Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs C3I

Masalah Hidup

Masalah Hidup

artikel tentang Masalah Hidup

artikel tentang Masalah Hidup

Merangkul Penderita Narkoba

Edisi C3I: e-Konsel 251 - Penyalahgunaan Narkoba

Apa yang harus dilakukan orang tua setelah anak kembali dari pusat rehabilitasi narkoba? Ada dua hal yang menjadi fokus perhatian orang tua.

1. Pertobatan

  1. Salah satu tanda pertobatannya adalah kesediaannya untuk mengakui perbuatannya tanpa upaya untuk menutupi.

  2. Pertobatan ditunjukkan oleh kesiapannya untuk memikul tanggung jawab atas perbuatan dan konsekuensi perbuatannya. Makin kerap menyalahkan orang lain, makin meragukan pertobatannya.

  3. Pertobatan juga ditandai oleh kerelaan untuk bekerja sama, bukan sikap melawan.

  4. Pertobatan mencakup perubahan perilaku. Apakah ia masih berteman dengan teman yang sama? Apakah ia kembali mengurung diri di kamar? Apakah ia bersedia mengikuti program pascaperawatan? Apakah ia lebih dapat berdisiplin? Bagaimana dengan pemakaian uang dan waktunya?

Peran Keluarga Dalam Penanggulangan Narkoba

Edisi C3I: e-Konsel 251 - Penyalahgunaan Narkoba

Narkoba [singkatan dari narkotik dan obat/bahan berbahaya, Red.] adalah "bahan-bahan" yang mengandung zat/unsur narkotik [obat untuk menenangkan saraf, menghilangkan rasa sakit, menimbulkan rasa mengantuk, atau merangsang, Red.], seperti opium [getah buah Papaver Sommiferum yang belum masak dan telah dikeringkan, Red.], ganja [tanaman setahun yang mudah tumbuh, merupakan tumbuhan berumah dua, pada daun mengandung zat narkotik aktif, terutama tetrahidrokanabinol, Red.], kokain [merupakan alkaloid yang didapatkan dari tumbuhan koka Erythroxylon Coca, yang berasal dari Amerika Selatan. Daunnya biasa dikunyah oleh penduduk setempat untuk mendapatkan "efek stimulan", Red.], dan senyawa-senyawa psikotropika [senyawa yang dapat memengaruhi aktivitas pikiran; zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis yang dapat menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku Red.]. Misalnya, ekstasi [tablet yang mengandung zat adiktif, yang mampu memacu kekuatan daya tubuh hingga berjam-jam, dan menimbulkan perasaan senang, gembira, dan riang yang luar biasa terhadap sesuatu, memunyai efek dapat menyerang susunan syaraf pusat (otak), Red], amfetamin [kelompok obat perangsang yang mengimbas perasaan bugar, Red.], sabu-sabu [Metamfetamina (metilamfetamina atau desoksiefedrin), disingkat met, dan dikenal di Indonesia sebagai sabu-sabu, adalah obat psikostimulansia dan simpatomimetik, Red.], zat sedatif [zat alami atau zat sintetis yang dapat meredakan keaktifan dan kegembiraan; obat penenang,Red.], dan zat-zat lain yang menimbulkan adiksi [kecanduan atau ketergantungan secara fisik dan mental terhadap suatu zat, Red.] seperti nikotin [zat racun yang terdapat pada tembakau, Red.], kafein [senyawa alkaloid xantina berbentuk kristal dan berasa pahit yang bekerja sebagai obat perangsang psikoaktif dan diuretik ringan; merupakan obat perangsang sistem pusat saraf pada manusia dan dapat mengusir rasa kantuk secara sementara, Red.], alkohol [merupakan unsur ramuan yang memabukkan, Red], dll.. Pada umumnya zat-zat tersebut menyebabkan ketagihan. Kebutuhan tubuh terhadap zat tersebut makin lama makin meningkat, dari dosis kecil lalu menjadi semakin besar. ... baca selengkapnya »

