan pekerjaan, karier, hobi, bahkan gereja kita, yang mengorbankan waktu dengan keluarga kita. Namun, keluarga kita adalah karunia dari Allah; dan kita tidak boleh mengabaikan hadiah yang indah ini. Keluarga kita, terutama pasangan kita, adalah dukungan emosional kita. Saya telah mengalami kesulitan untuk melakukan tugas secara baik di dunia ketika hal-hal terjadi dengan tidak benar di rumah. Itu adalah semacam perasaan yang seolah-olah tidak memiliki dasar, perasaan terpaut tanpa memiliki jangkar. Allah melembagakan keluarga dalam penciptaan (Adam dan Hawa); ini menunjukkan bahwa Dia menekankan hal itu dengan sangat penting; demikian juga seharusnya dengan kita.
Menjadi Karyawan yang Lebih Baik
Setiap hari, semakin banyak saya menyadari betapa saya diberkati karena memiliki pekerjaan. Oleh karena itu, saya harus berusaha untuk menghidupkan iman saya di tempat kerja untuk menghormati Allah. Saya adalah saksi bagi-Nya di mana pun saya pergi, dan saya menghabiskan sebagian besar waktu saya di tempat kerja. Mereka yang mengetahui bahwa saya seorang pengikut Yesus memperlihatkan saya. Beberapa berharap bahwa saya akan tetap setia pada iman saya; yang lainnya percaya bahwa itu hanyalah masalah waktu sebelum saya jatuh. Namun demikian, banyak mata memperhatikan saya dan saya ingin mewakili Juru Selamat saya dengan hal terbaik yang dapat saya lakukan. Filipi 2:15, mengatakan bahwa kita harus, "supaya kamu tidak bercacat dan tidak bersalah, sebagai anak-anak Allah yang tidak tercela di tengah-tengah generasi yang bengkok dan sesat ini, sehingga kamu bersinar di antara mereka sebagai terang di dunia".
Merawat Diri Lebih Baik Secara Fisik
Seiring dengan umur saya yang bertambah tua, saya menyadari bahwa tubuh saya tidak begitu tangguh seperti dahulu. Hal ini juga menangkap lebih dari apa yang saya makan dahulu. Jika saya tidak mengurus diri sendiri, dan saya tidak dapat melakukan apa yang Tuhan ingin saya lakukan, saya tidak menghormati-Nya. Oleh karena itu, saya harus rajin merawat diri secara fisik. Saya hanya berharap seandainya saja saya telah mulai beberapa tahun yang lalu. (Dan, saya tidak menyukai oreo sebanyak seperti yang saya makan).
Melakukan Penginjilan dengan Lebih Lagi
Saya suka apologetika, saya suka menyajikan hal-hal kekristenan kepada mereka yang perlu mendengarnya. Namun, saya harus lebih menyadari bahwa tujuan apologetika bukan hanya untuk memenangkan argumen, tetapi untuk memperkenalkan orang-orang kepada Allah dan Juru Selamat dunia. Saya ingin mengakhiri setiap wacana apologetika yang saya terlibat di dalamnya untuk menjadi representasi dari pesan Injil keselamatan melalui iman dalam Yesus Kristus. Saya berdoa agar Tuhan akan menuntun pikiran dan motivasi saya sehingga semua yang saya katakan dan lakukan dalam kerangka diskusi apologetika akan menarik orang kepada-Nya. "Akan tetapi, kuduskanlah Kristus sebagai Tuhan di dalam hatimu! Siap sedialah untuk memberi jawaban kepada siapa pun yang menuntutmu mengenai pengharapan yang kamu miliki" (1 Petrus 3:15).
Kesimpulan
Pada bulan Desember/Januari, banyak orang di seluruh dunia akan membuat resolusi Tahun Baru. Banyak orang akan membuat resolusi yang baik seperti berhenti merokok, lebih ramah terhadap orang lain, atau menurunkan berat badan. Namun, ada satu resolusi yang berdiri di atas semua orang lain, dan itu adalah resolusi untuk menaruh kepercayaan seseorang dalam karya penyelamatan Yesus Kristus. Jika melakukannya, akan menghasilkan perubahan paling indah yang dapat dibayangkan untuk kehidupan seseorang, baik sekarang maupun selamanya.
Bagi kita yang mengenal Yesus sebagai Juru Selamat kita, saya akan mendorong masing-masing dari kita untuk mengambil waktu dari perjalanan Kristen kita untuk melihat apakah kita "berjalan secara layak" dengan Tuhan kita (Efesus 4:1; Kolose 1:10; 1 Tesalonika 2:12). Jika tidak, mungkin sekarang saatnya untuk melakukan beberapa "Resolusi Tahun Baru yang Kristiani". (t/N.Risanti)
7 Resolusi Tahun Baru Kristiani
Diterjemahkan dari: | ||
Nama situs | : | What Christians Want to Know.com |
Alamat situs | : | http://www.whatchristianswanttoknow.com/7-christian-new-years-resolutions/ |
Judul asli artikel | : | 7 Christian New Year's Resolutions |
Penulis artikel | : | Robert Driskell |
Diambil dari: | ||
Nama situs | : | Christian Counseling Center Indonesia |
Alamat situs | : | http://c3i.sabda.org/7_resolusi_tahun_baru_kristiani |
Judul artikel | : | 7 Resolusi Tahun Baru Kristiani |
Penulis artikel | : | Robert Driskell |