Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs C3I

Masalah Hidup

Masalah Hidup

artikel tentang Masalah Hidup

artikel tentang Masalah Hidup

Skizofrenia Atau Kerasukan Setan?

Edisi C3I: e-Konsel 180 - Membedakan Gangguan Jiwa dan Kerasukan Setan

Setiap tahun, banyak orang yang memiliki masalah emosional dianggap kerasukan setan, namun kerasukan setan sering kali bukanlah penyebabnya. Keputusasaan yang dirasakan penderita anggapan yang salah ini (khususnya setelah pengusiran setan gagal menyelesaikan masalah) sering kali lebih merugikan daripada sumber permasalahan yang sebenarnya. ... baca selengkapnya »

Sumber
Halaman: 
308 -- 309
Judul Artikel: 
Schizophrenia or Demon Possession?
Judul Buku: 
Leadership Handbook of Outreach and Care
Pengarang: 
Archibald D. Hart
Penerbit: 
Bakers Book
Kota: 
Michigan
Tahun: 
1994

Masalah-Masalah Seputar Kerasukan Setan

Edisi C3I: e-Konsel 180 - Membedakan Gangguan Jiwa dan Kerasukan Setan

Di tengah pelayanan-Nya, Tuhan Yesus sering kali mengusir setan dari orang-orang yang kerasukan setan. Misalnya, dalam Markus 9 diceritakan tentang seorang pemuda yang dirasuk setan. Pemuda itu tidak dapat berbicara, dan sering kali dihempas-hempaskan di tanah oleh setan. Murid-murid Yesus tidak dapat berbuat apa-apa, oleh sebab itu Yesus mengusir setan itu dari tubuh pemuda tersebut dan menyembuhkannya. Apakah setan masih merasuk dan melakukan hal-hal yang sama hari ini? Ajaran Alkitab dan pengalaman-pengalaman

Skizofrenia atau Kerasukan Setan?

Edisi C3I: e-Konsel 180 - Membedakan Gangguan Jiwa dan Kerasukan Setan

Setiap tahun, banyak orang yang memiliki masalah emosional dianggap kerasukan setan, namun kerasukan setan sering kali bukanlah penyebabnya. Keputusasaan yang dirasakan penderita anggapan yang salah ini (khususnya setelah pengusiran setan gagal menyelesaikan masalah) sering kali lebih merugikan daripada sumber permasalahan yang sebenarnya.

Konselor pastoral harus mampu membedakan kerasukan setan dan gangguan mental yang serius, seperti skizofrenia. Yang pertama harus dilakukan adalah memeriksa apakah seseorang menderita penyakit atau tidak, baik mental atau pun fisik. Pemikiran untuk memeriksa apakah seseorang mengalami kerasukan dapat dilakukan hanya jika semua penjelasan alamiah yang mungkin menjadi penyebabnya tidak mencukupi. ... baca selengkapnya »

Gangguan Kejiwaan

Edisi C3I: e-Konsel 179 - Gangguan Jiwa

Memang telah terbukti bahwa musik dapat menenangkan jiwa, terutama pada saat-saat mengalami stres dan krisis. Hal ini menjadi alasan bagi banyak orang untuk mengembangkan pendekatan konseling yang dikenal sebagai "Music Therapy".

Pada masa mudanya, Daud pernah mendapat panggilan untuk menghadap Raja Saul. Menurut 1 Samuel 16, Raja Saul sedang terganggu jiwanya karena roh jahat yang merasukinya. Penasihat-penasihat raja mengusulkan untuk mencari seseorang yang pandai memainkan kecapi, yang diharapkan dapat menenangkan jiwa raja pada saat-saat raja mengalami gangguan kejiwaan. Daud adalah orang pilihan tersebut, dan ternyata terapi musik itu membawa hasil yang baik. ... baca selengkapnya »

Gangguan Kejiwaan

Edisi C3I: e-Konsel 179 - Gangguan Jiwa

Memang telah terbukti bahwa musik dapat menenangkan jiwa, terutama pada saat-saat mengalami stres dan krisis. Hal ini menjadi alasan bagi banyak orang untuk mengembangkan pendekatan konseling yang dikenal sebagai "Music Therapy". Pada masa mudanya, Daud pernah mendapat panggilan untuk menghadap Raja Saul. Menurut 1 Samuel 16, Raja Saul sedang terganggu jiwanya karena roh jahat yang merasukinya. Penasihat-penasihat raja mengusulkan untuk mencari seseorang yang pandai memainkan kecapi, yang diharapkan
Sumber
Halaman: 
151 -- 156
Judul Buku: 
Konseling Kristen yang Efektif
Pengarang: 
Dr. Gary R. Collins
Penerbit: 
Seminari Alkitab Asia Tenggara
Kota: 
Malang
Tahun: 
1998

Mengatur Waktu

Satu tanda kedewasaan seseorang terletak pada kemampuan orang itu untuk mengatur waktunya. Waktu adalah sesuatu yang dimiliki oleh semua orang. Kita tidak mempunyai kecerdasan yang sama, karunia rohani yang sama, atau kepribadian yang identik, tetapi kita semua mempunyai waktu 24 jam sehari. Yang membuat kita berbeda bukanlah soal banyaknya waktu yang kita miliki, melainkan bagaimana kita menggunakan waktu itu. ... baca selengkapnya »

Terjatuh dan Tak Bisa Bangkit Lagi

Edisi C3I: e-Konsel 172 - Melawan Keputusasaan

Kita semua pernah terjatuh sesekali, bukan hanya secara fisik, tapi juga secara emosional. Dan membangkitkan diri kita kembali lebih mudah diucapkan daripada dilakukan. Kita tidak membutuhkan bakat khusus untuk menyerah atau berbaring di tengah jalan kehidupan dan berkata, "Aku berhenti!" Faktanya, jalan menuju keputusasaan dan kekecewaan yang kronis berawal dari sebuah hari yang normal yang berakhir dengan timbunan kekecewaan-kekecewaan kecil. Kekecewaan memunyai definisi: "gagal untuk memenuhi
Sumber

Jangan Menyerah!

Edisi C3I: e-Konsel 172 - Melawan Keputusasaan

Ketika Hitler melancarkan serangannya melawan Inggris selama berlangsungnya Perang Dunia II, Winston Churchill diminta untuk berbicara kepada para pasukan London yang patah semangat. Di situ, ia hanya mengemukakan enam kata pemberi semangat: "Jangan pernah menyerah! Jangan sekali-kali menyerah!" ... baca selengkapnya »

Melawan Keputusasaan

Edisi C3I: e-Konsel 172 - Melawan Keputusasaan

Sumber
Judul Artikel: 
TELAGA - kaset No. T101B (e-konsel Edisi 172)

Optimisme Kristen

Edisi C3I: e-Konsel 171 - Optimis

Ayat: Mazmur 27

Ketakutan yang dirasakan oleh manusia bersumber dari rasa ketidakmampuan dan ketidakberdayaannya untuk mengatasi suatu konflik atau krisis yang terjadi dalam hidupnya. Ketika menghadapi tantangan dan serangan yang begitu hebat dari musuh-musuhnya (2-3), Daud tidak hancur, tidak gentar, dan tidak meragukan Allah sedikit pun. Ia pasti memunyai kunci hidup tegar dan kokoh menghadapi krisis -- sesuatu yang sangat diperlukan oleh orang Kristen di Indonesia agar mampu melewati setiap badai yang saat ini melanda negara kita dengan tetap teguh berpegang pada kebenaran iman Kristen. Apa saja kunci itu? ... baca selengkapnya »

Komentar


Syndicate content