Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs C3I

Masalah Hidup

Masalah Hidup

artikel tentang Masalah Hidup

artikel tentang Masalah Hidup

Beda Pendapat? Tidak Masalah

Orang-orang Kristen bisa saja tidak sependapat. Kadang-kadang kita mengalami perbedaan pendapat dan berusaha memberikan alasan-alasan untuk membenarkan pendapat kita. Padahal, beda pendapat, hikmat, dan prinsip-prinsip alkitabiah dapat merangsang adanya diskusi yang sehat dan mengarahkan dalam mengambil keputusan-keputusan yang tepat. Kesulitannya adalah membuat diskusi tetap bersemangat tanpa bersifat merusak, sebab apabila kita menjadi marah atau frustrasi, maka kita berdekatan dengan dosa. Percakapan-percakapan yang merusak meninggalkan kepahitan dalam suatu hubungan. Tetapi, jika kita memutuskan untuk saling menghindari, maka kita melanggar perintah-perintah Alkitab. ... baca selengkapnya »

Berdamai dengan Sesama (II)

Salam kasih,

Minggu lalu, kita belajar bagaimana mengampuni orang yang telah menyakiti kita. Saat ini, kita akan belajar mengasihi orang yang berbeda pendapat dengan kita. Setiap orang bebas berpendapat. Akan tetapi, kita tidak bisa memungkiri bahwa kebebasan tersebut bisa saja menimbulkan perselisihan antarsesama. Melalui artikel yang kami sajikan dalam edisi ini, kiranya Anda dapat menemukan solusi untuk berdamai dengan orang yang berbeda pendapat dengan Anda. Selain itu, ada juga kesaksian nyata sahabat e-Konsel yang tersaji di kolom Kesaksian Sahabat. Kami berharap, edisi kali ini memberi manfaat tersendiri bagi Anda. Selamat menyimak.

Pimpinan Redaksi e-Konsel,
Sri Setyawati
< setya(at)in-christ.net >

Komunitas Konsel: Konseling? Perlu Tidak Ya?

Edisi C3I: e-Konsel 234 - Berdamai dengan Sesama (I)

Sebagai manusia kita tidak bisa hidup tanpa kehadiran orang lain. Kita memerlukan pertolongan mereka, bukan hanya secara fisik, tetapi kita juga memerlukan saran atau sekadar telinga untuk mendengar. Berikut ini adalah komentar dari beberapa sahabat e-Konsel di dinding Facebook Konsel < http://fb.sabda.org/konsel >

e-Konsel: Seringkah Anda konseling? Jika ya, dengan siapa? Jika tidak, mengapa?

Komentar:

Sylvia Fransisca Hutabarat: Tidak, karena merasa tidak ada satu orang pun yang dapat dipercaya menyimpan rahasia kita selain Dia.

Shmily Tilestian: Tidak, lebih nyaman dengan saudara/i yang sudah kenal baik. :) ... baca selengkapnya »

Berdamai dengan Sesama (I)

Edisi C3I: e-Konsel 234 - Berdamai dengan Sesama (I)

Salam kasih,

e-Konsel edisi 234 dan 235 akan membahas topik berdamai dengan sesama. Topik pertama yang akan kita bahas adalah berdamai dengan sesama yang telah menyakiti kita. Melupakan dan mengampuni kesalahan orang yang telah melukai hati kita membutuhkan proses dan waktu. Meskipun tidak mudah, namun dalam Kristus kita dimampukan untuk melakukannya karena Kristus telah memberikan teladan mengenai pengampunan. Sebagai orang percaya kita akan terus-menerus diperbarui dalam hal kerelaan hati untuk mengampuni. Simaklah satu artikel tentang mengampuni orang yang menyakiti kita. Selain pembahasan tersebut, e-Konsel juga menghadirkan pendapat Sahabat Konsel tentang perlunya konseling. Selamat menyimak!

Pimpinan Redaksi e-Konsel,
Sri Setyawati
< setya(at)in-christ.net >

Konsep Diri

Edisi C3I: e-Konsel 233 - Berdamai dengan Diri Sendiri

Konsep diri merupakan cara seseorang memandang atau menggambarkan dirinya. Kita dapat memiliki gambaran yang baik dan menyenangkan tentang diri kita. Sebaliknya, kita juga bisa memunyai gambaran yang buruk tentang diri sendiri.

