Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs C3I

Pelajaran tentang Kasih: Apa Itu Kasih?

Hal apa yang akan Anda pikirkan apabila Anda mendengar kata kasih? Banyak orang akan memikirkan tentang suatu hubungan. Dan itu adalah benar. Ada beberapa macam kasih:

  1. Kasih yang tidak bersyarat/kasih Ilahi (Agape)
  2. Kasih antara suami dan istri atau antara pasangan (Eros)
  3. Kasih dalam keluarga terutama antara anak dan orang tua (Storge)
  4. Kasih sesama teman atau kasih persaudaraan (Phileo)

Bahkan sesungguhnya dalam suatu kasih harus ada objek di mana seseorang dapat menunjukkan kasih dan sayang terhadap objek itu.

Dalam beberapa minggu yang akan datang, kita akan memulai belajar mengenai kasih. Kita akan melihat bagaimana dan kapan kita dapat mempraktikkan kasih yang lemah lebut, kasih yang teguh, kasih setia dan kasih yang radikal. Minggu ini kita akan membahas apa arti kasih itu.

Pembahasan

Mengenal kasih berarti mengenal Tuhan

"Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih." (1Yohanes 4:8)

Cara yang terbaik untuk mendeskripsikan Tuhan tertulis pada ayat di atas. Saat kita memikirkan tentang Tuhan, kita tidak dapat memungkiri fakta bahwa Tuhan itu penuh dengan kasih. Bukti bahwa Dia mengirimkan Anak-Nya untuk mati di atas kayu salib untuk menebus segala dosa dan pelanggaran kita menunjukkan bahwa Dia sangat mengasihi kita dan tidak mau kita terpisah dengan-Nya (Yohanes 3:16). Dia adalah Bapa yang menginginkan anak-anak-Nya untuk selalu dekat dengan-Nya.

Allah dan kasih selalu bersamaan. Sama seperti siang dan matahari. Tidak mungkin bisa ada siang tanpa matahari. Begitu pula bila ada matahari, selalu ada siang. Mereka tidak dapat dipisahkan. Begitulah halnya Allah dan kasih. Bila kita melihat lebih dalam lagi mengenai kasih, kita akan menyadari bahwa kasih tidak dapat dilihat dan tidak dapat disentuh, namun dapat kita rasakan dalam hati kita. Allah pun sama. Walaupun kita tidak dapat melihat dan menyentuh-Nya, kehadiran-Nya dapat kira rasakan dalam hati kita.

Kasih dapat diwujudkan dalam kepribadian dari Allah. Alasan kita dapat mengasihi adalah karena Dia sudah terlebih dahulu mengasihi kita (1Yohanes 4:19). Saat Allah menciptakan kita sesuai dengan gambaran Allah sendiri, kita pun membawa kasih-Nya dalam diri kita. KasihNya dalam dan lebar. Rasul Paulus mengatakan bahwa tidak ada apapun yang dapat memisahkan kita dari kasih Allah dalam Kristus Yesus.

Yesus memberikan sebuah perumpamaan dalam Lukas 15 mengenai anak yang hilang. Dalam perumpamaan ini, digambarkan mengenai kasih seorang Bapa kepada anak-Nya. Walaupun sang anak mengabil setengah dari harta warisan bapanya (dalam beberapa tradisi, hal ini menunjukkan bahwa sang anak ingin agar bapanya cepat meninggal)dan meninggalkan bapanya. Namun bapa dari anak itu tidak berhenti berharap dan berbaikan dengan anaknya. Saat dia melihat anaknya dari jauh, dia berlari, memeluk dan mencium anaknya. Allah itu seperti bapa dalam cerita ini. Dia begitu mengasihi kita dan tidak akan membiarkan kita untuk mengambil jalan yang salah. Itulah alasan mengapa Dia mengirimkan anak-Nya untuk mati menebus dosa kita.

Kekristenan merupakan suatu hubungan kasih antara Allah dan umatNya. Kekristenan bukan hanya melakukan rutinitas agama tetapi adalah hubungan kita dengan Allah. Anak-anak Skewa mencoba mengusir setan dalam nama Tuhan Yesus (mengira bahwa itu adalah bagian dari ritual agama) namun mereka tidak berhasil (Kisah Para Rasul 19:16) oleh karena mereka tidak memiliki hubungan dengan Tuhan. Tanpa hubungan dengan Tuhan, perjalanan kekristenan kita hanyalah aktifitas keagamaan yang tidak memiliki arti yang sesungguhnya yaitu hubungan kasih.

