Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs C3I

Tuhan, Mengapa Engkau Membentuk Aku Seperti Ini

Edisi C3I: e-Konsel 163 - Masalah Rendahnya Harga Diri

(Persoalan Mengenai Ucapan Syukur, Bukan Menghargai Diri Sendiri)

Setelah beberapa dekade, terjadi pergeseran pendapat masyarakat mengenai bagaimana seharusnya orang memandang dirinya sendiri. Secara khusus, intinya adalah kebutuhan untuk membangun harga diri seseorang atau mencintai diri sendiri. Apakah Anda mendeteksi ada permasalahan di sini? Hal yang paling menonjol di sini adalah "diri". Pada dasarnya, hal itu adalah cita-cita yang manusiawi karena menempatkan manusia sebagai orang yang mengambil alih dan bertanggung jawab atas dirinya sendiri sebagai "tuhannya". Inti dari teologi ini adalah manusia menjadikan dirinya sebagai "tuhan", bukan Allah yang menjadi yang pertama dan terutama. Ini bukan hal baru, karena manusia selalu berusaha meminimalisir dosanya dan kerusakan moral yang diturunkan dari dosa Adam.

Secara tradisional, gereja Kristen merespons tren baru dengan dua cara. Gereja bisa menerima dengan hangat ide-ide baru tersebut dengan sedikit memikirkannya atau meninjaunya dengan hati-hati, atau mereka akan menolak dan menjauhinya dengan membuat "peraturan-peraturan" tambahan yang sebenarnya tidak diperlukan. Dalam lingkungan evangelikal, teologi "self-esteem" atau menghargai diri sendiri telah diterima secara relatif. Dalam lingkungan fundamentalis, ada penolakan terhadap ajaran ini dan ada tindakan menjauhi topik ini. Oleh sebab itu, tujuan dari pembelajaran ini adalah untuk memberikan pendekatan yang berbeda sebagai suatu usaha untuk melihat subjek ini dari pandangan yang diharapkan tidak berat sebelah. Berikut adalah pertanyaan-pertanyaan yang diselidiki: Apakah pandangan Alkitabiah tentang manusia? Apakah seharusnya kita tidak mengajarkan bahwa hidup kita berharga, berguna, dan penting?

PANDANGAN ALKITABIAH MENGENAI MANUSIA

Apakah Anda pernah menerima dengan terbuka ide-ide di bawah ini?

  • Pandangan humanistik: Manusia memiliki sifat yang baik.

    Injil: Roma 7:18; Titus 3:5; Yeremia 17:9, "Betapa liciknya hati, lebih licik daripada segala sesuatu, hatinya sudah membatu."

    Pandangan alkitabiah: Alkitab secara jelas mengajarkan bahwa manusia telah jatuh dan sudah sepenuhnya rusak. Kita adalah pendosa yang butuh seorang Penyelamat. Bersyukur, Tuhan Yesus mati bagi kita untuk menghapus dosa kita dan menyelamatkan kita.

  • Pandangan humanistik: Alasan mengapa manusia selalu berbuat dosa adalah karena mereka tidak pernah memikirkan diri mereka sendiri sebagai yang tertinggi; mereka merasa tidak penting; mereka memiliki harga diri yang rendah. Mereka tidak bisa diharapkan untuk bisa bertingkah laku dengan benar.

    Injil: Roma 12:3 dan 3:10-12; Yohanes 8:34, "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang berbuat dosa, adalah hamba dosa."

    Pandangan alkitabiah: Manusia berdosa karena mereka sudah lahir sebagai pendosa. (Dalam Perjamuan Terakhir, Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Lakukan ini untuk mengingat Aku." Hal ini menunjukkan, ada yang lebih penting dari gambaran anggur yang menandakan darah-Nya yang mulia dan roti yang belum dipecah yang melambangkan tubuh Kristus yang tak berdosa. Kita juga perlu mengingat bahwa dengan adanya perjamuan terakhir, bangsa Israel dibebaskan dari perbudakan, dari perhambaan di Mesir. Melalui darah penebusan Kristus di Kalvari, orang percaya yang lahir baru dilepaskan dari perbudakan, dari perbudakan dosa! Puji Dia!)

