Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs C3I
Pertimbangan-Pertimbangan dalam Mencari Kerja
Diringkas oleh: Sri Setyawati
Sekilas, persoalan mencari kerja atau bekerja tidak memerlukan pertimbangan apa pun. Yang penting ada pekerjaan dan mendapat upah, demikianlah pemikiran banyak orang.
Sebaliknya, bagi mereka yang bekerja untuk diri mereka sendiri/berwiraswasta, yang penting kegiatan dan pekerjaan tersebut menguntungkan. Jika semuanya terpenuhi, tidak peduli dengan hal lain. Pola pikir demikian pun tidak salah. Akan tetapi, kalau kita mau mendapatkan sesuatu yang berharga dan memaksimalkan diri, tidak hanya berputar-putar tanpa arah yang jelas dan pasti, serta tidak mau menyesal di kemudian hari, marilah kita melihat beberapa pertimbangan berikut ini.
- Tak Ada Pekerjaan yang Hina di Dunia.
- Anda Harus Menyukai Pekerjaan Anda.
- Anda Harus Mampu Melakukannya.
- Jika Dituntut Persyaratan Pendidikan Tertentu, Anda Harus Memilikinya.
- Jika Pekerjaan Anda Mengharuskan Izin, Usahakanlah untuk Memilikinya.
- Pekerjaan Anda Harus Mampu Menghidupi Anda.
- Pekerjaan Anda Harus sesuai dengan Budaya Masyarakat.
- Pekerjaan Anda Harus sesuai dengan Firman-Nya.
Di mata Allah, tidak ada satu pun pekerjaan yang hina atau lebih berharga dibandingkan dengan yang lain, selama semuanya dilakukan dan dikerjakan dengan benar. Dokter, pejabat pemerintah, presiden, tukang sapu jalanan, tukang cukur, pedagang, dan penjual (sales), semuanya baik dan mulia di mata Allah, meskipun tidak demikian di mata beberapa orang. Yang tidak baik bagi Allah adalah jika kita tidak mau bekerja (bandingkan 2 Tesalonika 3:10). Karenanya, jangan berkecil hati jika pekerjaan Anda adalah pekerjaan "biasa".
Pekerjaan apa pun yang akan Anda kerjakan/tekuni, pastikan Anda menyukainya. Anda akan kesulitan, bila bertahan pada pekerjaan yang tidak Anda senangi. Walaupun Anda mampu melakukan pekerjaan yang tidak Anda sukai, lama-kelamaan hal itu bisa membuat Anda stres.
Ada kalanya Anda baru bisa menyukai suatu pekerjaan setelah Anda mengerjakannya selama beberapa waktu. Jadi, cobalah bertahan dengan pekerjaan Anda meskipun sekarang Anda belum menyukainya. Namun, jika setelah Anda mempelajarinya sekian lama dan tidak menyukainya, sebaiknya Anda pindah kerja atau mencari profesi baru. Hal ini tidak berarti bahwa Anda harus berpindah tempat kerja terus-menerus sampai Anda tua. Nah, kalau memang tidak ada pekerjaan yang cocok, Anda bisa mencoba untuk membuka usaha sendiri sesuai dengan minat Anda dan mengembangkannya dengan gembira. Jadi, apa pun yang Anda kerjakan, pastikan Anda menyukai pekerjaan tersebut.
Sebagai contoh, ada orang yang senang menjadi penjual (sales). Namun, kenyataannya tak ada satu pun target yang ditetapkan perusahan tercapai. Otomatis orang tersebut diberhentikan. Jadi, selain menyukai pekerjaan kita, kita juga harus mampu mengerjakannya.
Memang tidak semua pekerjaan menuntut persyaratan pendidikan. Namun, zaman sekarang sebagian besar lowongan pekerjaan mensyaratkan minimal pendidikan. Untuk itu, kita perlu berusaha untuk memenuhi persyaratan pendidikannya. Jika tidak, kita tidak bisa berkarier di sana.
