Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs C3I

Renungan

Renungan

Renungan

Renungan

Sudahkah Kita Merdeka?

Sering timbul pertanyaan, "Sudahkah kita merdeka?" Jika saya diminta menjawab pertanyaan di atas, maka saya mempunyai dua jawaban, yaitu "ya, sudah merdeka" tapi juga jawaban lain "belum merdeka sepenuhnya". Tergantung dari mana pemahaman kita tentang kata "merdeka" itu sendiri. Jika kemerdekaan yang dimaksud dikaitkan dengan kemerdekaan dari dosa dan maut, kita meyakini bahwa Kristus telah memerdekakan kita dari dosa (Galatia 5:1 "Supaya kita sungguh-sungguh merdeka, Kristus telah memerdekakan kita. Karena itu berdirilah teguh dan jangan mau lagi dikenakan kuk perhambaan"). Tapi jika kemerdekaan yang dimaksud dikaitkan dengan kemerdekaan yang mencakup seluruh segi kehidupan manusia, maka secara hakiki kita belum merdeka sepenuhnya. ... baca selengkapnya »

Merdeka untuk Melayani dalam Kasih

Bacaan Galatia 5:1-21

"...Janganlah mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan berbuat dosa..."

Kemerdekaan Kristen ... baca selengkapnya »

Ketakutan dan Kesukaan Besar

Baca: Matius 28:1-10

"Mereka segera pergi dari kubur itu, dengan takut dan dengan sukacita yang besar dan berlari cepat-cepat untuk memberitahukannya kepada murid-murid Yesus." (Matius 28:8)

Maria dan beberapa wanita yang pergi bersamanya mengunjungi tempat pemakaman Yesus, tidaklah mengharapkan sambutan yang mereka terima di kubur. Mereka datang pada waktu dini hari untuk membalurkan rempah-rempah pada tubuh Teman mereka--tanpa mengetahui bagaimana caranya untuk masuk ke dalam kubur, mereka tercengang karena melihat batu besar telah tergeser dari lubangnya. Bahkan yang lebih menakjubkan, mereka melihat seorang malaikat sedang duduk di atasnya. ... baca selengkapnya »

Mengetahui Kehendak Allah

Bacaan: 1 Tesalonika 5:16-22

Saya membuat lelucon dengan teman-teman dengan berkata bahwa saya membuat tiga keputusan sulit setiap hari: Apa yang akan saya makan untuk sarapan, makan siang, dan makan malam? Padahal saya tinggal di Singapura, yang memungkinkan kami menikmati makanan Tionghoa, Melayu, dan India di antaranya. Ya, kami justru bingung karena dimanjakan oleh banyaknya pilihan.

Hidup ini juga meliputi banyak keputusan, yang jauh lebih serius daripada sekadar memilih makanan. Mungkin hal ini menjelaskan mengapa orang suka mempertanyakan kehendak Allah dalam hidupnya.

Menemukan kehendak Allah sebenarnya bukanlah proses yang rumit. Dia telah memberi kita banyak prinsip yang sederhana dan jelas bagi kehidupan kita. Misalnya, Dia berkata, "Inilah kehendak Allah, yaitu supaya dengan berbuat baik kamu membungkamkan kepicikan orang-orang yang bodoh" (1 Petrus 2:15). Dalam 1 Tesalonika 4:3 kita membaca, "Inilah kehendak Allah: pengudusanmu, yaitu supaya kamu menjauhi percabulan." Dalam 1 Tesalonika 5:18 pun kita diajar, "Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu." ... baca selengkapnya »

Sumber
Halaman: 
--
Judul Artikel: 
e-Renungan Harian, Kamis 6 Desember 2001
Penerbit: 
--

Betlehem di Hatiku

Bacaan: Yesaya 6:1-7

"Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putra telah diberikan untuk kita; ... dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai" (Yesaya 9:5). ... baca selengkapnya »

Sumber
Halaman: 
21
Judul Artikel: 
Kalam Hidup, Edisi Desember 2003, Tahun ke-73, No.696
Penerbit: 
Yayasan Kalam Hidup -- Gereja Kemah Injil Indonesia, Bandung 2003

Natal yang Berbeda

Edisi C3I: e-Konsel 150 - Mencari Kehendak Tuhan bagi Hidup Kita

Bacaan: Matius 25:31-46

Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku (Mat. 25:40).