  • Pandangan humanistik: Jangan tampar Bobby; kamu akan merusak harga dirinya! Dia benar-benar memiliki sifat yang baik.

    Injil: Ibrani 12:6; Amsal 29:16 dan 22:15, "Kebodohan melekat pada hati orang muda, tetapi tongkat didikan akan mengusir itu dari padanya."

    Pandangan alkitabiah: Sekali lagi, setiap anak dan orang dewasa adalah pendosa, rusak secara alami. Disiplin disertai kasih yang terus-menerus diberikan tidak akan merusak harga diri, namun sebenarnya dapat memerbaiki sifat anak dan memberikannya pandangan yang tepat mengenai mana yang benar dan mana yang salah. Hal ini akan menghasilkan ketaatan yang akan membuahkan sukacita. Sebaliknya, kurang disiplin akan menghasilkan anak yang merasa tidak aman (tidak ada batasan) dan akibatnya menjadi semaunya sendiri dan egois.

  • Pandangan humanistik: Yesus datang untuk mati bagi kita karena begitu berharganya manusia di mata Tuhan.

    Injil: "Sebab jikalau kita, ketika masih seteru, diperdamaikan dengan Allah oleh kematian Anak-Nya, lebih-lebih kita, yang sekarang telah diperdamaikan, pasti akan diselamatkan oleh hidup-Nya!" (Roma 5:10)

    Pandangan alkitabiah: Intinya adalah bahwa kita adalah musuh Allah. Tidak ada hal baik dalam diri kita, tidak ada yang pantas mendapatkan keselamatan dari Tuhan. Ia tidak menyelamatkan kita karena kita baik, pintar, cerdas, atau cantik. Ia hanya memilih untuk mengasihi kita dan menebus kita. Dengan mengetahui hal ini, kasih dan anugerah Tuhan menjadi lebih menakjubkan!

DIRANCANG UNTUK KEMULIAAN TUHAN

Jadi apakah manusia ada harganya? Apakah ada tertulis di dalam Kitab Suci bahwa Tuhan secara positif mengatakan bahwa Dia akan membantu kita? Apakah ada neraca? Apa yang kita lakukan ketika kita merasa kecil hati atas diri kita sendiri? Bagaimana kita menghadapi cacat fisik dan ketidaksempurnaan yang nampak? Bagaimana dengan kekecewaan terhadap penyakit, sakit, dan kecelakaan? Bagaimana dengan saat-saat di mana kita membenci diri sendiri ... ketika kita secara umum membenci kehidupan ini?

Berikut beberapa kebenaran yang harus diingat.

  1. Waspadalah terhadap tujuan setan.

    "... untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan." (Yohanes 10:10). Dia menginginkan kita sengsara dan tidak tahu berterima kasih, menolak jalan yang telah Tuhan rencanakan bagi kita (Roma 1:19-22). Ini tidak ada hubungannya dengan harga diri yang rendah. Ini adalah permasalahan dosa.

    Setan ingin kita benar-benar menolak Tuhan (Roma 1:25). Aplikasi: Seberapa sering kita lupa untuk bersyukur, sebaliknya kita memilih untuk bersungut-sungut dan mengeluh ketika berkecil hati?

    Sadarilah rencana istimewa Tuhan untuk setiap anak-Nya. "Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam kandungan ibuku. Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ...." (Mazmur 139:13-14)

    • Kita harus menyadari bahwa Tuhan adalah Pencipta kita -- kita adalah milik Tuhan. Kita bukan milik kita sendiri (1 Korintus 6:19).
    • Tuhan menciptakan setiap kita dengan detail yang menakjubkan dan sifat-sifat yang istimewa.