Konsep diri merupakan bagian yang sangat penting dalam kepribadian dan hidup kita, karena selain menyangkut aspek pengetahuan, juga menyangkut aspek perasaan. Konsep diri menentukan bagaimana kita bereaksi atau menanggapi dunia di luar kita, dan menentukan juga sejauh mana kita puas dengan hidup kita. ... baca selengkapnya »

Belajar Mengampuni Diri Sendiri

Edisi C3I: e-Konsel 233 - Berdamai dengan Diri Sendiri

Mengampuni diri sendiri bukan berarti penyangkalan terhadap rasa bersalah atau rasa menyesal. Saat mengampuni diri sendiri, kita tidak berkata bahwa kita benar atau kita hanyalah korban yang tidak bersalah; istilah rohaninya: tidak berbuat dosa. Mengampuni diri sendiri tidak serta-merta menghilangkan akibat kesalahan kita atau berakhir dengan rekonsiliasi.

Mengampuni diri sendiri mengharuskan kita untuk membuang perasaan malu, baik yang berasal dari dosa atau kesalahan, karena keduanya dapat melemahkan perkembangan kepribadian diri. Kita tidak perlu hidup dengan rasa bersalah seumur hidup. Kita harus belajar mengampuni diri sendiri. ... baca selengkapnya »

Berdamai dengan Diri Sendiri

Edisi C3I: e-Konsel 233 - Berdamai dengan Diri Sendiri

Salam kasih,

Ketika Anda sadar, Anda telah melakukan kesalahan -- entah disengaja maupun tidak, apa yang Anda lakukan? Apakah Anda merasa baik-baik saja, seolah-olah tidak terjadi sesuatu? Atau Anda merasa Anda telah melakukan suatu dosa yang sangat besar, yang mengakibatkan Anda berpikir tidak mungkin Tuhan akan mengampuni kesalahan Anda? Sebagai orang percaya, kedua sikap tersebut tidak berkenan kepada-Nya. Ketika Anda telah berbuat salah, jangan ragu untuk meminta maaf. Jangan juga Anda bersikap menyiksa diri Anda sendiri dengan pikiran-pikiran negatif, sehingga membuat Anda tidak bisa mengampuni diri Anda sendiri. ... baca selengkapnya »

Berdamai dengan Allah

Salam kasih,

Sejak Adam dan Hawa melanggar perintah Tuhan, semua manusia sudah berdosa. Dosa inilah yang menyebabkan hubungan manusia dan Allah menjadi rusak. Untuk memulihkan hubungan manusia dengan Allah, satu-satunya jalan yang bisa ditempuh adalah berdamai dengan Allah. Dalam kolom Bimbingan Alkitabiah, Anda dapat menemukan tuntunan berdamai dengan Allah. Bagaimana langkah konkretnya? Jawabannya bisa Anda temukan dalam kolom Tip. Kiranya, artikel dan tip yang kami siapkan memberikan pemahaman mengenai dasar pembenaran dalam Yesus Kristus, dan menjadikan Anda maupun konseli Anda kembali ke dalam hubungan yang baik dengan Allah, dan Anda semakin bertumbuh dan berkenan bagi Dia.

Redaksi Tamu e-Konsel,
Desi Rianto

Diciptakan dalam Rupa Allah

Edisi C3I: e-Konsel 231 - Keberadaan Manusia

Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi." Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. (Kejadian 1:26-27) ... baca selengkapnya »

Keberadaan Manusia

Salam kasih,

Pernahkah Anda memikirkan, mengapa Anda harus lahir ke dunia? Dengan menyadari bahwa Allah memunyai tujuan menciptakan manusia, Anda akan menghargai hidup Anda dan berusaha melakukan hal-hal yang berguna bagi kehidupan Anda. Sajian perdana kami pada bulan Maret, menyajikan artikel yang membahas keberadaan manusia yang diciptakan menurut gambar Allah. Sementara itu, di kolom terakhir Anda dapat menyimak ulasan situs konseling Kristen Indonesia. Tunggu apa lagi, mari simak sajian e-Konsel berikut ini. ... baca selengkapnya »

Komentar


Syndicate content