Sama seperti persyaratan pendidikan, ada juga pekerjaan-pekerjaan yang menuntut izin misalnya psikolog, pengacara, akuntan, polisi, dan tentara. Bagi mereka yang ingin berwiraswasta, izin menjadi syarat mutlak. Tanpa izin, usaha kita kemungkinan besar tidak akan bertahan lama dan bebas beroperasi.
Pekerjaan yang kita tekuni harus mampu menghidupi kita (bagi yang masih bujang) dan keluarga (bagi yang sudah menikah), jika tidak kita tidak akan mampu bertahan. Ini tidak berarti bahwa pekerjaan yang layak adalah pekerjaan dengan gaji yang tinggi. Kita harus belajar mencukupkan diri dengan segala sesuatu yang kita miliki (bandingkan 1 Timotius 6:7-10 dan Doa Bapa Kami), sebab keinginan untuk mendapatkan "lebih" dan "lebih" itu justru sering menjerumuskan kita ke dalam berbagai tekanan hidup dan penderitaan -- waktu istirahat yang kurang, stres, kesehatan yang menurun, anak-anak yang kurang perhatian, dsb.. Oleh karena itu, tetapkan kembali prioritas utama kita.
Dalam menekuni sebuah pekerjaan/profesi, kita tentu tidak mau bertentangan dengan budaya tempat tinggal kita. Hal ini baik, karena pertentangan dengan kondisi sosial budaya akan merugikan diri kita. Jadi, kita harus mempertimbangkan apakah pekerjaan/profesi tersebut benar-benar bisa diterima oleh masyarakat atau tidak.
Bagi umat beriman, meskipun semua pertimbangan yang telah disebutkan di atas terpenuhi, namun ada kalanya sebuah pekerjaan/profesi belum layak kita tekuni karena nilai/sasarannya bertentangan dengan firman Tuhan. Sebelum kita menekuni sebuah pekerjaan akan lebih baik dan bijaksana bila kita membawa semuanya ke hadapan Allah untuk menceritakannya. Biarkan Allah melalui firman-Nya memberikan kita kekuatan/pengetahuan mengenai pekerjaan yang akan kita tekuni. Inilah yang dimaksud dengan pekerjaan tersebut harus sesuai dengan kehendak-Nya.
Diringkas dari:
Judul buku | : | Dunia Kerja -- Antara Pilihan dan Keberhasilan |
Judul asli artikel | : | Pertimbangan-Pertimbangan dalam Mencari Kerja |
Penulis | : | Ali Arifin |
Penerbit | : | Yayasan ANDI, Yogyakarta, 2002 |
Halaman | : | 19 -- 33 |
question
saya inget bertanya berhubungan dengan Indonesia..
seperti yang telah diketahui oleh smua orang, bahwa negara ini sudah hancur nilai moral nya dari dalam nya sendiri..
mau itu dari pemerintahan, hukum, dan lainnya
begitu pula dalam hal pekerjaan..
ada permainan kecurangan dalam pajak.. sogok menyogok.. dan lain..
contoh nya sales yang harus menawarkan sesuatu yang lebih daripada sales lainnya.. dan itu jelas bertentangan dengan peraturan yang telah ditetapkan.. tetapi jika tidak dilakukan maka sales tersebut tidak dapat menjual barang/jasa yang ditawarkannya
menurut pendapat anda bagaimana dengan masalah ini?
sekian dan terima kasih atas perhatiannya..
Godblu.. ^o^
Re: Question
Dunia boleh melakukan gaya hidupnya, namun kita sebagai garam dan terang dunia sebaiknya tidak hidup sama seperti yang dunia lakukan. Sekecil apa pun perbedaan yang bisa kita lakukan, tetap akan berdampak bagi bangsa ini. Menurut saya, kita harus tetap memprioritaskan dan melakukan cara-cara yang diajarkan dalam Alkitab.
Jangan menjadi serupa dengan dunia, tapi berubahlah sesuai pembaruan budi kita di dalam pengenalan akan Kristus. Bukan begitu, Sdr. Jou? Tuhan pasti akan menolong orang yang bertindak benar.