Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs C3I

Mencegah Masalah Rendah Diri dan Nilai Diri yang Rendah

Edisi C3I: e-Konsel 163 - Masalah Rendahnya Harga Diri

Idealnya, gereja lokal adalah suatu tubuh orang percaya yang berkomitmen untuk menyembah Tuhan dan mengabarkan Injil ke seluruh dunia dengan mengajar, memberi perhatian, membangun, dan melakukan perbuatan-perbuatan baik kepada orang lain dengan tidak memandang hal tersebut sebagai beban, manipulasi, dan keinginan untuk mendapatkan status dalam masyarakat. Tentu saja, kebanyakan gereja gagal, bahkan sering kali gagal, dalam mencapai bentuk yang ideal ini. Meskipun demikian, komunitas Kristen bisa memberikan pengaruh yang besar dalam mengubah konsep diri dan mencegah rasa rendah diri pada diri seseorang. Pengaruh ini bisa dilakukan melalui pengajaran, dukungan semangat, dan bimbingan dari orang tua.

  1. Pencegahan melalui pengajaran.

    Kita telah melihat bahwa banyak orang membangun harga diri yang rendah karena mereka telah diajarkan bahwa orang-orang yang beriman seharusnya terus-menerus menempatkan diri mereka di bawah dan merasa tidak layak. Beberapa orang diajarkan bahwa Tuhan adalah hakim yang kejam yang menunggu untuk memberikan hukuman atas kesalahan-kesalahan kita sehingga dia bisa menghukum kita. Tuhan juga diajarkan sebagai Pribadi yang senang merendahkan kepribadian kita dan menyengsarakan hidup kita. Pandangan-pandangan yang salah dan menyimpang ini harus ditarik dan diganti dengan pengajaran yang alkitabiah tentang nilai manusia, pengampunan, harga diri, dan pentingnya mengasihi diri sendiri.

    Konsep diri seseorang tidak bisa tergantung pada tujuan-tujuan manusia dan pencapaiannya saja. Rasa memiliki, berharga, dan mampu yang dimiliki oleh setiap orang muncul karena kita dikasihi dan didukung oleh Tuhan yang besar dan berkuasa yang mengajar kita tentang dosa dan pengampunan kekal, memberkati kita dengan kemampuan dan karunia yang unik, menjadikan kita ciptaan baru, dan memberi kita alasan yang benar untuk memiliki harga diri yang pantas karena kita telah ditebus oleh Kristus.

    Di dalam gereja, orang-orang kristen harus belajar bahwa kita dapat mengasihi diri kita sendiri karena Allah mengasihi kita dan menjadikan kita sebagai anak-anak-Nya. Kita dapat mengakui dan menerima kemampuan, karunia, dan prestasi yang kita miliki karena semuanya itu berasal dari Tuhan dan atas kehendak-Nya. Kita bisa merasakan pengampunan dosa karena Tuhan mengampuni kita tanpa syarat dan orang-orang percaya bisa memuji Tuhan atas apa yang Ia kerjakan di dalam dan melalui hidup kita. Tidak ada satu institusi pun yang mengajarkan konsep diri yang sesungguhnya sedekat gereja yang alkitabiah. Selain pengajaran yang alkitabiah melalui khotbah dan kelas-kelas, pendidikan ini juga melibatkan kelompok-kelompok diskusi.

  2. Pencegahan melalui komunitas Kristen.

    Seseorang yang diterima dan dihargai sebagai anggota dari suatu kelompok akan merasa nyaman dan dapat membangun harga dirinya. Gereja bisa memberikan penerimaan dan dukungan, khususnya pada saat mereka membutuhkannya. Anggota gereja harus didorong untuk menunjukkan kepedulian dan perhatian satu dengan yang lain tanpa melebih-lebihkan atau membesar-besarkan pendatang baru atau anggota yang pasif.

    Gereja juga bisa menolong orang mendapatkan kemampuan praktis yang baru. Melalui gereja pula, kita bisa menolak berbagai materialisme dan jebakan-jebakan sukses yang tidak umum dalam masyarakat. Kita bisa belajar saling mengasihi sebagai saudara, setiap kita memiliki karunia dan kontribusi yang penting dalam membentuk tubuh Kristus. Tentu saja, ini adalah sesuatu yang idealis. Pakaian, usaha, dan cara bicara orang menunjukkan status sosial mereka. Berbagai jenis mobil yang ada di halaman parkir menunjukkan bahwa jemaat terbagi berdasarkan kemampuan ekonomi mereka. Namun karena Allah kita tidak terkesan dengan simbol-simbol status itu, kita seharusnya berusaha menjaga supaya simbol-simbol itu tidak memengaruhi hubungan interpersonal kita dan nilai-nilai dalam tubuh Kristus.

  3. Pencegahan melalui bimbingan dengan orang tua.

    Karena kebanyakan masalah harga diri berawal dari rumah, maka dari rumahlah masalah ini bisa dengan sangat efektif dicegah. Tentu saja pencegahan itu masih dalam batas-batas pendidikan Kristen untuk mengajarkan kepada orang tua bagaimana membangun suasana rumah kristiani yang saling mengasihi dan bagaimana mengkomunikasikan bahwa anak-anak mereka terima. Anak-anak yang masih kecil membutuhkan kontak fisik dan ekspresi yang spontan atas hal-hal yang menyenangkan, termasuk waktu untuk bermain. Bila bersama anak-anak yang usianya lebih tua, harus ada dorongan, disiplin yang konsisten, pujian dan waktu yang digunakan untuk berkomunikasi. Dengan adanya bukti bahwa orang tua yang memiliki harga diri yang tinggi, cenderung memiliki anak yang harga dirinya juga tinggi, maka penting juga untuk menolong para ayah dan ibu mengatasi rasa rendah diri mereka dan membangun konsep diri yang positif. (t/Ratri)

Diterjemahkan dari:

Sumber
Judul Artikel: 
Preventing Inferiority and Low Esteem
Judul Buku: 
Christian Counseling; A Comprehensive Guide
Pengarang: 
Dr. Garry R. Collins, Ph.D

Komentar