Penyalahgunaan Narkoba

Edisi C3I: e-Konsel 251 - Penyalahgunaan Narkoba

Salam sejahtera,

Sebagai orang percaya, kita sebaiknya tidak langsung menghakimi dan memberikan tanggapan negatif kepada para pecandu narkoba. Ada baiknya kita mencari tahu, apa yang menyebabkan mereka mengonsumsi "barang terlarang" tersebut. Hal ini sangat penting, karena dengan mengetahui alasan mereka menggunakan narkoba, kita bisa menentukan strategi dalam membantu mereka terlepas dari belenggu narkoba. Jika saat ini Anda sedang melayani para pecandu narkoba, atau terbeban untuk terlibat melayani para pecandu narkoba, artikel yang telah kami persiapkan berikut, dapat membantu Anda dalam melayani mereka. Selain 2 artikel menarik yang telah kami persiapkan, kami juga memperkenalkan sebuah buku konseling yang terkait dengan masalah kecanduan -- entah makanan, televisi, dll., yang dapat Anda gunakan untuk memperlengkapi pelayanan Anda. Ingin tahu isinya? Simaklah sajian kami berikut ini.

Pimpinan Redaksi e-Konsel,
Sri Setyawati
< setya(at)in-christ.net >

Menolong Pecandu Bebas dari Minuman Keras

Edisi C3I: e-Konsel 250 - Penyalahgunaan Minuman Keras

Seorang pecandu alkohol tidak dapat mengontrol kebiasaan minum mereka. Setiap orang yang kecanduan alkohol, pasti tetap memiliki dorongan dan hasrat untuk minum. Ketika mereka tidak bisa menguasai dorongan untuk minum, sisi personalitas negatif mereka marah, tetapi mereka tidak bisa berbuat apa-apa. Jika mereka tersinggung sedikit saja, mereka akan mengamuk/melakukan tindakan yang berlebihan. Tanpa disadari mereka telah diperbudak oleh dosa alkoholik. ... baca selengkapnya »

Menjauhi Minum Minuman Keras

Edisi C3I: e-Konsel 250 - Penyalahgunaan Minuman Keras

Masalah: Seorang peminum tidak mampu mengendalikan keinginannya untuk minum minuman keras (miras). Akibatnya, ia akan mengonsumsi miras dengan kadar yang semakin tinggi. Ini akan memperparah masalah-masalah kehidupan dan kepribadiannya. Untuk menutupi kekurangannya, ia cenderung bertindak berlebihan. Sebelum bekerja ataupun di tempat kerja, ia akan minum. Setiap saat ia akan terbelenggu oleh nafsu yang tidak terkendali untuk minum.

Pandangan Alkitab: Allah sanggup menolong pemabuk. Paulus menulis "Dan beberapa orang di antara kamu demikianlah dahulu, tetapi kamu telah memberi dirimu disucikan, kamu telah dikuduskan, kamu telah dibenarkan dalam nama Tuhan Yesus Kristus dan dalam Roh Allah kita." (1 Korintus 6:11) Penyalahgunaan minuman keras merupakan akibat dari menuruti kecenderungan/keinginan kita yang salah (Galatia 5:19-21), tapi Roh Kudus mampu mengontrol hidup kita, sekaligus memampukan kita untuk mengontrol diri, sehingga kita bisa berhenti dari minum minuman keras (Galatia 5:22-23). ... baca selengkapnya »

Penyalahgunaan Minuman Keras

Edisi C3I: e-Konsel 250 - Penyalahgunaan Minuman Keras

Salam kasih,

Publikasi e-Konsel edisi 250 menyajikan salah satu penyakit sosial yang ada di dalam masyarakat -- minuman keras. Selain bimbingan alkitabiah untuk menolong orang-orang yang terikat dengan minuman keras (miras), Anda juga dapat membaca tip-tip untuk membantu pecandu berhenti dari miras. Kiranya dengan sajian yang kami hadirkan, penyakit sosial di sekitar kita bisa dipulihkan melalui pelayanan kita. Mari kita terus semangat melayani, Tuhan memberkati.

