Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs C3I

Masalah Hidup

Masalah Hidup

artikel tentang Masalah Hidup

artikel tentang Masalah Hidup

Menjaga Hubungan dengan Keluarga Suami/Istri

Edisi C3I: e-Konsel 248 - Menjaga Hubungan dengan Keluarga Suami/Istri

Salam kasih,

Dalam bidang pelayanan konseling, tidak sedikit konseli yang datang kepada konselor mengeluh mengenai hubungannya dengan mertua atau menantu. Banyak yang mencari cara agar hubungan mertua-menantu yang sedang dijalani, dapat berjalan dengan baik dan penuh keharmonisan. Sayangnya, tidak semua mertua/menantu bisa memiliki hubungan yang harmonis. Terlalu banyak faktor bawaan dari mertua/menantu yang menjadi masalah bagi hubungan mereka.

Artikel e-Konsel minggu ini, akan menolong Anda untuk mengurai lagi faktor-faktor apa saja yang mengakibatkan masalah-masalah tersebut, dan bagaimana cara agar hubungan mertua-menantu bisa berjalan dengan baik. Simak pula komentar para Sahabat Konsel mengenai masalah mertua/menantu di Facebook Konsel yang tersaji di kolom Komunitas Konsel. Kiranya menjadi berkat bagi Anda semua.

Staf Redaksi e-Konsel,
Davida Welni Dana

Apakah Definisi Biseksualitas? Mengapa Kita Sekarang Sering Mendengarnya?

Biseksual adalah seorang yang terlibat, baik dalam aktivitas intim heteroseksual maupun homoseksual. Sejak pertengahan tahun 1970-an, biseksual sudah menjadi kebiasaan di kalangan "swinger" (orang yang suka berganti-ganti pasangan) dan banyak dipublikasikan di media Amerika. Bahkan, sampul depan majalah Cosmopolitan memampang pertanyaan seperti ini, "Apakah Biseksualitas Masuk Akal (atau Bahkan Bisa Dilakukan) bagi Orang Normal?" Di bagian dalam tertera judul, "Apakah Anda siap bertemu dengan lesbian? Tragisnya, banyak wanita 'normal' yang menyukai pria menyatakan siap." Artikel ini menyimpulkannya dengan pernyataan, 'Apakah kita ditentukan menjadi biseksual atau tidak, masih menjadi pertanyaan. Namun, apa pun yang terjadi pada masa yang akan datang, saya menyimpulkan bahwa, saat ini, bagi kebanyakan orang yang telah mencobanya, biseksualitas menawarkan gaya hidup yang memuaskan dan menyenangkan." ... baca selengkapnya »

Menjalin Hubungan Harmonis Mertua dan Menantu

Mertua adalah orangtua pasangan Anda. Anda sebagai menantu hendaknya memperlakukannya sama seperti orangtua Anda juga. Harmonisnya hubungan mertua dan menantu menjadi idaman siapa saja, karena ketidakharmonisan tersebut bisa berujung pada hal-hal yang tidak diinginkan. Berikut ini adalah beberapa tips menjalin hubungan yang baik antara mertua dan menantu:

Kenali Sejak Awal

Saat Anda menikah, Anda bukan hanya akan bersatu dengan pasangan Anda saja, tapi juga seluruh keluarganya, termasuk orangtuanya. Jadi, sebisa mungkin kenalilah orangtuanya sebelum menikah. Paling tidak minta pendapat yang jujur dari pasangan Anda, apakah kira-kira Anda akan cocok dengan orangtuanya. ... baca selengkapnya »

Awas! Ada Mertua Galak!

A: Siapa wanita dalam Alkitab yang paling bahagia?
B: Ester, Miryam ....
A: Salah! Yang betul adalah Hawa.
B: Lho... mengapa Hawa?
A: Karena Hawa tidak punya mertua!

Itulah sebuah anekdot negatif tentang mertua. Banyak orang memunyai gambaran buruk tentang mertua. Biasanya mertua, lebih-lebih ibu mertua, digambarkan sebagai galak, bawel, cerewet, dan serba mau tahu. Akibatnya, hubungan menantu dan mertua sering digambarkan sebagai menegangkan dan sewaktu-waktu dapat meledak menjadi keributan.

Perasaan-perasaan apa yang sebenarnya banyak melatarbelakangi hubungan menantu dan mertua? Mari kita telaah dari sudut pandang mereka masing-masing. ... baca selengkapnya »

Bagaimana Seharusnya Sikap Orang Kristen terhadap Homoseksualitas?

