Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs C3I
Skizofrenia Atau Kerasukan Setan?
Edisi C3I: e-Konsel 180 - Membedakan Gangguan Jiwa dan Kerasukan Setan
Setiap tahun, banyak orang yang memiliki masalah emosional dianggap kerasukan setan, namun kerasukan setan sering kali bukanlah penyebabnya. Keputusasaan yang dirasakan penderita anggapan yang salah ini (khususnya setelah pengusiran setan gagal menyelesaikan masalah) sering kali lebih merugikan daripada sumber permasalahan yang sebenarnya.
Konselor pastoral harus mampu membedakan kerasukan setan dan gangguan mental yang serius, seperti skizofrenia. Yang pertama harus dilakukan adalah memeriksa apakah seseorang menderita penyakit atau tidak, baik mental atau pun fisik. Pemikiran untuk memeriksa apakah seseorang mengalami kerasukan dapat dilakukan hanya jika semua penjelasan alamiah yang mungkin menjadi penyebabnya tidak mencukupi.
Mengenali Skizofrenia
Skizofrenia adalah penyakit fisik. Karena penderita skizofrenia menunjukkan gejala-gejala yang aneh, penyakit ini kadang-kadang dianggap kerasukan setan. Tetapi sama seperti saat kita mempelajari epilepsi (penyakit lain yang awalnya dianggap sebagai kerasukan setan), kita sekarang tahu bahwa skizofrenia merupakan hasil dari kerusakan sel kimia otak. Sering kali, pengobatan bisa menyembuhkannya. Penundaan dalam memulai pengobatan skizofrenia yang tepat dapat membuat penderita membutuhkan waktu yang lama untuk sembuh. Jadi, diagnosis yang salah bisa berakibat fatal. Hal ini terkadang benar-benar terjadi karena skizofrenia kadang-kadang menyerang orang yang sudah lanjut usia.
Beberapa gejala-gejala dasar skizofrenia adalah bentuk-bentuk pengisolasian diri atau penarikan diri dari masyarakat sosial yang ekstrem; ketidakmampuan untuk menjalankan fungsi sebagai pekerja, pelajar, atau ibu rumah tangga; melakukan hal-hal aneh (mengumpulkan sampah, berbicara kepada diri sendiri di tengah-tengah masyarakat umum, menimbun makanan); pengabaian ekstrem akan kebersihan dan kerapian diri; melantur, tidak jelas, berbicara berbelit-belit, atau kurang komunikasi, atau berbicara yang tidak ada artinya; memiliki kepercayaan yang aneh atau pikiran magis yang memengaruhi perilaku seseorang (percaya takhayul, percaya pada kekuatan untuk melihat benda atau peristiwa yang tidak dapat diterima oleh indra, telepati, atau pemikiran bahwa "orang lain bisa merasakan perasaannya"); pengalaman-pengalaman yang tidak biasa (ilusi yang berulang-ulang, merasakan adanya tekanan atau orang lain yang sebenarnya tidak ada; dan kurang inisiatif atau semangat.
Apa yang tampak seperti kerasukan setan biasanya adalah gejala-gejala skizofrenia. Ini penting karena bila masalah-masalah emosional disalahartikan sebagai kerasukan setan, maka akibatnya sangat berbahaya: menghalangi penderitanya mengenali dan mengakui keberadaan manusia yang berdosa, menekankan kekuatan setan dengan tidak tepat, dan yang paling penting, menunda dimulainya perawatan yang tepat.
Skizofrenia adalah penyakit yang kompleks. Bila seorang pendeta mencurigai konselinya menderita penyakit ini, dia harus segera membawanya kepada pihak yang tepat. Menunda perawatan untuk masalah seperti skizofrenia dapat secara signifikan membuat persentase kemungkinan penderita untuk sembuh menjadi semakin kecil.
Mendiagnosis Kerasukan Setan
Bila yang dibahas sebelumnya itu adalah skizofrenia, lalu kerasukan setan itu seperti apa? Ciri-ciri kerasukan setan tidaklah mudah untuk dipahami. Namun, mereka yang memiliki banyak pengalaman menangani kerasukan setan mengemukakan faktor-faktor berikut:
1. Tidak memiliki kehangatan sebagai manusia.
Orang yang kerasukan terlihat kosong dan hampa, dan mereka tidak memiliki empati.
2. Menunjukkan kepribadian yang baru.
Suara dan ekspresi orang itu berubah, dan dia mulai bertingkah dan berbicara seperti orang yang berbeda. (Namun, ini juga terlihat dalam kepribadian ganda (multiple personality disorder) -- masalah psikologi akut terkait dengan pelecehan pada masa kanak-kanak.)
3. Reaksi pada simbol-simbol kekristenan.
Salib, Alkitab, dan simbol-simbol kekristenan lainnya sering kali menyebabkan orang yang kerasukan benar-benar tidak nyaman. (Namun, skizofrenia bisa juga menunjukkan reaksi ini.)
4. Fenomena fisik yang aneh.
Beberapa pengamat menggambarkan suatu bau busuk yang tidak dapat dipahami, suhu badan yang membeku, benda-benda yang terbang, dan kulit yang halus dan kendur.
5. Perubahan perilaku supernatural.
Misalnya, korban mungkin memiliki gaya berat -- dengan kata lain, dia tidak bisa dipindah secara fisik, atau bisa juga mengambang.
Maka jelaslah bahwa kerasukan bukanlah seperti yang disangka selama ini, dan banyak masalah yang dianggap kerasukan setan sebenarnya memiliki penjelasan-penjelasan alamiah. Penilaian bahwa seseorang kerasukan setan atau tidak harus melewati proses pengujian apakah gejala-gejala aneh yang timbul memiliki penjelasan yang alamiah atau tidak. Jika gejala tersebut tidak dapat dijelaskan secara alamiah, barulah penyelidikan supernatural dilakukan. (t/Ratri)
Diterjemahkan dan disesuaikan dari: | ||
Judul buku | : | Leadership Handbook of Outreach and Care |
Judul asli artikel | : | Schizophrenia or Demon Possession? |
Penulis | : | Archibald D. Hart |
Penerbit | : | Bakers Book, Michigan 1994 |
Halaman | : | 308 -- 309 |