Artikel

Artikel

Artikel

Artikel

Ibu Mertua Sahabat Menantu

Pembacaan Alkitab: Rut 1:11-19

"Janganlah desak aku meninggalkan engkau dan pulang dengan tidak mengikuti engkau; sebab ke mana engkau pergi, ke situ jugalah aku pergi, dan di mana engkau bermalam, di situ jugalah aku bermalam; bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku; di mana engkau mati, aku pun mati di sana, dan di sanalah aku dikuburkan. Beginilah kiranya Tuhan menghukum aku, bahkan lebih lagi daripada itu, jikalau sesuatu apa pun memisahkan aku dari engkau, selain daripada maut" (Rut 1:16-17) ... baca selengkapnya »

Membangun Hubungan yang Positif dengan Menantu/Mertua

Ketika dua wanita yang mengasihi pria yang sama berada di tempat yang sama, hasilnya tidaklah selalu baik. Ibu mertua bisa bermasalah ketika melepas anak laki-lakinya. Menantu perempuan harus berjuang untuk bisa menyatu dengan keluarga suaminya. Saling pengertian dan kesepakatan yang bijaksana diperlukan untuk membantu ibu mertua dan menantu perempuan untuk melebur menjadi satu dalam hubungan yang sehat. ... baca selengkapnya »

Bagaimana Seharusnya Sikap Orang Kristen terhadap Homoseksualitas?

Saya percaya bahwa kewajiban kita adalah membenci dosa tetapi mengasihi orang yang berdosa. Manusia, baik laki-laki maupun perempuan, yang mengalami hasrat homoseksual belum menemukan jalan hidup mereka; hal itu terjadi karena sebab-sebab yang tidak dapat mereka ingat maupun jelaskan. Beberapa orang pernah menjadi korban pengalaman seksual traumatik pada usia dini oleh orang-orang dewasa yang mengeksploitasi mereka. Saya ingat seorang remaja homoseksual bercerita tentang ayahnya yang pemabuk memaksanya untuk tidur dengan ibunya setelah pesta malam Tahun Baru yang liar. Kejijikannya terhadap persetubuhan heteroseksual pun menjadi mudah ditelusuri. ... baca selengkapnya »

Dua Obat Penawar Kesepian (Two Cures For Loneliness)

oleh Dr. R. L. Hymers, Jr.
diterjemahkan oleh Dr. Edi Purwanto

Khotbah ini dikhotbahkan di Baptist Tabernacle of Los Angeles Pada Kebaktian Pagi, 12 September 2010

"Aku sudah menyerupai burung undan di padang gurun, sudah menjadi seperti burung ponggok pada reruntuhan. Aku tak bisa tidur dan sudah menjadi seperti burung terpencil di atas sotoh" (Mazmur 102:6-7).

Pemazmur membandingkan dirinya sendiri dengan tiga burung, "burung undan di padang gurun," "burung ponggok pada reruntuhan," dan "burung pipit di atas sotoh." Ia merasa kesepian sebagaimana diilustrasikan oleh burung-burung tersebut –- burung undan yang kesepian di padang gurun, burung ponggok yang kesepian pada reruntuhan dan burung pipit yang kesepian di atas atap rumah. Spurgeon berkata, ... baca selengkapnya »

Bagian B: Kesepian

Kesepian

Latar Belakang

Kesepian adalah kesadaran pedih bahwa seseorang kurang memiliki hubungan yang dekat dan berarti dengan orang lain. Kekurangan tadi menimbulkan kekosongan, sedih, pengasingan diri bahkan keputusasaan. Perasaan ditolak dan citra diri yang rendah mengembang, karena kita tidak dapat bergaul, atau kita merasa tersisih dan tidak disukai, betapapun kerasnya kita berusaha untuk dimiliki. ... baca selengkapnya »

Pesan Membangun Sangat Bermanfaat

Pesan membangun adalah pesan yang menyampaikan sesuatu yang baik kepada anak tentang dirinya. Pesan positif ini tidak meningkatkan nilai anak; dia tidak ternilai dalam pandangan mata Tuhan. Pesan membangun tersebut meningkatkan nilai anak Anda dalam pandangannya sendiri, sehingga membuka kemungkinan untuk belajar, bertumbuh, menjadi dewasa, dan mandiri.