Saya percaya bahwa kewajiban kita adalah membenci dosa tetapi mengasihi orang yang berdosa. Manusia, baik laki-laki maupun perempuan, yang mengalami hasrat homoseksual belum menemukan jalan hidup mereka; hal itu terjadi karena sebab-sebab yang tidak dapat mereka ingat maupun jelaskan. Beberapa orang pernah menjadi korban pengalaman seksual traumatik pada usia dini oleh orang-orang dewasa yang mengeksploitasi mereka. Saya ingat seorang remaja homoseksual bercerita tentang ayahnya yang pemabuk memaksanya untuk tidur dengan ibunya setelah pesta malam Tahun Baru yang liar. Kejijikannya terhadap persetubuhan heteroseksual pun menjadi mudah ditelusuri. ... baca selengkapnya »

Perlunya Mengapresiasi Prestasi Anak

Apresiasi adalah salah satu bentuk tindakan yang perlu diberikan kepada anak-anak, atas apa yang telah mereka lakukan. Mereka sudah berusaha dan melakukan yang bisa mereka lakukan, untuk itu kita sepatutnya menghargai jerih lelah mereka. Seperti apakah pendapat Sahabat e-Konsel tentang mengapresiasi prestasi anak? Silakan simak penuturan para Sahabat yang tergabung dalam Facebook e-Konsel berikut ini.

e-Konsel: "Mengapa kita perlu mengapresiasi prestasi anak? Cara apa yang bisa kita lakukan untuk mengapresiasi prestasi anak?"

Komentar

Theresia S. Setyawati: Supaya anak bisa semakin termotivasi untuk rajin belajar.

e-Konsel: @ Theresia: Betul, banyak anak merasa dihargai dengan adanya apresiasi dari orang tua/orang lain. ... baca selengkapnya »

Sikap Mengharap yang Berlebih Atas Prestasi Sekolah Anak

Diringkas oleh: Sri Setyawati

Bila kita berbicara mengenai prestasi sekolah anak, tidaklah semudah yang kita bayangkan. Untuk itu, sebaiknya kita jangan terlampau cepat mengatakan bahwa anak kita adalah anak yang kurang mampu mengikuti pelajaran atau anak bodoh, jika anak kita menampilkan prestasi yang buruk di sekolah. Banyak faktor yang memengaruhi prestasi sekolah anak. Faktor-faktor tersebut bisa berasal dari diri anak sendiri atau bisa juga dari luar diri anak. Faktor dari diri anak misalnya kecerdasan, kepribadian, dan motivasi/hasrat untuk berprestasi. Sementara faktor dari luar meliputi lingkungan sekolah (guru, teman, situasi belajar), rumah (hubungan anak dengan orang tua dan saudara), dan masyarakat. Namun, di antara faktor-faktor tersebut, orang tua menempati peranan yang terbesar dalam banyak hal. Orang tua adalah tokoh penting dalam kehidupan seorang anak. Jadi, tidaklah mengherankan apabila orang tua memberikan pengaruh yang luas terhadap diri anak, terutama dalam perkembangan kepribadian anak. Sikap orang tua, corak hubungan orang tua-anak dan minat, serta perhatian orang tua terhadap sekolah, bisa memengaruhi prestasi anak. ... baca selengkapnya »

Mengapresiasi Prestasi Anak

Salam kasih,

Sahabat Konsel, semua orang tua pasti berharap anaknya kelak akan menjadi orang yang berhasil dalam studi maupun karier. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika banyak orang tua rela mengeluarkan banyak uang untuk mendukung prestasi anak-anak mereka. Sayangnya, orang tua terkadang tidak sadar bahwa dia terlalu berharap lebih kepada anak-anaknya. Hal ini bisa menjadi masalah, karena anak-anaklah yang akan merasa "tidak berguna" jika ternyata kemampuan mereka tidak sesuai dengan harapan orang tua. Inilah yang justru menghambat anak untuk berprestasi. Simak lebih lanjut tentang sikap orang tua yang berharap lebih di edisi ini. Simak juga kolom Komunitas Konsel yang membahas "Perlunya Mengapresiasi Prestasi Anak". Selamat membaca.

Redaksi Tamu e-Konsel,
Truly Almendo Pasaribu

Malas Belajar

Dewasa ini, banyak orang tua mengeluh bahwa anak mereka malas belajar dan kesenangannya hanyalah bermain. Pertanyaannya adalah, mengapa?

  1. Sekarang bersekolah telah melebihi pekerjaan purnawaktu, dan anak membutuhkan porsi waktu santai yang lebih besar.

  2. Kebanyakan proses pembelajaran di sekolah masih mengandalkan metode menghafal dan penjelasan yang abstrak. Metode ini sangat kontras dengan permainan anak yang merangsang kreativitas. Itu sebabnya, banyak anak tidak menyukai pelajaran sekolah dan memilih bermain.

Menolong Anak Agar Tidak Malas Belajar

Ditulis oleh: Sri Setyawati

"Kenapa sih, kamu ini malas sekali kalau disuruh belajar?" omel seorang ibu. Keluhan semacam ini mungkin pernah Anda ucapkan ketika anak Anda tidak mau belajar. Lalu apa yang Anda lakukan? Menjewer, memukul, menarik dan mendudukkannya ke kursi, serta menungguinya untuk belajar?

Mengapa anak-anak malas belajar? Apa saja yang menyebabkannya? Ada banyak faktor yang menyebabkan anak malas belajar. Secara umum, faktor-faktor tersebut bisa dikelompokkan ke dalam dua bagian. ... baca selengkapnya »

Komentar


Syndicate content