Ketika aku masih kecil, kehidupan kami sangat berkekurangan, namun masa Natal selalu menakjubkan. Hadiah-hadiah sedikit dan kecil, namun kami selalu bahagia dengan apa yang kami terima. Waktu yang paling indah adalah ketika menyanyi bersama-sama di muka pohon terang yang dipimpin oleh Ibu. Ini adalah waktu yang luar biasa dan kudus saat kami menaikkan pujian kepada Tuhan. ... baca selengkapnya »

Sumber
Halaman: 
32 -- 33
Judul Artikel: 
Buletin Kalam Hidup Edisi Desember 2003
Penerbit: 
Yayasan Kalam Hidup-Gereja Kemah Injil Indonesia, Bandung 2003

Belas Kasihan bagi yang Miskin

Edisi C3I: e-Konsel 141 - Harta Kekayaan

Bacaan: Ulangan 15:1-11

Banyak orang yang tidak terlalu bersimpati terhadap orang-orang miskin di lingkungan mereka, beranggapan bahwa orang-orang miskin adalah orang-orang yang malas dan tidak bertanggung jawab. Lainnya menyatakan bahwa sistem kesejahteraan rakyat yang dilakukan pemerintah tidak efisien dan sering kali disalahgunakan. ... baca selengkapnya »

Sumber
Halaman: 
--
Judul Artikel: 
<A HREF="http://www.sabda.org/publikasi/e-rh/1998/08/11/">e-Renungan Harian, Edisi 11 Agustus 1998</A>

Biarlah yang Miskin Berkata, "Aku Kaya!"

Edisi C3I: e-Konsel 142 - Puber II

Suatu hari, ayah dari suatu keluarga yang sangat sejahtera membawa anaknya bepergian ke suatu negara yang sebagian besar penduduknya hidup dari hasil pertanian. Semua itu dilakukan dengan maksud untuk menunjukkan bagaimana kehidupan orang-orang yang miskin.

Mereka menghabiskan waktu berhari-hari di sebuah tanah pertanian milik keluarga yang terlihat sangat miskin.

Sepulang dari perjalanan tersebut, sang ayah bertanya kepada anaknya, "Bagaimana perjalanan tadi?"

"Sungguh luar biasa, Pa." ... baca selengkapnya »

Sumber
Halaman: 
--
Judul Artikel: 
<A HREF="http://indonesia.heartnsouls.com/cerita/b/c171.shtml">Heart `n Souls in Indonesia: Collection of Inspirational </A>
Penerbit: 
--

Siapa yang Memenuhi Kebutuhan Mereka?

Bacaan: Ulangan 6:4-9

Orang tua sering merasa terganggu ketika mengetahui anak mereka membuang waktu yang berharga dan uang yang dengan susah payah dicari demi hal-hal yang bertentangan dengan prinsip Alkitab. Misalnya, kita resah jika melihat bahwa anak-anak muda menghabiskan waktu berjam-jam untuk mendengarkan musik dengan lirik yang tak senonoh. ... baca selengkapnya »

Sumber
Halaman: 
--
Judul Artikel: 
--

Memperilah Pekerjaan

MEMPERILAH PEKERJAAN

Bacaan: Keluaran 20:1-6
Nats: "Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku" (Keluaran 20:3)

Kemampuan untuk bekerja adalah suatu karunia yang luar biasa, tetapi apakah kita terlalu mengagungkannya? Dahulu, orang menyelesaikan tugasnya di kantor, tetapi sekarang mereka pun bekerja di rumah lewat e-mail dan telepon. ... baca selengkapnya »

Sumber
Halaman: 
--
Judul Artikel: 
--
Judul Buku: 
Publikasi e-RH Edisi 21 Februari 2003

Komentar


Syndicate content