Kasih itu kekal dan tidak pernah gagal

"Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu. Kasih tidak berkesudahan." (1 Korintus 13:4-8)

Allah itu kekal. Oleh karena itu, kasih yang sejati itu kekal. Kasih Allah tidak pernah gagal. Walaupun manusia melakukan banyak dosa sejak adam melakukan pelanggaran, kasih Allah kepada kita tidak pernah berhenti. Tidak peduli apapun yang kita pernah lakukan, tidak ada suatu hal apapun yang akan membuat Tuhan menutup pintu terhadap kita apabila kita mau kembali kepadaNya. Sebaliknya, kitalah yang sering pergi meninggalkan Allah. Alkitab sudah menunjukkan dengan jelas bahwa kasih Allah tidak akan pernah gagal. Sekali lagi, bukti bahwa Allah mengutus AnakNya yang tunggal untuk datang ke dunia untuk mati bagi dosa kita menunjukkan bahwa Dia sangat mengasihi kita. Tidak ada hal apapun yang dapat membayar segala hal yang Tuhan sudah lakukan demi kita. Dan Dia melakukan semua itu atas dasar kasihNya kepada kita. Kasih Allah itu tak bersyarat dan tidak mementingkan diri sendiri tetapi selalu mementingkan orang lain.

Dalam kehidupan sehari-hari sekarang ini, kasih memiliki arti yang lain dan banyak ketentuan yang diasosiasikan dengan kasih itu sendiri. Mungkin anda sering mendengar "Saya mengasihi kamu kalau kamu melakukan perintah saya" atau "Saya mengasihi kamu kalau kamu memberikan….." Itulah alasan mengapa banyak pernikahan yang tidak dapat bertahan lama. Karena didasari oleh kasih yang bersifat kemanusiaan. Dunia ini menunjukkan kasih yang mementingkan diri sendiri. Hubungan pertama di dunia ini adalah suatu ikatan pernikahan (Kejadian 2:24) dan saksi dari sebuah pernikahan adalah Allah sendiri. Jika anda ingin mengetahui berapa kuatnya pernikahan Anda, Anda harus melihat berapa banyak Anda sudah mengizinkan Tuhan mengambil bagian dalam pernihakan Anda. Semakin kita terbuka kepada Tuhan, semakin besar kasih Allah mengalir dalam hidup kita.

Tuhan mau kita mengasihi bukan dengan kekuatan kasih kita sendiri. Dia mau kita mengasihi dengan kasih-Nya yang tak bersyarat, kasih Agape. Kasih Agape Allah tidak pernah gagal. Saat kita mengasihi pasangan atau anak kita dengan kasih Agape, kita dapat mengasihi mereka tanpa melihat kekurangan ataupun kesalahan mereka. Apakah kita akan tetap mengasihi pasangan kita walaupun mereka sudah tua? Apakah kita mengasihi anak kita walaupun mereka tumbuh dewasa dan tidak lagi mau mendengar nasehat kita? Bila kita mengijinkan Tuhan menjadi pusat dalam hubungan kita, Tuhan mengikat hubungan kita dengan kasih-Nya dan membantu kita untuk dapat memiliki kasih yang tak bersyarat.

Bila kita melihat lebih jelas dalam ayat 1 Korintus 13:4-8, kita dapat melihat arti kasih. Dan arti kasih itu akan membuat kita mengerti mengapa kasih Allah tidak pernah gagal. Bila kita mempraktikkan arti kasih tersebut dalam hubungan kita, kita akan dapat menemukan cara untuk mengasihi dengan kasih Agape dan ini akan membawa kita untuk menjalani hubungan yang kekal.

Diskusi

  1. Diskusikan pentingnya cinta
  2. Diskusikan bagaimana setelah mengenal Tuhan, apakah Anda melihat adanya perbedaan dalam mengasihi orang lain?
  3. Diskusikan bagaimana cara mengasihi dengan kasih Agape

Kesimpulan

Saat kita mengenal dan mengerti arti kasih lebih dalam, kita dapat mengenal Tuhan lebih lagi. Karena Allah itu kasih. Saat kita memiliki hubungan dengan Tuhan, kita dapat mengerti arti kasih yang sesungguhnya. Biarlah kita mengalami kasih Allah lebih dalam lagi melalui pelajaran tentang kasih selanjutnya! HALLELUYA!

Sumber: http://www.bcs.org.sg/

Komentar