Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs C3I
Kepercayaan Diri
Edisi C3I: e-Konsel 164 - Masalah Tidak Percaya Diri
Aspek memercayai diri.
Jadi memercayai pertimbangan kita, memercayai kemampuan, kebiasaan yang bersumber dari satu hal, yaitu kita mesti memiliki penilaian tentang diri yang lumayan positif.
Diri sebenarnya berasal dari bahan yang kita serap dari lingkungan kita dan terutama adalah dari keluarga kita. Jadi yang dimaksud dengan bahan adalah interaksi, pergaulan antara kita dengan orang tua kita. Yang dimaksud interaksi atau pergaulan adalah hidup bersama-sama dengan orang tua, melihat perilaku mereka, dididik oleh mereka, dinasihati oleh mereka, mengisi diri kita sehingga diri kita itu tidak kosong. Misalkan anak sudah berjanji kepada orang tua akan ada di rumah pada pukul 09.00 malam, ternyata dia pulang pukul 11.00 malam, orang tua pun menjadi marah. Ketika marah, orang tua mengatakan, "Engkau harus belajar menepati janjimu, sebab orang hanya akan percaya kepada engkau kalau engkau bertanggung jawab dengan janjimu." Perkataan tersebut adalah bahan yang akhirnya membentuk diri si anak. Tiba-tiba si anak disadarkan akan satu hal yang mungkin dulu disepelekan olehnya, bahwa perkataannya atau janjinya itu adalah sesuatu yang akan dipegan g oleh orang dan menjadi bahan penilaian orang terhadap dirinya.
Bahan di sini bisa positif maupun negatif. Bahan yang positif dapat menambah kekuatannya, bahan yang negatif justru akan menghancurkan dirinya. Jadi di sini ada dua aspek.
Pertama adalah kekurangan bahan yang positif. Misalnya orang tua jarang bergaul dengan anak, dua-duanya sibuk, pulang malam, jarang mengungkapkan cinta, mengobrol, berdiskusi dengan anak. Hal ini menjadikan defisit, kekurangan dalam diri anak.
Kedua, banyak dampak negatif yang akan timbul bila anak kerap dikritik, dituntut secara berlebihan, dimarahi semau-maunya, dan sebagainya. Hal tersebut adalah interaksi atau bahan-bahan negatif yang diserap oleh si anak sehingga si anak akhirnya memiliki diri yang penuh dengan perasaan-perasaan negatif.
Aspek memercayai diri bersumber dari satu hal, yaitu kita mesti memiliki penilaian tentang diri yang lumayan positif, apakah kita bisa memercayai keputusan yang diambil oleh diri kita ini. Ada orang yang senantiasa ragu-ragu mengambil keputusan. Kerapuhan penilaian diri sangat tampak pada keputusan yang telah diambil, yaitu sering kali keputusan itu diambil bukan berdasarkan pada apa yang kita pikir, apa yang telah kita timbang dengan baik-baik, namun kita sangat dipengaruhi oleh faktor akibat. Kepercayaan diri yang lemah sering kali muncul atau terlihat dalam kasus seperti ini, jadi terlalu memikirkan pandangan orang, penilaian orang nanti akibatnya bagaimana, nanti orang lihat saya bagaimana, sehingga akhirnya keinginan diri, ide dari diri sendiri tertindih dan tidak muncul.
Yang perlu dilakukan untuk mengatasi/membangun kepercayaan diri adalah seperti berikut.
Tahu siapa diri kita di hadapan Tuhan.
- Bereskan dulu relasi kita dengan Tuhan. Firman Tuhan menyatakan bahwa kita ini adalah anak Tuhan, dilihat Tuhan secara khusus dan spesial. Dengan kata lain, kita mesti melihat bahwa kita diciptakan Tuhan bukan karena kebetulan. Memang kita muncul dari orang tua, namun kehadiran kita di dunia ini ditetapkan oleh Tuhan. Dia menghendaki kita ada. Itu berarti Tuhan memunyai rencana dengan kehadiran kita ini dan sebaiknya hidup sesuai dengan rencana Tuhan.
- Mulai mengisi diri kita dengan pergaulan yang positif, kita mencari teman yang positif yang membangun, kita mencari lingkungan yang positif dan membangun relasi dengan baik.
- Memercayai diri.
Di sini kita memang perlu pengalaman sukses, pengalaman keberhasilan, dan juga perlu tanggapan dari orang lain bahwa kita berhasil. Nah, dari kedua hal inilah kita akhirnya perlahan-lahan mulai membangun kepercayaan diri.
Sajian di atas kami ambil/edit dari isi kaset TELAGA No. T014B yang telah diringkas/disajikan dalam bentuk tulisan. Jika Anda ingin mendapatkan transkrip lengkap kaset ini lewat e-mail, silakan kirim surat ke: < owner-i-kan-konsel(at)hub.xc.org> atau < TELAGA(at)sabda.org >. Atau kunjungi situs TELAGA di:
==> http://www.telaga.org/ringkasan.php?kepercayaan_diri.htm