Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs C3I
Artikel
Artikel
Artikel
Usia Senja, Siapa Takut?
Submitted by admin on Mon, 15/01/2007 - 00:00Edisi C3I: e-Konsel 128 - Mendampingi Para Lanjut Usia
Pada umumnya, semua manusia ingin panjang umur, tetapi sedikit yang mau menjadi tua. Itulah salah satu penyebab bertumbuhnya salon-salon
Seni Berkunjung Kepada Orang Sakit
Submitted by admin on Wed, 03/01/2007 - 00:00Penyakit dapat menyerang siapa pun. Tidak ada orang yang sudah siap menangkal penyakit yang bakal datang menyerangnya. Ada penyakit yang
Tolong, Saya Bertambah Tua!
Submitted by admin on Mon, 01/01/2007 - 00:00Edisi C3I: e-Konsel 127 - Para Lanjut Usia
Usia tua sering dipandang sebagai masa yang tidak produktif dan
tidak berguna. Bob Buford, pendiri Jaringan Kepemimpinan, menuliskan
dalam bukunya bahwa usia produktif seseorang hanyalah pada empat
dekade pertama kehidupannya sedangkan sisanya adalah masa-masa
kemunduran diri. Namun, pandangan ini berbeda sekali dengan Alkitab.
Pertanyaan "Mengapa"
Mengapa kita menjadi tua? Mungkin itulah pertanyaan yang sering muncul. Tak seorang pun akan bertambah muda. Seiring pertambahan usia, perubahan fisik pun mulai muncul.
Menemukan Sukacita Natal
Submitted by admin on Fri, 15/12/2006 - 00:00Edisi C3I: e-Konsel 126 - Sukacita Natal
Syair salah satu lagu Natal berbunyi, "It`s the most wonderful time of the year" (Natal adalah saat yang terindah sepanjang tahun). Bagi
Ma, Apakah Papa Layak Bertemu Tuhan Yesus?
Submitted by admin on Tue, 05/12/2006 - 00:00Seperti kata pepatah, "Cinta itu BUTA" dan itulah yang aku alami. Karena cinta aku diusir dari rumah; orang tuaku tidak mengakuiku
Aku Bukan Lesbian
Submitted by admin on Tue, 05/12/2006 - 00:00Asap rokok memenuhi ruangan yang berukuran cukup luas itu, sesekali terdengar umpatan sekaligus makian keluar dari mulut seorang wanita. Dari tekanan suaranya, sangat jelas dia sedang marah.
Apartement yang bernuansa Navy color menjadi saksi hidup kemarahan Sandra siang itu, kehilangan orang yang sangat dia cintai, seseorang yang selalu hadir saat suka dan duka membuatnya kehilangan pegangan. Seseorang yang sangat mengerti apa yang dia rasakan, melebihi orang tuanya sendiri.
Statusnya sebagai perantau di Metropolitan, tanpa sanak saudara, dia membutuhkan sesorang yang bisa menjadi sahabat untuk berbagi.
Aku Jual "Segalanya" Demi Sepotong Cinta
Submitted by admin on Tue, 05/12/2006 - 00:00Aku teramat mencintainya, dia laki-laki pertama yang mengisi relung hatiku. Apapun aku lakukan untuk mempertahankan hubungan kami, walau kenyataan yang aku hadapi setelah menjadi kekasihnya adalah kehilangan banyak sahabat, itu karena mereka tidak menyetujui hubungan kami.
"Dia itu play boy cap Gayung!", kata Vivi dengan geram, saat tahu aku menerima Melvine sebagai kekasihku.
"Dia tidak hanya kurang ajar, tapi laki-laki yang tidak punya perasaan", Cindy pun tak kalah emosi dan ikutan memberikan komentar.
Aku sama sekali tidak menggubris omongan sahabat-sahabatku, itu karena aku begitu mencintainya.
Perayaan Yang Penuh Sukacita
Submitted by admin on Tue, 05/12/2006 - 00:00Bacaan :
Saat Allah menunjukkan kebaikan-Nya, Dia senang bila kita
Ibu Full Time Bekerja Dan Ibu Full Time Di Rumah
Submitted by admin on Fri, 01/12/2006 - 00:00Edisi C3I: e-Konsel 125 - Wanita Karier dan Keluarga
Sebelum menikah, kita menyusun cita-cita setinggi langit. Kita berusaha meraih pendidikan setinggi bintang dan karier setinggi- tingginya. Ketika baru menikah kita mengangankan anak-anak yang lucu dan mungil. Kita pun menyusun idealisme orang tua yang baik. Tanpa terasa konflik antara idealisme dan cita-cita mulai muncul. Kita mulai dihadapkan kepada realita bahwa hidup sangatlah kompleks. Anda tidak sendiri. Ada banyak ibu-ibu yang bergumul untuk hal ini.
Ibu Full Time Bekerja:
Saya ibu dari dua orang anak (usia dua dan tiga tahun) dan bekerja "full time" sebagai sekretaris. Kedua anak saya sepenuhnya diasuh oleh "baby-sitter".
Betapa Serius Dusta, Ternyata
Submitted by admin on Wed, 15/11/2006 - 00:00Edisi C3I: e-Konsel 124 - Dusta
Mengapa Hukum Allah ada sepuluh pasal? Dengan perkataan lain, mengapa "dasa"? Mengapa bukan, misalnya "panca" atau "sapta"? Orang Yahudi punya semacam legenda yang cukup populer menjawab pertanyaan ini. Mengapa jumlahnya "sepuluh", itu pasti bukanlah karena angka itu angka keramat. Bagi orang Yahudi, angka "tujuh" secara simbolis lebih bermakna. Atau "dua belas". Kata yang empunya cerita, konon Allah tiba pada angka "sepuluh" itu, setelah proses tawar-menawar yang cukup panjang dengan Musa. Semula Yahweh menghendaki angka yang jauh lebih tinggi. Alasan-Nya, hukum itu mesti dibuat sejelas mungkin agar tidak disalahtafsirkan. Karena itu, mesti dibuat amat perinci. Tapi Musa keberatan.
Komentar