    Aplikasi: Dia bahkan merencanakan "kerusakan dan tragedi" dalam hidup kita untuk alasan istimewa (Roma 8:28). Hal ini berguna untuk membangun karakter dan memotivasi sesama kita, "... kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita ...." (Roma 5:1-5)

  2. Mengerti ciri-ciri yang tak terubahkan.

    "Tetapi sekarang, ya TUHAN, Engkaulah Bapa kami! Kamilah tanah liat dan Engkaulah yang membentuk kami, dan kami sekalian adalah buatan tangan-Mu." (Yesaya 64:8)

    • Harapan dan keluh kesah kita tidak dapat mengubah apa pun, kecuali menghancurkan sifat kita dan sifat orang-orang di sekeliling kita.
    • Beberapa fakta kehidupan yang tak dapat kita ubah: asal-usul keluarga kita, umur, tinggi badan, ketajaman mental, warisan, jenis kelamin.
    • Hal ini seharusnya berdampak terhadap cara kita berbicara dengan orang lain, memperlakukan orang lain, dan mempengaruhi humor yang yang sering kita gunakan (menjadi peka terhadap kebutuhan orang lain).

    Terimalah rancangan istimewa yang "tak terubahkan" ini dengan ucapan syukur. "Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu." (1 Tesalonika 5:18).

  3. Bersukacitalah.

    "Memang ibadah itu kalau disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar." (1 Timotius 6:6)

    • Bersukacita dapat melawan rasa tidak semangat, kepahitan, kemarahan, keluh kesah, dan keengganan untuk bersyukur kepada Tuhan. Kita harus bersyukur kepada Tuhan untuk setiap hal yang tak dapat diubah.
    • Kita harus menyadari bahwa hal-hal tersebut mengingatkan kita bahwa kita adalah milik Tuhan dan Ia adalah Pencipta kita. Hal ini tidak ada hubungan dengan masalah rendahnya harga diri atau keberhasilan yang telah kita capai.
    • Sebaliknya, kita mungkin dapat bekerja pada hal-hal yang dapat kita ubah? Kualitas karakter dalam kehidupan kita melalui hal-hal yang tak dapat diubah, contohnya: ucapan syukur, kesabaran, sukacita, belas kasih, kesetiaan, dan lain lain (Filipi 1:6).

Akhirnya, sadarilah bahwa Tuhan menerima kita sepenuhnya, bukan karena kita, tetapi karena pekerjaan Yesus yang telah selesai. "Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus." (Roma 5:1)

Bagaimana caranya kita mengaplikasikannya saat ini?

Apakah Anda pernah menolak Yesus Kristus karena Anda marah terhadap ciri yang tak dapat diubahkan dalam hidup Anda? Apakah Anda kekurangan perspektif, hidup tanpa tujuan yang ditandai dengan tidak mengucap syukur dan merasa rendah diri, atau tidak mengucap syukur dan sombong?

  1. Pertama, Anda harus percaya kepada Yesus Kristus atas keselamatan dan pengampunan semua dosa.
  2. Selanjutnya, Anda harus berterima kasih kepada Tuhan untuk semua hal yang "tak terubahkan", terutama yang tidak Anda sukai.
  3. Anda harus mohon pertolongan Tuhan untuk memelajari ajaran-Nya dan mengembangkan karakter yang baik melalui hal yang tak dapat diubah. Pelajarilah pandangan Tuhan dalam hidup Anda. Anda dirancang untuk kemuliaan-Nya, bukan kemuliaan Anda sendiri. Rasul Paulus mengerti akan hal ini, dan ia memilih "bangga" di saat sakit dan lemah (1 Korintus 1:26).

TINJAUAN ULANG

Apa kunci dari isu menghargai diri sendiri? Apakah Anda mengalami kepahitan atau sukacita? Jawaban sederhana atas pertanyaan di atas adalah memilih untuk bersyukur kepada Tuhan! (t/Hilda)

Diterjemahkan dari:

START_SUMBER: SUMBER 1: __Halaman :324 -- 325 __Bab : __Judul Artikel :"God, Why Did You Make Me This Way?" (A problem of gratefulness, not self-esteem) __Penulis Artikel : __Nomor Edisi : __Tahun Edisi : __Judul Buku : __Penulis Buku : __Penerbit :World Publishing __Kota :USA __Status Bahan :Situs __Tahun Terbit :1988 __Website :HomewithGod - http://www.our.homewithgod.com/ewerluvd/self_esteem.htm __email : END SUMBER 1 END_SUMBER

Komentar