Pimpinan Redaksi e-Konsel,
Sri Setyawati
< setya(at)in-christ.net >

Pembukaan Kelas Pesta Guru Sekolah Minggu (GSM) Periode September/Oktober 2011

Edisi C3I: e-Konsel 249 - Penyakit Sosial

Anda guru sekolah minggu? Anda terbeban dalam pelayanan anak? Anda ingin terus diperlengkapi dalam melayani di sekolah minggu? Anda rindu mengembangkan talenta Anda dalam bidang pelayanan anak untuk kemuliaan nama Tuhan?

Yayasan Lembaga SABDA kembali membuka kelas Guru Sekolah Minggu (GSM) periode September/Oktober 2011 melalui program Pendidikan Studi Teologi Awam (PESTA) bagi Anda yang terlibat dan terbeban dalam pelayanan anak. Diskusi akan dilakukan melalui milis diskusi (email) dan akan berlangsung mulai tanggal 1 September -- 3 Oktober 2011. ... baca selengkapnya »

Christian Counseling

Edisi C3I: e-Konsel 249 - Penyakit Sosial

Situs berbahasa Inggris ini dikelola oleh Dr. Brian Campbell, seorang psikolog Kristen sekaligus penulis buku. Lewat situs ini, dia ingin berbagi ilmu tentang seluk beluk kejiwaan, dan menolong orang lewat konseling berdasarkan firman Tuhan. Dalam situs ini, Anda bisa membaca artikel, teori singkat, ayat Alkitab, maupun doa yang berkaitan dengan konseling dan kejiwaan. Anda juga dapat berlangganan artikel konseling Kristen mingguan yang diringkas penulis dari bukunya. ... baca selengkapnya »

Definisi, Penyebab, dan Macam-Macam Penyakit Sosial

Edisi C3I: e-Konsel 249 - Penyakit Sosial

G. Kartasaputra mendefinisikan bahwa perilaku penyimpangan adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang, yang tidak sesuai atau tidak menyesuaikan diri dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat, baik yang dilakukan secara sadar ataupun tidak. Bentuk-bentuk penyimpangan tersebut, apabila terus berkembang akan menyebabkan timbulnya penyakit sosial dalam masyarakat. Dengan kata lain, penyakit sosial adalah bentuk penyimpangan terhadap norma masyarakat yang dilakukan secara terus-menerus.

Sama halnya dengan penyakit-penyakit fisik pada umumnya, penyakit sosial pun tidak muncul secara seketika. Ada beberapa faktor yang menyebabkan timbulnya penyakit sosial di masyarakat kita. Faktor-faktor tersebut antara lain: ... baca selengkapnya »

Penyakit Sosial

Edisi C3I: e-Konsel 249 - Penyakit Sosial

Salam damai dalam Kristus,

Penyakit sosial di dalam masyarakat, akhir-akhir ini sepertinya semakin merebak. Keberadaannya tentu membuat masyarakat menjadi cemas, was-was, dan tidak merasa damai. Lebih-lebih kalau ada kerabat kita yang ikut terjangkit. Sebenarnya, apakah yang dimaksud dengan penyakit sosial? Apa saja yang menyebabkan munculnya penyakit sosial dan apa saja jenisnya? Edisi perdana e-Konsel bulan Juli menyajikan informasi tersebut untuk Anda. Selain artikel terkait dengan penyakit sosial, Anda juga bisa menyimak ulasan situs seputar pelayanan konseling, yang dapat menambah daftar referensi Anda. Selamat menyimak.

Pimpinan Redaksi e-Konsel,
Sri Setyawati
< setya(at)in-christ.net > ... baca selengkapnya »

Komentar


Syndicate content