Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs C3I
Artikel
Artikel
Artikel
Untuk Para Wanita Luar Biasa yang Kita Kenal
Submitted by admin on Sun, 01/12/2002 - 00:00Edisi C3I: e-Konsel 029 - Peran Ibu
Para wanita memiliki kekuatan yang membuat kagum para pria. Mereka menggendong anak-anak, mereka menanggung banyak beban, tetapi mereka
Konseling untuk Orang yang Masih Lajang
Submitted by admin on Fri, 01/11/2002 - 00:00Edisi C3I: e-Konsel 027 - Singleness
"Melajang seringkali dipandang sebagai hal yang tidak biasa, kurang beruntung, tidak alami dan bahkan tidak diinginkan," ungkap seorang
Menangani Stres -- Sebelum Menjadi Krisis
Submitted by admin on Tue, 01/10/2002 - 00:00Edisi C3I: e-Konsel 025 - Stres
Kehidupan itu berselang-seling antara masa tenang, masa stres, dan masa krisis. Sebagian besar orang berpikir bahwa kehidupan merupakan
Bagaimana Cara Anak Belajar?
Submitted by admin on Fri, 23/08/2002 - 00:00Jika Saudara memasuki ruang pengemudi sebuah pesawat terbang dengan maksud terbang ke tempat yang jauh, maka akan berguna bagi Saudara bila mengetahui tentang cara terbangnya sebuah pesawat udara dan cara memakainya alat-alat pengemudi tersebut. Tanpa pengetahuan ini tipislah harapan Saudara akan mencapai tempat tujuan itu dengan selamat. Hal ini juga berlaku dalam pelayanan Saudara sebagai guru Sekolah Minggu. Untuk menjadi guru yang efektif, pengertian tentang cara belajarnya para pelajar adalah penting.
Mengenal Tipe Gaya Belajar
Submitted by admin on Wed, 21/08/2002 - 00:00Setiap anak mempunyai dan bekerja dengan model atau gaya belajarnya sendiri. Menurut David Kolb (Styles of Learning Inventory, 1981) ada empat jenis atau tipe gaya belajar.
[Red. Empat jenis/kuadran yang muncul dari dua sumbu/parameter di
bawah ini:
Pengalaman KONGKRET (Perasaan) - Konseptualisasi ABSTRAK (Pikiran)
Eksperimentasi AKTIF (Berbuat) - Pengamatan REFLEKTIF (Observasi)]
a.
Membina Rasa Percaya Diri
Submitted by admin on Wed, 07/08/2002 - 00:00Sudah seyogyanya jika dalam diri anak ditanamkan satu kepercayaan pada kemampuannya untuk membuat suatu keputusan sendiri dan untuk melakukan pilihan sendiri. Di samping itu anak haruslah diberi kesempatan untuk menempuh sesuatu resiko.
Keyakinan Diri
Submitted by admin on Wed, 07/08/2002 - 00:00Kita harus dapat membangun murid-murid kita sehingga di dalam hidup mereka di dunia ini mereka mempunyai rasa percaya diri, yaitu keyakinan bisa melakukan sesuatu. Kemampuan harus disesuaikan dengan ambisi. Ketika kemampuan dan ambisi bisa diseimbangkan, anak didik kita akan sehat jiwanya. Jangan menuntut anak melampaui apa yang ia bisa kerjakan. Jika Saudara menuntut anak terlalu tinggi, akhirnya Saudara membunuh mereka secara tidak kelihatan.
Di Singapore ada seorang anak laki yang sangat tampan berusia 17 tahun. Saya mengenal dia secara pribadi. Tetapi tiga hari setelah lulus SMA, anak ini gantung diri. Mengapa? Karena ayahnya menuntut dia harus lulus ranking pertama. Ketika lulus ia mendapatkan ranking ketiga.
Mulailah dengan Mendengar Pendapat Anak
Submitted by admin on Tue, 23/07/2002 - 00:00Dalam masa tumbuh kembang anak, ada hal yang sangat ditunggu bagi orangtua yakni mendengar bayinya bersuara, tetapi ketika anak kemudian tumbuh dan berkembang serta sudah lancar berbicara, kadang orangtua mengabaikan apa pendapat anak atau apa yang diinginkan anak. Mendengar pendapat anak dan menyejajarkannya dengan pendapat orang dewasa, hingga kini belum banyak dilakukan orang dewasa dan tentu saja menjadi pekerjaan rumah (PR) besar buat kita.
BATASAN USIA ANAKHingga saat ini masih terjadi perbedaan kategori batasan usia anak. Padahal, batasan usia anak akan sangat menentukan siapa yang berhak untuk diberi perlindungan.
Mereka Tidak Bisa Dikarbit
Submitted by admin on Tue, 23/07/2002 - 00:00Tidak seorang pun meragukan pentingnya prestasi intelektual dalam diri seorang anak. Namun prestasi intelektual itu jangan sampai melemahkan keyakinan kita bahwa anak akan mencapai hasil yang sebaik-baiknya kalau mereka diberi kesempatan berkembang sesuai dengan langkah yang ditentukan alam bagi mereka. Soalnya, kalau perkembangan intelektual mereka diburu-buru dan didesak-desak, hasilnya justru akan kurang dibandingkan dengan jika mereka dibiarkan berkembang dengan wajar.
Berikut tiga kasus yang sering dijumpai para psikolog yang bisa dipetik sebagai pelajaran.
- Nani, siswa kelas I SD yang kepandaiannya sedang, dipaksa-paksa oleh orangtuanya untuk belajar komputer.
Hakikat Bermain bagi Anak
Submitted by admin on Tue, 23/07/2002 - 00:00Bermain bagi seorang anak, menurut Guru Besar Psikologi Universitas Indonesia Prof. Dr. S.C. Utami Munandar, tidak tergantung pada mahal-murahnya permainan atau alat permainan yang digunakan. "Karena bermain adalah kebutuhan. Dengan bermain anak-anak bisa mengembangkan semua potensi di dalam dirinya, moral, sosial, emosi, ekspresi, dan sebagainya," katanya.
Pendapat senada juga diungkapkan Dra. Yanti B. Suganda, sarjana psikologi UI yang mengasuh sebuah rubrik mengenai keluarga di sebuah radio swasta Jakarta. Menurut dia, bermain yang murni adalah membiarkan anak bersenang-senang tanpa harus menjadi pintar, atau harus ada pelajaran tertentu di dalam permainan itu.