Kita perlu membangun anak-anak kita setiap hari. Komentar yang spontan dan tanpa dipikirkan lebih dulu, maupun pernyataan yang direncanakan dan langsung, sama efektifnya. Membangun berarti memberikan lebih banyak penegasan daripada pembetulan. Coba perhatikanlah selama beberapa hari, pada sisi manakah pesan Anda berpengaruh pada anak Anda. Apabila Anda berusaha untuk menyampaikan pesan yang membangun setiap hari, maka itu akan menjadi tanggapan yang spontan. Dengan membangun, menunjukkan bahwa Anda percaya akan kemampuan anak Anda untuk belajar, beruabah, dan bertumbuh. Dengan membangun, menunjukkan bahwa Anda menyadari gambaran macam apakah yang Anda inginkan untuk dimiliki anak Anda tentang dirinya sendiri. Pikiran Anda seperti sebuah komputer. Setiap pesan yang Anda sampaikan kepadanya akan disimpan dalam kelompok data: meremehkan atau membangun. Kelompok data yang paling banyak akan memengaruhi bagaimana anak Anda memandang dan menilai dirinya. Apabila pesan yang membangun biasa terjadi, maka anak Anda tidak akan terpaku karena menjadi korban kesalahan. ... baca selengkapnya »

Bukti Yesus Mati

Edisi C3I: e-Konsel 236 - Kematian Yesus

Alkitab mengatakan bahwa Allah datang ke dunia sebagai manusia untuk membayar hukuman mati bagi dosa dunia (Yohanes 1:1-29; Roma 6:23). Alkitab juga mengatakan bahwa apabila Yesus tidak berkuasa atas kematian dan keluar dari kubur batu yang dingin itu, Dia tidak dapat memberikan kemenangan atas kematian bagi kita (1 Korintus 15:12-19).

Pertanyaannya, apakah Yesus benar-benar mati?

Kita harus memulainya dengan kabar buruk. Perseteruan antara Yesus dan para pemimpin agama Israel harus dibayar dengan hidup-Nya. Tatkala tubuh-Nya diturunkan dari kayu salib di Golgota, Dia telah mati. Kebenaran tentang kebangkitan itu benar-benar bergantung pada fakta ini. ... baca selengkapnya »

Berbalik Kepada Allah

Edisi C3I: e-Konsel 370 - Keterampilan Penting bagi Konselor

Jenis Bahan PEPAK: Artikel

Fakta 1 - Dosa dan Hukumannya

Fakta pertama menyatakan bahwa manusia sudah jatuh dalam dosa. Jadi, sudah semestinya kita berkata, "Saya telah berbuat dosa dan patut menerima hukuman kekal." (Roma 3:23; Roma 6:23; Yesaya 59:2; Yesaya 53:6) Dosa berarti berada di bawah standar Allah yang Mahasuci dan Mahaadil. Upah dosa adalah maut (Roma 6:23). Maut adalah perceraian dengan Allah (Yesaya 59:2). Oleh karena setiap orang telah berbuat dosa, maka ia hidup "terpisah" dari Allah dan kasih-Nya untuk selama-lamanya. ... baca selengkapnya »

Belajar Mengampuni Diri Sendiri

Edisi C3I: e-Konsel 233 - Berdamai dengan Diri Sendiri

Mengampuni diri sendiri bukan berarti penyangkalan terhadap rasa bersalah atau rasa menyesal. Saat mengampuni diri sendiri, kita tidak berkata bahwa kita benar atau kita hanyalah korban yang tidak bersalah; istilah rohaninya: tidak berbuat dosa. Mengampuni diri sendiri tidak serta-merta menghilangkan akibat kesalahan kita atau berakhir dengan rekonsiliasi.

Mengampuni diri sendiri mengharuskan kita untuk membuang perasaan malu, baik yang berasal dari dosa atau kesalahan, karena keduanya dapat melemahkan perkembangan kepribadian diri. Kita tidak perlu hidup dengan rasa bersalah seumur hidup. Kita harus belajar mengampuni diri sendiri. ... baca selengkapnya »

Diciptakan dalam Rupa Allah

Edisi C3I: e-Konsel 231 - Keberadaan Manusia

Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi." Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. (Kejadian 1:26-27) ... baca selengkapnya »